Persatuan Wartawan Indonesia
Sejarah PWI Provinsi NTT: Dari Harry hingga Ferry
Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia mulai dikenal di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1977 dengan status PWI Cabang Persiapan NTT.
Catatan Dion DB Putra
Ketua PWI Provinsi NTT 2008-2018
POS-KUPANG.COM - Sulit nian memisahkan dinamika kehidupan pers Indonesia dengan organisasi profesi bernama Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI. Dia hadir di negeri ini hanya enam bulan setelah Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
PWI merupakan organisasi profesi wartawan pertama di Indonesia. PWI berdiri 9 Februari 1946 di Kota Surakarta. Artinya, usia PWI hampir setua usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diproklamirkan Soekarno-Hatta kepada dunia pada 17 Agustus 1945.
Dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara ini, hari lahir PWI kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional atau disingkat HPN yang saban tahun diselenggarakan setiap tanggal 9 Februari.
HPN ditetapkan Presiden Soeharto 23 Januari 1985 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985.
Sejak tahun 1946 hingga saat ini PWI yang anggotanya tersebar dari Sabang hingga Merauke, Miangas sampai Pulau Rote terus berkiprah memperjuangkan dan merawat kemerdekaan pers serta meningkatkan profesionalisme wartawan.
PWI di Nusa Tenggara Timur
Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) sejatinya tidak asing dengan PWI. Hal tersebut bisa dimengerti mengingat kehadiran organisasi profesi jurnalis ini di bumi Flobamora hampir 50 tahun.
Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia mulai dikenal di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1977 dengan status PWI Cabang Persiapan NTT.
Anggotanya tidak banyak pada masa itu. Umumnya wartawan RRI, TVRI, Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Harian Kompas, Sinar Harapan, Mingguan Dian dan lainnya.
Ketua PWI NTT yang pertama adalah wartawan RRI Kupang, Harry A. Silalahi. Harry Silalahi memimpin PWI Cabang Persiapan NTT pada tahun 1977 hingga 1981.
Dalam periode tahun 1981-1985 tercatat tiga orang yang menjadi caretaker Ketua PWI Cabang Persiapan NTT. Mereka adalah Gustigap Bagang (RRI), Rasyid Kiah (Harian Sinar Harapan), dan Regi Weking dari LKBN ANTARA.
Baca juga: Pemerintah Provinsi Apresiasi Rangkaian Agenda HPN 2024 dan HUT PWI di NTT
Pasang surut mewarnai perjalanan organisasi PWI di NTT. Pada tahun 1980-an organisasi profesi kewartawanan ini berjalan tidak sebagaimana mestinya.
Setelah lima tahun dipimpin tiga caretaker berbeda, pada periode 1985–1989 PWI Cabang Persiapan NTT bahkan vakum sama sekali. Organisasi mati suri. Hidup enggan mati pun tak mau.
Beruntung pada tahun 1989 muncul tokoh pers NTT yang menghidupkan kembali roda organisasi PWI. Dia adalah wartawan RRI Kupang yang terkenal pada masa itu, Marthinus Tse.
Persatuan Wartawan Indonesia
PWI NTT
Ketua PWI NTT
PWI Provinsi NTT
Damyan Godho
Ferry Jahang
Dion DB Putra
Zacky Wahyudi Fagih
Marthinus Tse
Harry A Silalahi
Aloysius Tani
| Pengurus PWI Pusat Periode 2025-2030 Telah Dikukuhkan di Monumen Pers Solo |
|
|---|
| Akhmad Munir Pimpin Orientasi PWI Pusat Jelang Pengukuhan Pengurus Baru |
|
|---|
| Susunan Pengurus PWI Pusat Periode 2025–2030, Gories Mere Masuk Dewan Pakar |
|
|---|
| Akhmad Munir Terpilih Sebagai Ketua Umum PWI Pusat Periode 2025-2030 |
|
|---|
| PWI Tandatangani SK Panitia Bersama Kongres Persatuan Disaksikan Dewan Pers |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.