Liputan Khusus
Lipsus - Danau Kelimutu Tiwu Ata Polo Berubah ke Warna Hitam, Rada Khawatir Berdampak Kelaparan
Karenanya, Rada khawatir, perubahan tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar dan masyarakat pada umumnya.
POS-KUPANG.COM, ENDE - Air Danau Tiwu Ata Polo, salah satu dari Danau tiga Warna Kelimutu, Ende menjadi hitam, dikuatirkan membawa dampak kelaparan bagi masyarakat secara luas.
Kepala Desa Pemo, Xaverius Peme Rada kepada Pos Kupang, Selasa (28/5) pagi mengungkapkan, menurut kepercayaan masyarakat adat setempat apabila terjadi perubahan warna air pada ketiga kawah di Danau Kelimutu itu maka pertanda akan terjadi malapetaka untuk masyarakat dan alam di wilayah sekitar Danau Kelimutu dan masyarakat umum.
Karenanya, Rada khawatir, perubahan tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar dan masyarakat pada umumnya. Danau Kelimutu itu memiliki tiga danau yang dinamakan Ata Polo, Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Nuwa.
Baca juga: Perubahan Warna Kawah Ata Polo Danau Kelimutu Dikuatirkan Pertanda Buruk bagi Masyarakat Setempat
"Itu adakalanya terjadi banyak yang meninggal, banyak musibah, bisa juga terjadi musibah kelaparan dan ada juga muncul penyakit, ini sesuai mitos. Ini sekarang dia berubah menjadi warna hitam, jadi menurut mitos, bakal datang banyak malapetaka dan banyak korban meninggal, itu untuk semua," ungkap Rada, Selasa (28/5).
Dikatakan Rada, sejak tahun 2015 hingga 2024, kawah Ata Polo Danau Kelimutu dan dua kawah lainnya yakni Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Nuwa Muri sudah ratusan kali mengalami perubahan warna.
"Ini harus kolaborasi antara balai TNK, vulkanologi bersama masyarakat adat untuk melakukan seremonial adat, meminta pengampunan atau permintaan agar mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Ritualnya itu, tua adatnya yang buat dan tempatnya itu di Kelimutu," tutur Rada.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Rada, warna air Danau Kelimutu pada tahun 1997, mengalami perubahan dan beberapa waktu kemudian Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun akhirnya lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI kedua. Lanjut dia, situasi ekonomi saat itu pun diterpa krisis moneter hingga tahun 2001, baru situasi ekonomi Indonesia termasuk Kabupaten Ende mulai stabil.
"Sampai dengan peristiwa kebakaran, pemboman yang terjadi waktu itu sesuai mitos, pertandanya asap naik di kawah Tiwu Nuwa Muri. Kalau ketiganya berubah warna, pertandanya sama, hanya beda warna saja," beber Rada.
Rada menghimbau kepada masyarakat Desa Pemo untuk tetap waspada terhadap perubahan warna di Danau Kelimutu. Waspada akan pertanda alam sesuai dengan mitos dan kepercayaan masyarakat adat setempat.
Berbeda dengan Ramlan, seorang warga Desa Pemo, mengatakan, perubahan warna air Danau Kelimutu sudah sering terjadi. Namun saat ini, belum ada tanda-tanda signifikan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tapi untuk kekuatiran itu kecuali ada reaksi dari alam itu sendiri misalkan bau belerang yang menyengat, dampaknya pada tanaman atau hewan ternak yang mengalami hal-hal tidak diinginkan masyarakat pasti ditindak lanjuti oleh para mosalaki yang ada di Pemo. Tapi, untuk sementara ini dampak itu belum ada. Tetapi, secara pengamatan petugas, memang ada dampak-dampak. Kalau sampai terdampak pada tanaman dan juga kehidupan masyarakat, baru mosalaki akan gelar ritual," ujar Ramlan.
Menurut Ramlan, pasca perubahan warna air Ata Polo Danau Kelimutu dari berwarna biru ke berwarna coklat kehitaman, kehidupan masyarakat Desa Pemo masih normal. Ramlan sangat berharap kedepannya, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana kekhawatiran Kades Rada.
Dilansir dari laman resmi platform Facebook Taman Nasional Kelimutu, hasil pemantauan yang dilakukan oleh petugas Balai TN Kelimutu dan Tim Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu, Rabu (22/5), air Danau Ata Polo terlihat berwarna coklat kehitaman. Data dari kamera CCTV menunjukkan, perubahan warna air Tiwu Ata Polo terjadi sejak tanggal 14 sampai 22 Mei 2024.
Pada tanggal 14 Mei 2024, air Tiwu Ata Polo berwarna menjadi hijau kebiruan, dan tanggal 15 Mei 2024, air tersebut berubah berwarna menjadi hijau kebiruan.
Pada tanggal 16 Mei 2024, perubahan air menjadi warna hijau dan pada tanggal 17 Mei 2024, perubahan warna air dari hijau menjadi menjadi hijau tua.
Tampak jelas teramati, dua titik bulan air di atas permukaan danau kawah di bagian sebelah timur laut, bau gas belerang tercium lemah.
Dari tanggal 18 - 20 Mei 2024, air berwarna hijau tua, sedangkan pada tanggal 21 Mei 2024, perubahan air menjadi warna hijau kecoklatan, Pada Rabu, 22 Mei 2024, perubahan air menjadi warna coklat kehitaman.
Sementara itu, pada dua danau lainnya yakni Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai tidak terjadi perubahan warna. Hingga kini, Tiwu Ata Bupu berwarna hijau tua. Sedangkan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai airnya berwarna biru muda dengan endapan belerang berwarna kuning muda yang bertebaran di atas permukaan air.
Mitos Berbeda
Untuk diketahui, ketiga danau tersebut memiliki sejarah mitos yang berbeda-beda, yaitu yang paling barat dari tiga danau tersebut adalah, Tiwu Ata Mbupu atau danau tempatnya jiwa orang tua yang sudah meninggal yang biasanya berwarna biru.
Dua danau lainnya Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, atau yang berarti danau tempatnya para jiwa Muda Mudi dan Tiwu Ata Polo atau tempatnya jiwa orang-orang meninggal yang semasa hidupnya sering melakukan kejahatan. Danau tersebut dipisahkan oleh dinding kawah yang menjulang dengan ketinggian minimum 35 meter (115 kaki) di atas permukaannya. Air di danau tersebut biasanya berwarna hijau atau masing-masing merah.
Menurut kepercayaan masyarakat, air danau yang berubah warna merupakan pertanda bahwa akan terjadinya musibah atau bencana, seperti gempa bumi dahsyat yang melanda Flores tahun 1992 di tandai dengan adanya perubahan warna danau.
Terlepas akan kepercayaan masyarakat, perubahan warna terjadi karena pengaruh dari mekanisme vulkanis di kawasan tersebut. Terjadi aktivitas vulkanis yang mendesak gas-gas di dalam bumi hingga keluar ke permukaan, gas itu bereaksi dan bercampur di danau dan menyebabkan perubahan warna air danau.
Warna air pada kawah, terutama Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai, dipakai sebagai parameter penting dalam penentuan status aktivitas bencana. Perubahan warna dari hijau menjadi putih menandakan meningkatnya aktivitas Gunung Kelimutu. Perubahan warna ini tidak mempunyai pola yang jelas, tergantung aktivitas magmatic yang terjadi.
Para ilmuwan dari Wesleyan University, Connecticut, melakukan survei geokimia pada danau dan menemukan bahwa air di setiap danau ditemukan berbeda secara kimia sehingga menghasilkan warna yang bervariasi.
Danau Ata Mbupu adalah danau kawah volkanik sulfat-asam yang lebih aktif pada tahun 1970-an daripada sekarang, sedangkan Danau Ata Polo adalah danau asam-garam dan bersifat intermediate dalam aktivitas vulkanik. Perubahan warna yang sering terjadi adalah karena perubahan dalam keadaan oksidasi air.
Secara sederhana perubahan warna danau mirip dengan bagaimana warna darah terlihat melalui kulit kita. Ketika terjadi kekurangan oksigen, air terlihat hijau seperti urat di pergelangan tangan. Demikian pula, ketika danau kaya oksigen, maka akan tampak merah atau kehitam-hitaman
Perubahan terakhir yang begitu mencolok terjadi antara bulan Desember 2018-Januari 2019, dimana warna danau Ata Polo berubah dari hijau menjadi hitam selama 3 minggu.
Tanaman stroberi Gagal Panen
Sementara itu, John Pemo, pemilik kebun stroberi yang ada di kawasan Gunung Kelimutu mengaku, tanaman stroberi miliknya gagal panen. Dia menduga hal ini terjadi akibat meningkatnya status Gunung Kelimutu dari normal ke waspada.
"Tahun ini stroberi tidak panen sama sekali karena angin itu bawa belerang ke arah bawah makanya tanaman yang ada di bagian sebelah bawah itu banyak yang mati termasuk dengan tanaman strawbery saya punya itu karena daunnya terkena belerang," ungkap John.
Diakui salah satu pelaku pariwisata di Danau Kelimutu ini, peningkatan status Gunung Kelimutu saat ini tidak terlalu membawa dampak yang signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan status beberapa tahun lalu yang mengakibatkan semua tanaman mati.
Namun terkait perubahan warna di salah satu Danau Kelimutu dengan panen stroberi, John tidak mengetahui pasti. Namun, kata John, dari sisi jumlah kunjungan ke Danau Kelimutu pasca perubahan warna air danau dan peningkatan status dari normal ke waspada, malah jumlah wisatawannya meningkat dari sebelumnya. (cr8)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.