Unwira Kupang

Seminar Nasional di Unwira Kupang, Frederikus Flos Bahas Konstruksi dan Validasi AI

masalah kepercayaan terhadap sistem Al telah menjadi semakin penting karena bidang Al terus mengalami kemajuan. 

|
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Dr Frederikus Flos dalam materinya "Konstruksi dan validasi kecerdasan AI", di acara Seminar Nasional yang di Unwira Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Fakultas Filsafat Unwira Kupang menggelar seminar nasional

Seminar nasional dengan judul Artificial Intellegence (AI) dan masa depan filsafat digelar di gedung rektorat Unwira Kupang, Sabtu 18 Mei 2024.

Dr Frederikus Flos dalam materinya "Konstruksi dan validasi kecerdasan AI", mengatakan beberapa tahun terakhir memang perkembangan AI terus terjadi di sektor kesehatan hingga luas angkasa. Berbagai perusahaan mengembangkan itu secara bertahap. 

Persinggungan antara filsafat dan AI terutama dalam prespektif epistemologi. Frederikus Flos mengatakan, AI berfungsi untuk bernalar dan bereaksi dengan cara yang sama seperti halnya manusia. 

Baca juga: Berita Viral Kemesraaan Opa dan Oma Patut Dicontohi Anak Cucu di Flobamora Provinsi NTT Simak Yuk

Menurut dia, masalah kepercayaan terhadap sistem Al telah menjadi semakin penting karena bidang Al terus mengalami kemajuan. 

"Di sini penting kita memvalidasi dan memverifikasi pengetahuan yang dihasilkan oleh sistem Al untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem Al int benar dan dapat dipercaya," kata pengajar pada Universitas Bina Nusantara, Jakarta itu. 

Dr Frederikus Flos mengungkapkan beberapa cara memvalidasi pengetahuan Al. Pertama bisa dilakukan dengan validasi statistik atau menggunakan metodologi statistik. Kemudian bisa menggunakan validasi oleh para ahli. 

Ketiga, kata dia, validasi oleh manusia. Ia menyebut manusia sebagai subjek menilai akurasi pengetahuan yang dihasilkan Al. Dia menjelaskan, terdapat implikasi etis berupa deskripsi dalam Al, terutama dalam proses pengambilan keputusan di mana transparansi dan akuntabilitas sangat penting. 

Penjelasan yang minim dan terbatas mengakibatkan keputusan yang bias, berkurangnya kepercayaan terhadap sistem Al, dan potensi bahaya yang luas bagi individu dan masyarakat. Misalnya, dalam kasus penyebaran hoax dalam deep fake.

Kendala-kendala etis dapat diatasi dengan menggunakan perspektif filosofis tentang validasi pengetahuan disediakan oleh AI. 

"Untuk menentukan apakah pengetahuan Al dapat diandalkan, kita dapat mengg epistemologi seperti fondasionalisme, koherensi, dan pragmatisme," kata dia. 

Dalam teori fondasionalisme, menyatakan pengetahuan seseorang didasarkan pada seperangkat ide fundamental yang tidak dapat disangkal dan dapat diubah. 

Sementara dalam teori koherensi menyatakan bahwa pengetahuan didasarkan pada seperangkat keyakinan yang koheren dan konsisten yang sesuai satu sama lain. 

Lalu, teori pragmatisme menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat diukur dari sejauh mana pandangannya memiliki dampak di dunia nyata. Jika teori-teori ini diterapkan pada proses validasi informasi AI, maka dimungkinkan untuk meningkatkan kemungkinan pengetahuan yang dihasilkan oleh sistem Al secara akurat dan dapat dipercaya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved