Pilpres Amerika Serikat

Paus Kritik Harris dan Trump, Minta Umat Katolik AS Pilih Capres yang Kejahatannya Lebih Kecil

Dia mengatakan umat Katolik di AS harus “memilih yang tidak terlalu jahat” ketika mereka memberikan suara pada bulan November.

Editor: Agustinus Sape
REUTERS
Paus Fransiskus mengadakan konferensi pers di atas pesawat kepausan dalam penerbangannya kembali setelah perjalanan 12 hari melintasi Asia Tenggara dan Oseania, Jumat 13 September 2024. 

POS-KUPANG.COM, ROMA - Paus Fransiskus kemarin mengkritik mantan Presiden AS Donald Trump atas rencananya untuk mendeportasi jutaan imigran dan Wakil Presiden Kamala Harris atas pendiriannya yang mendukung hak aborsi.

Ketika ditanya tentang pemilihan presiden AS dalam penerbangannya kembali ke Roma dari Singapura, Paus Fransiskus mengatakan tidak menerima migran adalah dosa “berat”, dan menyamakan aborsi dengan “pembunuhan”.

Dia mengatakan umat Katolik di AS harus “memilih yang tidak terlalu jahat” ketika mereka memberikan suara pada bulan November, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Paus Fransiskus berbicara dalam konferensi pers dengan para jurnalis setelah tur 12 hari melintasi Asia Tenggara dan Oseania.

Meskipun Paus tidak menggunakan nama Trump dan Harris, ia merujuk secara spesifik pada kebijakan dan gender mereka.

Meski mengkritik kedua kandidat, dia mengatakan umat Katolik harus memilih.

“Tidak memilih itu buruk,” kata Paus berusia 87 tahun itu. "Itu tidak baik. Anda harus memilih.”

“Anda harus memilih kejahatan yang lebih kecil,” katanya. “Siapakah yang lebih jahat? Wanita itu, atau pria itu? Aku tidak tahu. Setiap orang, dalam hati nurani, (harus) berpikir dan melakukan ini.”

Umat ​​​​Katolik di Amerika, yang berjumlah sekitar 52 juta orang di seluruh negeri, sering dianggap sebagai pemilih tetap (swing voter) yang penting.

Di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran, termasuk Pennsylvania dan Wisconsin, lebih dari 20 persen orang dewasa beragama Katolik.

Paus Fransiskus, pemimpin sekitar 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, biasanya berhati-hati dalam mempertimbangkan pemilu politik nasional.

Namun ia kerap mengkritik aborsi, yang dilarang oleh ajaran Katolik, dengan tajam.

Dia juga sebelumnya mengkritik retorika anti-imigran Trump. Selama pemilu tahun 2016, dia mengatakan bahwa Trump “bukan orang Kristen” dalam pandangannya.

Kemarin, Paus Fransiskus mengatakan kebijakan kedua kandidat “bertentangan dengan kehidupan”.

“Entah yang mengusir migran, atau yang membunuh anak-anak,” kata Paus. “Keduanya menentang kehidupan.”

Baca juga: Kamala Harris Berpeluang Jadi Perempuan Pertama Menjabat Presiden Amerika Serikat

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved