Unwira Kupang

Seminar Nasional di Unwira Kupang, Frederikus Flos Bahas Konstruksi dan Validasi AI

masalah kepercayaan terhadap sistem Al telah menjadi semakin penting karena bidang Al terus mengalami kemajuan. 

|
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Dr Frederikus Flos dalam materinya "Konstruksi dan validasi kecerdasan AI", di acara Seminar Nasional yang di Unwira Kupang. 

Di dunia yang didominasi Al saat ini, masa depan epistemologi masih menjadi tanda tanya. Munculnya kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan pengetahuan sekaligus menjadi tantangan bagi teknik penerapan validasi pengetahuan yang sudah mapan memiliki konsekuensi besar jelas, jaringan syaraf tiruan menghadirkan masalah epistemologi yang signifikan. 

Terdapat ketidakjelasan dalam klasifikasi sistem Al, yang dapat mengakibatkan bahaya dan meninggalkan standar etika dan kerangka hukum yang tidak sepenuhnya terbentuk untuk mengisi lubang tersebut. 

"Contoh kasus kekerasan seksual secara virtual dalam sosok avatar di Inggris dan USA," sebut dia. 

Untuk mendidik siswa secara memadai di masa depan, diperlukan insersi kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum, yang berfungsi sebagai benang penghubung antara berbagai topik. 

Tidaklah mungkin untuk melebih-lebihkan pentingnya pendidikan interdisipliner dan penggabungan etika ke dalam pendidikan kecerdasan buatan di perguruan tinggi.

Dengan teknologi digital, implikasi Al terhadap pengetahuan dan kebenaran sangatlah besar Munculnya sistem kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan pengetahuan dan menjadi ancaman bagi teknik akuisisi dan validasi pengetahuan yang sudah mapan, mendefinisikan ulang sifat dasar pengetahuan dan kebenaran. 

Penggunaan kecerdasan buatan akan berdampak besar pada pendidikan, pengambilan keputusan, dan masyarakat secara umum, tetapi pertimbangan etika harus diprioritaskan terlebih dahulu. 

Di era kecerdasan buatan (AI), masa depan epistemologi masih belum jelas. Namun demikian, pendidikan multidisiplin dan insersi etika ke dalam pendidikan Al diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda pembelajar secara memadai untuk masa depan lebih baik.

Catatan kritis

AI berpotensi memproduksi kualitas kebenaran yang probabilistik. Di samping itu, pengetahuan yang dihasilkan oleh sistem AI tidak bersifat mutlak, tetapi berdasarkan teori kemungkinan saja dari suatu kejadian/peristiwa yang diprediksi secara mekanistik. 

"AI mengabaikan dimensi pengalaman dan observasi dan tidak ada intuisi dan kreativitas humanis," ujar dia. 

Pengetahuan AI berciri teknis-mekanistik tanpa proses refleksi dan pemahaman manusiawi, maupun Minimnya deskripsi Al mengakibatkan proses validasi/verifikasi pengetahuan sulit dilakukan. 

Ada juga kekhawatiran tentang keandalan pengetahuan yang dihasilkan oleh Al. Ia menyebut Al bisa menyebabkan kemalasan berpikir dan robot Al mengambil alih pekerjaan manusia sebagai subjek berpikir. 

Peran Strategis Filsafat

Dalam konsekuensi itu, filsafat dibutuhkan untuk pemaknaan nilai hidup, cara berada pertimbangan etis bagi manusia secara pribadi den sosial. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved