Wisata NTT
Wisata NTT , Budaya Berburu Paus Nelayan Lamalera , Tontonan Atraksi Wisata yang Mengagumkan
Berburu ikan pasus secara tradisional merupakan tradisi turun temurun warga Lamalera , Kabupaten Lembara Nusa Tenggara Timur .
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Berburu ikan pasus secara tradisional merupakan tradisi turun temurun warga Lamalera , Kabupaten Lembara Nusa Tenggara Timur .
Dan, atraksi wisata itupun kini menjadi destinasi Wisata NTT di Kabupaten Lembata .
Dikutip dari Kompas.com, masyarakat Lamalera di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur terkenal karena tradisi berburu paus dengan cara tradisional.
Perburuan paus yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai Baleo ini seakan menjadi gambaran kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani, dan dan pantang menyerah.
Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kebiasaan nelayan Lamalera berburu paus sudah ada sejak abad ke-17. Nelayan Lamalera sangat berbeda dari nelayan lain karena mereka mahir menangkap ikan besar, terutama paus .
Baca juga: Wisata NTT , Nikmati Pesona Desa Budaya Hadakewa, Perpaduan Budaya dan Alam Pantai
Perisai Adat yang Melindungi Laut Artikel Kompas.id Walau begitu tradisi berburu paus memiliki aturan terkait waktu, peralatan, pelaksanaan, hingga jenis paus yang dapat ditangkap.
Terkait waktu, tradisi berburu paus masyarakat Lamalera dilakukan pada musim menangkap ikan yang dikenal dengan nama Lewa, yang jatuh pada tiap tahun di bulan Mei.
Seremonial adat Tobo Nama Fata atau ritus penyelesaian masalah suku dan tuan tanah akan diadakan sebelum berburu paus.
Begitu juga ritus Le Gerek di batu paus oleh tuan tanah Suku Langowujo akan dilakukan pada tanggal 29 April setiap tahun. Kemudian pada tanggal 1 Mei dilanjutkan dengan Misa Leva, tradisi agama Katolik untuk memohon restu kepada Tuhan atas musim Lewa yang akan dilaksanakan.

Musim Lewa akan dimulai dari tanggal 2 Mei hingga 30 September setiap tahun. Peralatan yang digunakan pada tradisi berburu paus di NTT ini adalah paledang dan tombak bambu yang ujungnya berkait terbuat dari besi untuk menikam paus yang disebut tempuling.
Paledang yang merupakan perahu tradisional seperti perahu layar tanpa mesin yang akan digerakkan oleh sekawanan matros atau pendayung.
Baca juga: Wisata NTT, Ini Daftar 5 Hostel yang Bisa Jadi Tempat Nginap Serta Info Harga Sewa di Labuan Bajo
Dalam satu paledang terdapat 4-6 matros yang dipimpin oleh seorang Lamafa atau juru tikam. Aturan dalam Tradisi Berburu Paus di Lamalera Pada musim Lewa, masyarakat Lamalera tidak hanya menangkap paus, tetapi juga pari dan lumba-lumba.
Khusus paus, masyarakat Lamalera memiliki kearifan lokal untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata .
Penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar, karena nantinya hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.
Di Lamalera memang terdapat pasar barter yang dibuka seminggu sekalii mana warga desa Lamalera bisa menukar hasil tangkapan dengan bahan pangan lain seperti jagung atau pisang. Lebih lanjut, dikutip dari laman BPK Provinsi Nusa Tenggara Timur, peneliti dari APEX Environmental Program Cetacean Laut Asia-Pasific, Dr Benjamin Kahn menegaskan bahwa perburuan ikan paus yang dilakukan secara tradisional oleh nelayan Lamalera ini tidak berdampak buruk terhadap populasi ikan paus.
Baca juga: Wisata NTT, Gua Mandira Keajaiban Alam di Sabu Raijua, Ada Kolam dalam Gua
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.