Wisata NTT
Wisata NTT, Masjid Terapung An-Nur Spot Wisata Religi Saat di Maumere
Diketahui, Maumere tak hanya memiliki pantai-pantai yang eksotis, wisata budaya tenun ikat, atau kuliner ikan kuah asam yang menggoyang lidah
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANGG.COM -- Kabupaten Sikka yang mayoritas penduduk memeluk agama Katolik ternyata juga memuliki spot wisara religis islam
Di daerah ini berdiri sebua masjid terapung yang menambah pilihan kunjungan Wisata NTT di Maumere
Diketahui, Maumere tak hanya memiliki pantai-pantai yang eksotis, wisata budaya tenun ikat, atau kuliner ikan kuah asam yang menggoyang lidah.
Ibu kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu juga memiliki destinasi wisata rohani yang memukau.
Terlebih, para warganya sudah sejak berabad-abad silam hidup bertoleransi. Salah satu destinasi wisata religi yang dapat dikunjungi adalah masjid terapung An-Nur.
Simbol toleransi agama Masjid terapung An-Nur berada tepat di atas laut perkampungan nelayan Wuring, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, Sikka.
Baca juga: Kakak Krisdayanti Makin Kinclong Di Usia 51 Tahun, Ini Deretan Perawatan Wajah dan Tubuh Yuni Shara
Masjid ini sekaligus menjadi penanda bahwa orang-orang Flores, khususnya Maumere, sudah membangun jalinan persahabatan dengan para pedagang dari kerajaan Gowa Makassar dan pedagang Gujarat.
Persaudaraan yang kental antar warga Maumere bisa kita lihat ketika mengunjunginya.
Adapun masjid terapung An-Nur berada di tengah geliat arus perdagangan Pantai Utara Flores. Di Wuring, tak ada lagi cerita tentang orang pendatang atau orang asli.
Warga meyakini, semua adalah orang Maumere. Mesjid terapung juga menjadi simbol orang-orang Maumere menghargai sesama warga yang beragama Islam di tengah mayoritas warga yang beragama Katolik.
Wartawan mengunjungi masjid terapung An-Nur, Rabu (13/04/2022). Muhammad (54) warga setempat menuturkan, masjid terapung An-Nur dibangun secara swadaya oleh warga Kampung Nelayan Wuring pada 2012.
Konon, ibu-ibu di Kampung Wuring sebelumnya menginisiasi untuk membangun mushola.
"Namun tidak bertahan lama. Mushola roboh akibat diterjang ombak,” ujarnya.
Warga kemudian bekerja sama membangun masjid terapung yang jaraknya sekitar 30 meter dari mushola yang roboh tersebut.
Masjid ini ditopang dengan 99 tiang penyangga yang melambangkan Asmaul Husna, nama-nama baik Allah.
Sementara, tiang utama di bagian dalam masjid berjumlah empat, melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, terdapat pula lima relief pada dindingnya yang melambangkan lima waktu shalat.
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Sebnagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.