Kepala Dinas Dikbud Timor Tengah Selatan: Ada 40 SD Mirip SDN Letana dan Perlu Ditangani Pemda

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Musa Benu menyebut ada 40 sekolah dasar yang kondisinya mirip SDN Letana di Kecamatan Kie.

SDN Letana kondisinya sangat memprihatinkan. Foto gedung sekolah tersebut viral di media sosial.

Menurut Musa Benu, semua sekolah tersebut akan ditangani Pemda TTS secara bertahap.

"Sekolah yang memiliki kondisi yang sama dengan SDN Letana kurang lebih ada 40 Sekolah Dasar. Bahkan ada di antara sekolah tersebut yang kondisinya lebih parah dari SDN Letana. Namun, semua sekolah itu nanti secara bertahap akan kita lakukan perencanaan untuk ditangani di tahun 2025," jelas Musa Benu, Sabtu 13 April 2024.

Meski demikian, lanjut Musa Benu, SDN Letana sudah masuk dalam perencanaan tahun 2024.

"Terkait dengan SDN Letana itu memang sudah masuk dalam perencanaan tahun 2024. Teman-teman sudah berkeliling ke beberapa sekolah yang kita anggarkan. Let'ana ini nanti setelah masuk liburan baru teman-teman turun lakukan survei dan dibuatkan perencanaan pembangunan gedungnya," ujar Musa Benu. 

Baca juga: Ombudsman NTT Soroti Kondisi Bangunan SDN Letana di Kabupaten Timor Tengah Selatan

"Nanti di SDN Letana kita kasih dua ruangan lengkap dengan mebelernya," tambahnya. 

Untuk tahun 2024 ini lanjut Musa, ada beberapa sekolah yang akan mendapatkan 2 ruangan lengkap dengan mebelernya.

"Sekolah yang memiliki kondisi yang sama dengan SDN Let'ana kurang lebih ada 40 Sekolah Dasar. Bahkan ada di antara sekolah tersebut yang kondisinya lebih parah dari sekolah itu. Minggu lalu sebelum liburan kami sudah ke sana. Ada dua ruangan bantuan dari Plan. Tahun ini nanti ada penambahan 2 ruangan belajar," tuturnya. 

Selain bangunan Sekolah Dasar ujar Musa, ada pula sekitar 30 bangunan SMP yang memprihatinkan.

"Itu juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah," imbuhnya.

"Kesulitan di dinas ini, 3 tahun terakhir sebelum 2024 ini pembangunan fisik ini lebih mengandalkan dana DAK, sedangkan dari APBD tidak ada karena APBD kita minim," kata Musa.

"Di tahun 2024 ini baru kita alokasikan dari APBD karena ada dana spesifik grand sehingga kita alokasikan untuk selain pengembangan kompetensi, pendidik dalam hal ini guru dan lain sebagainya. Kita juga alokasikan untuk pembangunan fisik, bagi SD, SMP dan TK/PAUD," terangnya. 

Selain itu, Musa mengatakan, ada 400 PAUD di TTS yang sama perlu diperhatikan pemerintah. 

"Kalau TK/PAUD Negeri ada 28 sekolah yang sudah bagus. Sedangkan lebih banyak ada TK Swasta yang jumlahnya kurang lebih 400 yang kondisinya juga memprihatinkan. Kemarin waktu kami ke SDN Letana di belakang sekolah tersebut ada 1 PAUD yang kondisinya juga sama persis," bebernya. 

"Sementara untuk PAUD kita belum ada data pasti tetapi mungkin ada 400-an PAUD yang perlu diperhatikan karena PAUD di TTS ada 500-an lebih," tuturnya. 

Baca juga: Antisipasi Keamanan Hari Raya Idul Fitri, Babinsa Kodim 1621/TTS Lakukan Apel Siaga

"Jumlah tersebut perlu diperhatikan Pemda maupun Pemerintah Desa karena ada ada juga alokasi dana desa untuk membantu pembangunan gedung PAUD. Di beberapa desa hal itu sudah jalan. Sementara kita masih menginventarisasi jumlah PAUD yang ada," ucap Musa.

Menurut Musa, semua kondisi sekolah tersebut perlu mendapat perhatian pemerintah sehingga perlu ditangani secara bertahap.

"Pada prinsipnya ada banyak sekolah yang kondisinya serupa dan perlu mendapat perhatian pemerintah. SD Letana kebetulan viral di media sosial, padahal ada sekolah lain juga yang kondisinya lebih parah. Semua ini menjadi tanggung jawab Pemda agar secara bertahap kita anggarkan untuk diselesaikan," terangnya. 

Semua itu kata Musa, belum termasuk sekolah yang membutuhkan rehab berat dan rehab ringan yang mana jumlahnya cukup banyak.

"Setiap kali kita berkunjung ke sekolah-sekolah itu kita selalu meminta untuk bersabar menanti karena ada banyak sekolah yang membutuhkan perhatian Pemda," tandasnya. (din)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS