Kecelakaan Lalu Lintas

Bus Terbalik di Subang Jawa Barat, Polisi Tidak Menemukan Jejak Rem Saat Olah TKP

Olah TKP tragedi bus terbalik di Subang menemukan sejumlah fakta yang diduga memicu terjadinya kecelakaan maut tersebut.

Editor: Agustinus Sape
DOKUMENTASI DITLANTAS POLDA JABAR
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Edwin Affandi memimpin pelaksanaan olah tempat kejadian perkara di lokasi kecelakaan bus Trans Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). 

POS-KUPANG.COM, BANDUNG - Aparat kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan bus Trans Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Berdasarkan hasil olah TKP itu, tidak ditemukan jejak rem di lokasi kecelakaan.

”Olah TKP di lokasi kecelakaan bus Trans Putera Fajar berlangsung pada Minggu pukul 07.00 hingga 11.00 WIB. Kami bersama penyidik Unit Laka Lantas Polres Subang yang melaksanakan olah TKP,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Edwin Affandi.

Edwin memaparkan, berdasarkan hasil olah TKP itu, terungkap bus terguling dan tergelincir sekitar 80 meter sebelum terhenti. Fakta lainnya adalah tidak ditemukan jejak rem di jalan sebelum bus terguling.

Berdasarkan data Polres Subang, bus bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut 61 penumpang asal Kota Depok, Jabar, itu hilang kendali dan terbalik saat melewati jalan menurun pada Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45 WIB. Bus itu juga menabrak sebuah mobil dan tiga sepeda motor.

Kejadian ini bermula saat bus datang dari arah selatan menuju utara. Bus oleng saat melewati jalan menurun, lalu menabrak mobil Daihatsu Feroza yang datang dari arah berlawanan.

Baca juga: 11 Siswa SMK Meninggal Dunia Akibat Bus Pariwisata Kecelakaan di Subang

Bus kemudian terguling dengan posisi ban kiri di atas dan menabrak tiga sepeda motor. Bus baru terhenti setelah menabrak tiang di bahu jalan arah Subang menuju Bandung, tepatnya di depan Masjid As Sa’adah.

Sebanyak 11 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka dalam kejadian ini. Korban tewas terdiri dari 10 penumpang bus Trans Putera Fajar dan seorang pengemudi motor yang berdomisili di Subang.

Identitas para korban tewas adalah Intan Rahmawati (18), Suprayogi (65), Desi Yulianti (18), Tyara (19), Robiyatul Adawiyah (20), Raka Komara (23), Mahesa Putra (18), Ade Nabila Anggraeni (18), Intan Fauziah (18), Dimas Aditya (20), dan Ahmad Fauzi (18).

”Sopir bus berinisial SAD belum dapat diperiksa hingga kini. Dia masih menjalani perawatan karena mengalami luka berat,” kata Edwin.

bus terbalik di Subang Jawa Barat_02
Tampak kondisi bus Trans Putera Fajar yang mengangkut puluhan pelajar SMK Lingga Kencana tergelincir di Jalan Raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Dia menambahkan, sampai saat ini, kepolisian telah memeriksa 10 saksi yang melihat langsung dan berada di lokasi kecelakaan bus. ”Kami juga akan memeriksa korban selamat yang berada di bus itu,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Subang Asep Setia mengatakan, bus Trans Putera Fajar yang dikemudikan sopir SAD dalam perjalanan pulang dari Bandung dan akan melewati Tol Cipali dari Subang.

”Bus mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana dari Depok dan sudah dua hari mengikuti kegiatan perpisahan di Bandung. Mereka sempat singgah dan makan di sekitar tempat wisata Gunung Tangkuban Parahu,” tutur Asep.

Asep pun menilai ada kemungkinan bus yang mengalami musibah naas itu tidak laik jalan. Sebab, kondisi jalan di lokasi bus kecelakaan sebenarnya tidak terlalu curam.

Tidak berizin

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengungkapkan, berdasar hasil penelusurannya, bus pariwisata yang mengalami kecelakaan itu tidak memiliki izin angkutan dan sudah berusia 18 tahun. Bahkan, izin KIR atau uji kendaraan bermotor bus itu telah habis masa berlakunya sejak tahun lalu.

”Hampir semua bus pariwisata yang mengalami kecelakaan fatal adalah bus bekas yang badan kendaraan telah keropos dan tidak memiliki sabuk pengaman,” kata Djoko.

Baca juga: Kecelakaan Bus Pelajar di Subang Jawa Barat, Empat Tewas di Tempat

Ia menambahkan, sudah berulang kali terjadi kecelakaan bus saat jalan menurun, khususnya di daerah seperti Subang. Sering kali penyebab kecelakaan adalah rem tidak berfungsi dan sopir tertidur sesaat atau microsleep.

”Sopir bus dan truk yang mengalami kecelakaan tidak menggunakan engine brake atau teknik memperlambat kecepatan dengan mengandalkan putaran mesin ketika transmisi diturunkan ke gigi yang rendah. Hal inilah yang memicu terjadinya rem blong,” tutur Djoko.

Ia pun menilai manajemen waktu istirahat dan libur bagi pengemudi bus dan truk di Indonesia sangat buruk. ”Minimnya waktu istirahat dan libur menyebabkan sopir bus dan truk rentan mengalami kelelahan dan microsleep,” ucap Djoko.

(kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved