UKAW

Ketua Pembina Yayasan UKAW Ingatkan Pentingnya Bijak Dalam Bersikap dan Mengambil Keputusan  

Dalam pidatonya, De Haan membagikan kisah seorang tukang yang memutuskan untuk pensiun setelah bekerja selama 20 tahun di perusahaan perumahan.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Ketua Pembina Yayasan UKAW Drs. Djidon de Haan, M.Si (8 dari kiri ) saat meniup lilin pada perayaan Dies Natalis UKAW ke-39. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Pembina Yayasan UKAW, Drs. Djidon De Haan, M.Si, menyampaikan pesan penting, "Jangan ambil jalan pintas, jangan suka mencampuri urusan orang lain, dan jangan mengambil keputusan saat sedang emosi." 

Pesan ini disampaikan dalam acara Ibadah Syukur Dies Natalis Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) ke-39, Wisuda Sarjana ke-68, dan Pascasarjana ke-23, yang berlangsung di Aula Yohanes, Kampus UKAW, Rabu, 4 September 2024.

Ibadah Syukur dipimpin oleh Pdt. Yulian Widodo, M.Th, dengan tema "Beritakanlah Kabar Baik" (Lukas 4:18-19) dan subtema "Roh Tuhan Memampukan Sivitas Akademika UKAW Menerobos Rintangan AI Melalui Aneka Karya Nyata yang Inovatif dan Kreatif Berkarakter Imago Dei."

Sambutan singkat Ketua Pembina Yayasan yang selalu disertai ilustrasi memikat membuat hadirin yang terdiri dari calon wisudawan dan orang tua terkesan dengan pesan-pesan yang disampaikan.

Menurut De Haan, para wisudawan diingatkan agar berhati-hati terhadap tiga hal: jangan mengambil jalan pintas, jangan mencampuri urusan orang lain, dan jangan mengambil keputusan saat emosi.

Dalam pidatonya, De Haan membagikan kisah seorang tukang yang memutuskan untuk pensiun setelah bekerja selama 20 tahun di perusahaan perumahan.

Bosnya memberikan tiga nasihat penting: jangan ambil jalan pintas, jangan ikut campur dalam keputusan orang lain, dan jangan mengambil keputusan saat sedang emosi. Ketika dalam perjalanan pulang, tukang tersebut dihadapkan pada situasi di mana setiap nasihat tersebut menyelamatkannya dari bahaya.

De Haan mengisahkan bahwa setelah bekerja 20 tahun, tukang itu minta pamit kepada bosnya. Katanya: “Bos saya mau pulang ke kampung, saya mau hidup kembali bersama keluarga saya. Bosnya menjawab: “Oke baiklah, namun sebelum ada pergi saya ingin memberikan nasehat kepada Anda, dan semoga berguna. Pertama, jangan ambil jalan pintas, atau jalan potong. Yang kedua, jangan ikut campur keputusan orang lain. Dan yang ketiga, jangan ambil keputusan saat Anda sedang emosi”. 

Setelah menerima gaji dan uang pesangonnya maka pergilah tukang itu menuju kampung halamannya.

Dalam perjalanan pulang sampailah si Tukang pada persimpangan jalan. Pada persimpangan jalan itu terdapat juga jalan pintas untuk ia bisa lebih cepat ke kampungnya.

Saat ini mau mengambil jalan pintas, teringatlah dia pada kata-kata nasehat pertama dari bosnya: “ingat jangan ambil jalan pintas”.

Baca juga: Rektor UKAW Apresiasi Kerja Keras Dosen Pascasarjana Teologi di Bidang Penelitian dan Pengabdian

Maka ia menempuh jalan lain walaupun lebih lama untuk tiba di kampungnya nanti. Pada sore harinya tersiar kabar bahwa beruntunglah orang-orang yang tidak mengambil jalan pintas di simpang tiga tadi, karena banyak orang yang lewat di jalan itu dirampok habis-habisan oleh orang jahat.

Si tukang bersyukur bahwa Ia luput dari marabahaya karena tidak mengambil jalan pintas. Ketika malam tiba, maka ia terpaksa harus bermalam di sebuah penginapan.

Saat tengah malam dia mendengar ada keributan di depan kamarnya, dan terdengar suara seorang Perempuan. Maka tergeraklah hati si tukang untuk mau keluar dari kamarnya untuk menolong Perempuan itu.

Tapi saat dia mau keluar dari kamarnya ia kembali teringat nasehat kedua dari Bosnya: Ingat jangan ikut campur urusan orang lain”. Maka si tukang mengurungkan niat keluar kamarnya dan kembali tidur. Saat bangun pagi orang-orang menceritakan bahwa ternyata Perempuan itu semalam dengan belati terhunus ada mencari seorang laki-laki yang ingin ia bunuh dengan belatinya yang juga menginap di penginapan si tukang itu.  

Si tukang kembali bersyukur untuk semalam dia mengurungkan niatnya untuk mau mencampuri urusan orang lain. Si tukang  kemudian melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Setelah sampai di rumah, karena malam hari, pintu depan tertutup, maka ia masuk dari belakang.

Saat tiba di kamarnya dia melihat istrinya ada tidur di kamar dengan seorang lak—laki muda. Maka tersulutlah emosinnya dan berpikir bahwa istrinya telah tidak setia dan mengkhianati dirinya. Ia menjadi marah dan bergegas mencari pisau di dapur untuk  membunuh mereka berdua.

Karena berpikir bahwa istrinya ada bersama laki-laki lain dan berlaku tidak setia. Namun saat itu ia kembali teringat nasehat ketiga dari bosnya: “Jangan ambil Keputusan saat emosi”. Maka si tukang menenangkan diri, dan kemudian baru ia sadari bahw ternyata yang ada di kamarnya itu adalah anak laki-laki sendiri. Bagaimana jadinya kalau dia tidak dapat mengendalikan emosinya dan mengambil Tindakan membunuh kedua orang itu yang ternyata anaknya sendiri yang ada datang menginap dirumah orang tuanya. Jadi para calon wisudawan dan wisudawati dan kita semua yang hadir dalam acara syukuran ini hendaknya juga hal ini menjadi Pelajaran bagi kita semua. Ingat jangan ambil jalan pintas. Karena banyak orang ambil jalan pintas ingin kaya berakhir di penjara. Banyak orang yang suka mencampuri urusan orang juga berakhir di penjara. Juga jangan ambil keputusan saat anda emosi, karena tempatnya nanti di penjara.

De Haan menekankan bahwa nasihat ini relevan bagi semua, terutama bagi para calon wisudawan. Mengambil jalan pintas, mencampuri urusan orang lain, dan membuat keputusan dalam keadaan emosi seringkali membawa konsekuensi buruk, bahkan bisa berakhir di penjara.

Selain menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan orang tua, De Haan juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor UKAW, Prof. Dr. Ir. Godlief Neonufa, MT, serta jajaran pimpinan rektorat, para dekan, dosen, dan tenaga kependidikan yang telah bekerja keras sehingga 501 mahasiswa siap diwisuda pada Jumat, 6 September 2024 nanti.

"Kita semua patut bersyukur kepada Tuhan atas dua peristiwa penting hari ini: Dies Natalis ke-39 dan Wisuda pada tanggal 6 September nanti. Tuhan itu baik, dan kita wajib bersyukur atas segala yang telah dilakukan-Nya," ujar De Haan. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved