Investasi
Apple Ingin Memperluas Produksi iPhone ke Indonesia
Tim Cook bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu dan mengatakan perusahaan akan “melihat” manufaktur di Indonesia.
POS-KUPANG.COM - Apple berencana untuk memproduksi lebih banyak produknya di Indonesia setelah melakukan investasi di India dan Vietnam, seiring dengan terus berlanjutnya tren global dimana raksasa teknologi memindahkan produksinya dari Tiongkok.
CEO Apple Inc. Tim Cook bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu (17/4/2024), dan mengatakan perusahaan akan “melihat” manufaktur di Indonesia.
“Kami berbicara tentang keinginan presiden untuk melihat manufaktur di dalam negeri, dan itu adalah sesuatu yang akan kami pertimbangkan,” kata Cook kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mencoba menarik investasi manufaktur ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, namun kini Apple juga berupaya mendiversifikasi basis manufakturnya dan mengalihkan sebagian kapasitas produksinya dari Tiongkok, tempat sebagian besar tablet dan iPhone dirakit.
Pembuatan komponen sebenarnya masih dilakukan terutama di negara lain, seperti Korea dan Taiwan, namun sebagian besar perakitan Apple dilakukan di Tiongkok di pabrik yang dijalankan oleh Foxconn yang berbasis di Taiwan.
Perusahaan ini mulai memindahkan sejumlah produksinya ke negara-negara seperti Vietnam, dan baru-baru ini ke India, setelah penutupan pabrik akibat COVID-19 di Tiongkok berulang kali mengganggu pengiriman dan rantai pasokan perusahaan.
“Saya kira kemampuan investasi di Indonesia tidak ada habisnya. Saya pikir ada banyak tempat bagus untuk berinvestasi, dan kami berinvestasi. Kami percaya pada negara ini,” kata Cook.
Baca juga: Bocoran Spesifkasi iPhone 16, Kamera Ultra Wide Lebih Jernih?
Sehari sebelumnya, Cook bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di Hanoi, di mana ia mengatakan Apple berencana untuk berinvestasi lebih banyak di Vietnam dan meningkatkan belanja pemasok di pusat manufaktur Asia Tenggara.
“Mengingat perlambatan perekonomian Tiongkok serta upaya berkelanjutan pemerintah Tiongkok untuk menekan perusahaan asing dan menggantinya dengan merek dalam negeri, Apple menginginkan alternatif dalam bidang manufaktur,” kata Chris Miller, profesor di Universitas Tufts, yang fokus pada bidang teknologi dan teknologi. geopolitik.
“Mereka telah berinvestasi lebih banyak di India dan Vietnam, namun kemungkinan besar mereka akan mencari mitra lain di Asia Tenggara untuk [menambahkan] operasi manufaktur dan perakitan tambahan,” kata Miller.
Apple baru-baru ini mengumumkan pembukaan akademi pelatihan keempat untuk pengembang seluler di Bali, Indonesia. Pada tahun 2018, perusahaan memulai program yang disebut Apple Developer Academy, di ibu kota Indonesia, Jakarta.
Apple belum memiliki fasilitas manufaktur di Indonesia, namun perusahaan tersebut mengatakan telah menginvestasikan Rp1,6 triliun ($99 juta) pada ekosistem pengembang aplikasinya di negara tersebut.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berupaya untuk memanfaatkan cadangan nikel dan bahan mentah lainnya untuk mendorong sektor manufaktur, dengan melarang ekspor komoditas mentah seperti nikel dan bauksit untuk mewajibkan perusahaan membangun smelter dan kilang di dalam negeri.
Setelah pertemuan dengan Bapak Widodo, Bapak Cook juga bertemu dengan presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, di Jakarta. Dia akan mengambil alih kekuasaan pada bulan Oktober.
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Budi Arie Setiadi, mengatakan pada hari Rabu bahwa CEO Microsoft Satya Nadella akan mengunjungi Indonesia pada akhir April.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.