Berita Nusa Tenggara Timur

Peneguhan Tri Vendy Leo Bagi Keluarga Muda Katolik di Kupang

Tri Vendy Leo dari Keuskupan Agung Semarang memberikan peneguhan kepada para keluarga muda Katolik di Kota Kupang

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
TRI VENDY LEO - Tri Vendy Leo dari Keuskupan Agung Semarang. Vendy Leo merupakan Pengajar dari Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Tri Vendy Leo dari Keuskupan Agung Semarang memberikan peneguhan kepada para keluarga muda Katolik di Kota Kupang.

Tri Vendy Leo merupakan Pengajar dari Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia. Ia memberi materi acara retret Keluarga Muda Katolik di Biara Karmel San Juan OCD, Penfui Timur Kabupaten Kupang.

Dia hadir di Kupang 20-21 April 2024 bersama dua pengajar lainnya, Ivone Chow dari Keuskupan Bandung dan Untung Yap dari Keuskupan Agung Pontianak.

Vendy Leo ketika diwawancarai menjelaskan, ada lima sesi yang dibagikan yakni sesi prioritas hidup berkeluarga secara umum. Dalam sesi itu mengajak keluarga muda untuk membangun relasi dengan Allah.

Di sesi kedua, berkaitan dengan kehidupan keluarga semakin bertumbuh dan berkembang. Pasangan suami istri paling tidak punya satu visi dan menerima dukungan maupun memahami perbedaan.

"Termasuk menjalankan fungsi sebagai suami, istri, ayah, ibu terhadap anak-anak yang dipercayakan Tuhan sebagai sebuah keluarga Katolik membangun kekudusan bersama-sama," ujarnya.

Lalu, kata Vendy Leo, sesi berikutnya adalah membangun pekerjaan bersama-sama. Menurut dia, dalam kehidupan berkeluarga tidak terlepas dari bekerja. Vendy Leo bercerita tentang kisah penciptaan awal ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa.

Baca juga: Bimas Katolik Timor Tengah Selatan Gelar Pembinaan bagi Keluarga Muda Katolik di Benlutu

Sebelumnya, ujar dia, Tuhan menciptakan langit dan bumi, termasuk ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara. Pada saat penciptaan Adam dan Hawa sebetulnya Tuhan memberi kepercayaan terhadap pekerjaan bagi keduanya.

"Sebagaimana yang tertulis di Kejadian 1, Aku menciptakan engkau, beranak cucu dan bertambah banyak, kuasai lah bumi dan seisinya, taklukkan burung-burung di udara dan ikan di laut," jelasnya.

"Lalu Kejadian 2, Tuhan sampaikan, aku menciptakan tumbuh-tumbuhan, engkau harus mengelola, merawat supaya mereka menghasilkan buah dan engkau menikmati itu," ujarnya menambahkan.

Konsep itu, secara eksplisit meminta umat manusia untuk mengelola bumi dan isinya untuk kebaikan diri sendiri dan sesama. Adam, sebut dia, kala itu diminta Allah untuk bekerja keras mendapat rejeki.

Cerminan itu mengharuskan para suami untuk bekerja keras untuk keluarga. Di samping itu, kerja sama juga harus sejalan dengan istri. Sebab, di era seperti sekarang kadangkala perempuan yang juga istri, juga punya pekerjaan bahkan seorang pemimpin.

Keduanya harus senantiasa bekerja sama dan saling mendukung membentuk keluarga yang semakin baik. Baginya bagian utama yang ingin ditekankan adalah menyangkut dengan membangun fondasi keluarga Katolik yang kuat.

"Menjalin relasi dengan Allah, doa bersama keluarga, saling mendukung, komunikasi dan relasi dalan internal keluarga itu supaya harmonis, utuh," kata dia.

Vendy Leo melihat adanya kesolidan dari keluarga yang terbina dengan baik, akan memberi efek yang baik pula terutama dalam hubungan dengan Tuhan, pekerjaan dan pelayanan.

Baca juga: Aksi Peduli Lingkungan, Puluhan Orang Muda Katolik Bersihkan Sampah di Alun-alun Kota Tambolaka

Dia menyebut, memang pekerjaan di perkembangan zaman sering menjadi sebuah masalah. Vendy Leo membagikan tips sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan keluarga dari aspek pekerjaan.

Pertama, kata dia, pengembangan karakter. Dia meminta keluarga Katolik harus tumbuh dengan karakter yang baik. Kejujuran dan integritas maupun tanggungjawab dan disiplin, menjadi bagian penting.

"Begitu juga ketika kita menghadapi masalah pekerjaan mudah putus asa, mudah menyerah, lalu kemudian ingin resign. Harus karakter building harus dikembangkan," kata dia.

Kedua, menurut Vendy Leo, adalah pengembangan talenta. Menurut dia semua orang punya talenta atau kemampuan dengan keunikan tersendiri. Vendy Leo menegaskan tidak ada orang bodoh, justru yang ada orang belum menemukan talentanya sendiri dan mengembangkan potensinya.

Dengan talenta yang terus dikembangkan dia yakin berdampak ke pekerjaan yang semakin baik dan muaranya hasilnya juga ikut mendapat hasil yang tidak mengecewakan.

Tips ketiga, menurut Vendy Leo yakni soft skill. Kemampuan komunikasi, kreatif dan emosional maupun lainnya bisa membantu seseorang, terutama keluarga Katolik bisa bekerja sama dengan orang lain, lebih khusus di dunia kerja.

"Networking itu penting. Ini bukan masalah orang dalam, siapa tahu ke depan kita bekerja sama dengan si A," kata Vendy Leo membagikan tips keempat.

Vendy Leo mengingatkan agar keluarga Katolik bisa hidup seimbang. Realita banyak keluarga yang hanya memproritaskan ke pekerjaan. Padahal kadang juga keserakahan membuat orang melebihi batas maksimal.

Untuk itu, Vendy Leo berharap agar porsi pekerjaan harus seimbang. Di samping itu, relasi kepribadian dengan Allah juga sangat penting. Bagaimanapun, Yesus Kristus telah menebus dosa manusia. Sehingga pribadi dengan Allah harus terbina dengan baik.

Baca juga: Puluhan Orang Muda Katolik di Sumba Barat Daya Gelar Aksi Sosial Turun ke Jalan

Sisi lain, Vendy Leo menyebut kehidupan di dunia sebetulnya hanya sementara. Maka hubungan dengan Allah saat ini disiapkan sebagai bekal ketika kembali ke Allah.

Keluarga Katolik, kata dia, perlu ingat dengan keluarga meskipun sedang bekerja. Suami dan istri yang sedang bekerja perlu ingat dengan tugas utama sebagai sebuah keluarga, sebagai ayah, suami, istri dan anak.

"Ada anak di rumah, mereka tidak saja butuh uangmu, mereka juga butuh kasih sayang. Atau sebaiknya istri yang menjadi wanita karir, jangan lupa kewajiban utama sebagai istri," kata dia.

Setalah hubungan dengan Allah, membangun keluarga yang harmonis dan kuat, memiliki pekerjaan yang baik, gereja Katolik berharap agar keluarga Katolik bisa melayani gereja dan sesama maupun keluarga yang lain yang membutuhkan, yang disebut pelayanan.

Baginya pelayanan itu bukan saja dari atas mimbar tapi seperti hal biasanya istri melayani suami atau sebaliknya, maupun anak-anak melayani ayah dan ibunya. Relasi itu menurut dia, merupakan sebuah pelayanan.

"Pelayanan itu hakikatnya, punya motivasi membagikan Kristus," ucapnya. (fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved