Wisata NTT

Wisata NTT, Jalan-jalan ke Taman Renungan Bung Karno di Ende NTT, Inilah Tempat Lahirnya Pancasila

Presiden Pertama RI , Ir. Soekarno pernah di asingkan ke Kota Ende , KIabupaten Ende , Nusa Tenggara Timur Dan, dari permenungan Soekarno lahir pula

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ)
Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Nusa Tenggara Timur. 

POS KUPANG.COM -- Presiden Pertama RI , Ir. Soekarno pernah di asingkan ke Kota Ende , KIabupaten Ende , Nusa Tenggara Timur

Dan, dari permenungan Soekarno lahir pula Pancasila yang kini menjasi ideolagi dasar negara ini

Dan, semua kisah tentang Seokarno terpampang di Taman Reungan Bung Karno Ende yang kini juga menjadi kekayaan Wisata NTT

Diketahui, Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni oleh masyarakat Indonesia. Pancasila yang terdiri dari lima sila tersebut merupakan ideologi bangsa Indonesia.

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh esok hari, Presiden Joko Widodo menggelar akan memimpin upacara di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (1/6/2022).

Diketahui, Kabupaten Ende di Pulau Flores , Nusa Tenggara Timur (NTT) lekat dengan kelahiran Pancasila. Ende merupakan tempat Bung Karno melahirkan pemikiran dan gagasan Pancasila yang akhirnya disetujui sebagai dasar negara.

Baca juga: Wisata NTT , Manggarai Timur Punya 12 Desa Wisata yang Patut Dikunjungi

Soekarno diasingkan ke Ende selama empat tahun, mulai 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938, dilansir dari situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) .

Dalam masa penayangan tersebut, Soekarno ditemani istrinya Inggit Garnasih, ibu mertuanya Amsi, dan kedua anak angkatnya Ratna Juami serta Kartika.

Mereka tinggal di rumah bergambar milik Haji Abdullah Ambuwaru. Selama masa memahami inilah, Bung Karno memikirkan merumuskan dasar negara yaitu Pancasila.

Meskipun gagasan Pancasila lahir di Ende, namun pidato tentang Pancasila baru disampaikan Soekarno pada sidang pertama Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.

Ada tiga tokoh pergerakan nasional yang menyampaikan ide dan gagasannya tentang dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

Baca juga: Wisata NTT , 5 Spot Wisata Alam Kabupaten TTS yang Patut Dikunjungi, Gunung Hingga Pantai

Pada tanggal 1 Juni 1945,Soekarno menyampaikan gagasan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Pada saat itu, Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk Indonesia. Meliputi, sila pertama nasionalisme atau kebangsaan, sila kedua internasionalisme atau perikemanusiaan, sila ketiga mufakat atau demokrasi, sila keempat kesejahteraan sosial, dan sila kelima ketuhanan yang maha esa.

Setelah pembahasan, maka pilihlah Sukarno, Pancasila, sebagai dasar negara. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.

Selanjutnya, saat peringatan Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (1/6/2016), Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Hari Libur Nasional.

Taman Merenung Bung Karno dan Pohon Pancasila

Baca juga: Wisata NTT: Kapal White Pearl Tenggelam di Labuan Bajo, Turis dan ABK Selamat

Terdapat kisah unik mengenai kelahiran Pancasila di Ende. Soekarno dikatakan memperoleh gagasan tentang Pancasila sambil merenung di bawah pohon sukun. Presiden pertama Republik Indonesia (RI) itu rupanya mendapatkan ide dari lima cabang pohon sukun.

“Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula, kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Soekarno kala itu, dikutip dari situs BPIP. Oleh karena itu, Kota Ende mendapat julukan sebagai Kota Pancasila.

Sementara itu, taman tempat Bung Karno merenungkan hingga akhirnya mendapatkan gagasan-gagasan Pancasila yang dikenal sebagai Taman Renungan Bung Karno atau Taman Renungan Pancasila .

Lokasinya berada di Kelurahan Rukun Lima, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende. Berdasarkan informasi dari Kompas.com , Minggu (31/5/2020), di taman ini terdapat patung Bung Karno. Patung tersebut menggambarkan Bung Karno yang tengah duduk merenung di sebuah bangku di bawah pohon sukun yang cabang lima.

Selain patung Bung Karno, ada juga pohon sukun di kawasan taman, yang disebut Pohon Pancasila. Namun pohon sukun tersebut bukanlah pohon asli saat Bung Karno merenung, karena pohon sukun yang asli sudah tumbang sejak tahun 1960.

Pohon sukun yang dilihat pengunjung saat ini merupakan pohon yang ditanam pada tahun 1981. Kawasan Taman Renungan Soekarno kini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi

Baca juga: Tokoh Pemuda Kabupaten Kupang Ucap Terima Kasih Buat Komitmen, Selamat Datang Penjabat Bupati

Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Sukarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) tembus pandang.

Pada tahun 1951, dua tahun setelah Kemerdekaan Indonesia, Soekarno mengunjungi rumah tempat pencahayaannya di Ende. Soekarno yang kala itu telah menjabat sebagai Presiden RI, bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyampaikan niatnya agar rumah membayangkan itu dijadikan museum.

Kemudian, saat kunjungan keduanya pada tanggal 16 Mei 1954, Bung Karno akhirnya meresmikan rumah tersebut sebagai Rumah Museum.

Berdasarkan Kompas.com , Kamis (1/6/2017), rumah bendera Bung Karno masih terawat dengan baik.

Rumah pemandangan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores
Rumah pemandangan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Sukarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) tembus pandang.

Memasukki ruang tamu, pengunjung bisa melihat lukisan karya Bung Karno yang menggambarkan umat Hindu di Bali sedang bersembahyang.

Tatanan ruang tamu serta perabotan di rumah tersebut ditata serupa saat rumah itu ditinggali Soekarno.

Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Sukarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) tembus pandang.

Demikian juga ruang tidur Bung Karno di bagian tengah. Saat melangkahkan kaki ke bagian halaman belakang rumah, ada sumur, kamar mandi, dan dapur yang juga masih tertata seperti sedia kala.

Saat berputar di rumah ikonik Bung Karno tersebut, pengunjung dapat melihat serta mengenang perjalanan dan perjuangan hidup Bung Karno di tengah gedung tersebut. Baca juga:

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved