Wisata NTT
Wisata NTT, Pesona Kampung adat Boti , Tradisi Leluhur yang Masih di Pegang Teguh
Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS mempunyai bebera desa adat. Bahkan diantaranyta masih memegang teguh warisan leluhur
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS mempunyai bebera desa adat. Bahkan diantaranyta masih memegang teguh warisan leluhur .
Salah satu kampung atay desa adat adalah kampung Boti yang didiami oleh Suku Timor Boti . Bahkan hingga kini l pria Boti masi memakai mengikat rambut bak konde pada wanita .
Dikutip dari parekrafntt.id, secara administratif, Kampung Adat Boti terletak di desa Boti, Kecamatan Kie Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kampung Adat Boti terletak pada titik koordinat UTM 51 667428 8904663. Desa Boti terletak di ketinggian 200-860 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Wilayah Boti dikelilingi bukit Tubu Hue, Tubu Neo, Tubu Nakpees dan Tubu Koko di wilayah bagian utara dan Tubu Santian di bagian selatan.
Baca juga: Wisata NTT , Liburan ke Alor Wajib Kunjungi 10 Destinasi Eksotik ini, Ada Spot Snorkeling
Selain itu, wilayah Desa Boti juga dialiri sungai-sungai besar yaitu sungai Noe Betpena , Noe Tipu dan Noe Tifuyang bermuara ke laut Timor.
Tubu dalam bahasa lokal berarti bukit, sedangkan Noe berarti sungai. Bukit dan sungai tersebut sekaligus digunakan sebagai batas wilayah Desa Boti (Giyanto, 2015: 19).
Masyarakat di Kampung Adat Boti dikenal masih mempertahankan sistem adat dan kepercayaan tradisional masyarakat pulau Timor yang biasa disebut dengan ajaran Halaika.
Secara umum, keyakinan Halaika melakukan pemujaan kepada Uisneno (Tuhan Penguasa Langit), Uis Oe (Penguasa Air) dan Uis Pah yang diyakini sebagai penguasa alam roh (Middelkoop,1960; Konay, 2018).
Penduduk Kampung Adat Boti yang masih mempertahankan budaya dan kepercayaan Halaika disebut dengan orang Boti Dalam .
Masyarakat Boti Dalam masih memakai pakaian tradisional mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Air Terjun Sunsa Kompol di Manggarai Barat, Kesegaran di Lereng Poso Kuwuh
Atribut yang digunakan sehari-hari bagi pria menggunakan kain selimut, selendang dan baju tenun dari kapas serta ikat kepala dari kain batik, serta membawa parang dan tas kecil berisikan sirih pinang, untuk wanita menggunakan sarung dan baju tenun dan menggunakan perhiasan dari perak dan kuningan.
Aksesoris lain yang digunakan adalah kalung manik-manik berwarna jingga yang berasal dari India yang disebut dengan mutisalah (Azis & Nayati, 2014: 61).
Alat musik tradisional dalam adat boti dalam adalah gong dari besi. Masyarakat Boti Dalam tidak memiliki pengetahuan untuk membuat gong, dan mempercayai cerita keramat tentang keberadaan gong di Boti Dalam.
Keberadaan mutisalah dan gong di Boti merupakan bukti adanya perdagangan kayu cendana di Pulau Timor di masa lampau (Giyanto, 2015: 117).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.