Liputan Khusus

Lipsus - Ratu Wulla dan Suami Menangis di Hadapan Massa Pendukung

Keduanya meneteskan air mata saat memberikan penjelasan sekaligus klarifikasi alasan Ratu Wulla mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI terpilih

|
Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
Caleg DPR terpilih dari Partai NasDem, Ratu Wulla dan suaminya Markus Dairo Tallu menangis di hadapan warga yang memadati halaman rumahnya di Redabolo, Desa Kelembu Weri, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Minggu 28 April 2024. 

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Anggota DPR RI periode 2019-2024, Ratu Ngadu Bonnu Wulla, S.T didampingi suami yang juga Ketua DPD Partai Nasdem Sumba Barat Daya, Markus Dairo Tallu (MDT) menangis.

Keduanya meneteskan air mata saat memberikan penjelasan sekaligus klarifikasi alasan Ratu Wulla mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029.

Keduanya menyampaikan itu di hadapan ribuan pendukung yang memadati tenda acara di halaman rumahnya di Redabolo, Desa Kelembu Weri, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya (SBD), Minggu (28/4).

Baca juga: Lipsus - Tarian Sumba Antar Soleman Lende Daftar Bacabup di DPC PDIP Sumba Barat Daya

Nampak beberapa kali keduanya meneteskan air dan dengan suara terbata-bata menceritakan kondisi yang dialaminya hingga memutuskan mundur diri dari anggota DPR RI demi keluarga dan demi melayani masyarakat Sumba Barat Daya.

Ratu Wulla mengatakan, dirinya mundur dari anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 karena permintaan keluarga dalam hal ini suaminya yang juga adalah Ketua DPD Nasdem Sumba Barat Daya.

Ratu Wulla menuturkan, dirinya mengalami cobaan hidup luar biasa di tengah perjuangan kerasnya meraih kursi DPR RI periode 2024-2029.

“Kakak kandung saya meninggal dunia pada Bulan Februri 2024 karena menderita gagal ginjal. Di tengah duka saya,  saya didatangi sekelompok orang sekitar pukul 24.00 malam mengancam saya,” ujar Ratu Wula.

Menurutnya, sekelompok orang yang datang mengancamnya mencurigai dirinya bermain suara untuk memenangkan calon tertentu. Dengan nada keras mereka berteriak akan mengkawininya bila Pak MDT meninggal.

“Malam itu, Pak MDT tidak ada karena sedang mengurus duka di Waikabubak, Sumba Barat. Tentu, hati ini terasa sakit, karena saya ini bukan perempuan jalanan,” ujarnya.

Selain alasan tersebut lanjutnya, MDT suaminya saat ini sedang menderita sakit dan divonis gagal ginjal. Dalam waktu dekat akan dioperasi dan cuci darah.

Di tengah kesulitan itu, suaminya meminta agar dirinya mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029.

“Dia (MDT, Red) meminta agar kembali ke Sumba Barat Daya dan mengurus masyarakat Sumba Barat Daya. Hal itu karena ia sangat mencintai masyarakat Sumba Barat Daya,” ujarnya.

MDT meminta Ratu Wulla maju mencalonkan diri sebagai bakal calon Bupati Sumba Barat Daya tahun 2024 agar bisa mengurus dan melayani langsung masyarakat SBD, sebab MDT tidak bisa lagi maju karena sakit.

“Mendengar itu, saya memilih diam saja karena merasa berat berurusan dengan tanggungjawab suara masyarakat. Namun melalui pergumulan panjang bersama keluarga akhirya menerima permintaan Bapa MDT dan memutuskan mengundurkan diri,” ujarnya.

Untuk itu dihadapan ribuan masa pendukung  yang datang dari 11 kecamatan se-Sumba Barat Daya, ia menegaskan, keputusan mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029 adalah keputusan pribadi dengan pertimbangan utama karena keluarga dan bukan karena tekanan dari siapapun.

“Apalagi jual suara. Itu tidak benar. Ini murni permintan keluarga. Oleh karena itu saya menyampaikan permohonan maaf setulus-tulusnya kepada masyarakat NTT 2,  Sumba dan khususnya masyarakat Sumba Barat Daya,” ujarnya.

Bagi Ratu Wulla, wajar bila masyarakat marah, kecewa bahkan memakinya. Semua itu akan diterima karena efek dari keputusannya itu. Namun demikian, ia menyampaikan keputusan itu murni karena pertimbangan keluarga dan bukan karena tekanan siapapun.

Sementara itu, suaminya yang juga Ketua DPD Nasdem Sumba Barat Daya, Markus Dairo Tallu, SH., menyatakan keputusan Ratu Wulla mundur dari anggota DPR RI terpilih karena atas permintaannya.

Ia menuturkan, keputusan itu terjadi melalui sebuah pergumulan keluarga yang cukup mendalam. Hal itu bermula dari cobaan dalam keluarganya di mana kakak kandung Ratu Wulla meninggal dunia karena dokter memvonisnya gagal ginjal.

“Hanya dalam kurun waktu dua hari di rumah sakit, lalu kakaknya meninggal dunia. Tak berhenti di situ, seminggu kemudian, ia merasa  sakit dan berangkat berobat di Jakarta. Sedangkan Ibu Ratu Wulla masih mengikuti pleno di tingkat kecamatan di Sumba Barat Daya hingga selesai,” jelasnya.

Selesai pleno, tambahnya, Ratu Wulla berangkat ke Jakarta. Namun, selama seminggu dirinya menyembunyikan rasa sakit yang dideritanya karena kasihan Ratu Wulla baru saja mengalami duka atas meninggal kakak kandungnya.

Namun, lanjutnya, karena tidak mampu lagi menahan rasa sakit, akhirnya secara terbuka meminta Ratu Wulla mengantarnya ke rumah sakit. Karena kelelahan, sehingga dirinya diantar anaknya dan anggota keluarga lainnya ke rumah sakit.

“Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memvonisnya gagal ginjal dan segera harus cuci darah. Tidak bisa ditunda, harus segera mengambil keputusan agar bisa selamat. Selanjutnya, memutuskan operasi dan cuci darah,” jelasnya.

Di saat tak berdaya  itu, lanjut MDT, dirinya meminta Ratu Wulla mengundurkan diri dari anggota DPR RI periode 2024-2029 dan kembali ke Sumba Barat Daya.

"Saya minta sendiri ibu mundur, kita ke kembali ke Sumba Barat Daya. Saya tidak mungkin lagi maju pada Pilkada kali ini karena sakit. Tetapi saya sangat mencintai masyarkat Sumba Barat Daya. Saya ingat pada tahun 2008, rakyat memikul saya dari Waitabula hingga di sini. Saya mencintai mereka. Saya minta ibu maju pada pilkada Sumba Barat Daya untuk membangun Sumba Barat Daya lebih baik ke depan," tuturnya.

Disaksikan Pos Kupang, sekitar puku 9.30 Wita masyarakat mulai berdatangan. Mereka datang menggunakan sepeda motor, mobil pikap, dump truck, mobil pribadi dan warga lainnya berjalan kaki.

Hingga siang hari, sekitar pukuln14.00 Wita, ribuan masa memadati tenda panjang di halaman depan rumah Ratu Wulla. Untuk menjaga kelancaran acara, aparat Kepolisian Polres Sumba Barat disiagakan mengatur lalu lintas kendaraan.

 

Resmi Deklarasi Pilkada

Pada kesempatan yang sama Ratu Wulla secara resmi mendeklarasikan diri maju Pilkada Sumba Barat Daya 2024. Deklarasi itu disambut teriakan histeris ribuan masa pendukungnya.

“Terima kasih kepada Ketua DPP Partai NasDem, Surya Paloh, Bapa Viktor Laiskodat dan Ibu Julie Laiskodat yang masih memberi kepercayaan kepadanya untuk maju bertarung pada Pilkada Sumba Barat Daya 2024. Meskipun secara pribadi telah memutuskan diri mundur dari anggota DPR RI periode 2024-2029,” ujarnya.

Baginya kepercayaan yang diberikan akan digunakan sebaik-baiknya untuk merebut kursi kepemimpinan SBD lima tahun ke depan. Untuk itu,ia mengajak seluruh pendukung dan simpatisan bersatu dan berjuang bersama merebut kursi Bupati SBD tanggal 27 Nopember 2024.

Dirinya bersama Markus Dairo Tallu (MDT) telah berkomitmen tetap membantu masyarakat SBD entah dengan jabatan ataupun tidak ada jabatan. Semua itu, mereka lakukan demi SBD yang lebih baik ke depan.

Dihadapan ribuan masa pendukung itu, ia berjanji akan tetap mendatangi seluruh titik yang pernah didatangi dan berjanji membantu sesuatu kepada masyarakat. Dan itu akan ia penuhi dengan caranya sendiri.

Sekretaris DPD NasDem SBD, Thomas Tanggu Dendo, S.H mengatakan, Partai NasDem SBD memutuskan mengusung kader terbaiknya Ratu Wulla untuk maju pada Pilkada 2024 ini. Karena itu, Partai Nasdem tidak membuka pendaftaran calon bakal Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024.

Ia menambahkan, Partai NasDem pada Pemilu 2024 memperoleh 5 kursi dan membutuhkan 2 kursi lagi memenui syarat mengusung pasangan bakal calon. Untuk itu Partai NasDem terus membangun komunikasi dengan parpol lain termasuk PDIP untuk berkoalisi.

Ketua DPC PDIP Sumba Barat Daya, dr.Kornelius Kodi Mete mengakui ada lobi-lobi politik dengan Partai NasDem dan sejumlah partai politik lainnya di Jakarta belum lama ini. Hal itu terjadi saat dirinya sedang bertugas di Jakarta pekan lalu. Lobi-lobi politik itu tidak hanya dengan Partai NasDem tetapi juga dengan partai politik lainnya.

“Lobi-lobi politik itu, hal biasa menjelang pilkada seperti sekarang. Dan itu harus terjadi karena semua parpol di Sumba Barat Daya tidak cukup kursi untuk mengusung calon bupati dan wakil bupati. PDIP hanya mengantongi 5 kursi dan butuh 2 kursi lagi," ungkap dokter Kornelius Kodi Mete di sekretariat DPC PDIP SBD, Sabtu (27/4).

Menurutnya, komunikasi antar partai politik akan terus berlanjut hingga penetapan calon oleh partai koalisi melalui SK DPP partai koalisi. Ia juga membantah bila sudah ada kesepakatan PDIP-NasDem..

Menjawab pertanyaan,bagaimana, kalau PDIP pada akhirnya berkoalisi dengan Partai NasDem, ia mengatakan, hal itu baik demi kebaikan bersama seluruh masyarakat Sumba Barat Daya.

Sementara itu Ketua DPD II Partai Nasdem, Markus Dairo Tallu, S.H membenarkan ada lobi politik dengan PDIP  tersebut. semuanya masih dalam suasana cair. Begitu juga dengan parpol lainya. Sesuai rencana  DPD NasDem Sumba Barat Daya akan mendaftarkan kadernya sebagai bakal calon di DPC PDIP SBD tanggal 30 April 2024. (pet)

 

 

Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved