Pilpres 2024

Anies Baswedan Garisbawahi: Kecurangan Pemilu Bukan Hanya Saat Penghitungan Suara

Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 01 berbicara tegas terkait kecurangan pemilu 2024 yang kini sedang berproses untuk dilakukan hak angket.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
PEMILU CURANG – Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 01, menggarisbawahi pernyataannya bahwa kecurangan pemilu bukan hanya pada saat penghitungan suara. 

POS-KUPANG.COM – Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 01, berbicara tegas terkait kecurangan Pemilu 2024 yang kini sedang berproses untuk dilakukan hak angket di DPR RI.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menggarisbawahi kecurangan Pemilu 2024 itu, ketika ditemui awak media di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 13 Maret 2024.

"Jadi saya garis bawahi, bahwa penting sekali melihat sebuah (kecurangan) pemilu bukan saja pada saat penghitungannya tapi juga pada kegiatan pra penghitungan pra-pemilu," tandas Anies.

Dikatakannya, seluruh proses pemilu harus dievaluasi. Langkah itu dilakukan untuk melihat apakah benar tak ada indikasi kecurangan. 

"Dengan begitu kita tahu bahwa yang dihasilkan lewat pemilu itu sesuai dengan tujuannya, mengetahui aspirasi rakyat yang sesungguhnya, bukan aspirasi rakyat yang hasil tekanan atau hasil tawaran-imbalan," jelas dia.

Dilansir Kompas.com, Co-Founder Kawalpemilu Elina Ciptadi menyebut, tak ada indikasi kecurangan yang terjadi pasca pemungutan suara pilpres 2024.

Dia mengatakan, tak ada kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif yang menguntungkan paslon tertentu.

Hal itu bisa terlihat dari data hasil C Plano yang dikumpulkan Kawalpemilu.

Menurut dia, kecurangan yang dianggap sebagai indikasi lebih pada kesalahan teknis yang tidak disengaja. 

Misalnya, saat menginput hasil C.Plano ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang sering terbaca berbeda dari tulisan yang sebenarnya.

Baca juga: Makin Pasti, Viktor Laiskodat Melenggang ke DPR RI Gantikan Ratu Wulla yang Mundur dari Caleg

"Yang kami temukan dari membaca lebih dari 600 ribuan C.Plano, hasil adalah pertama salah baca dari OCR (optical character recognition), kedua foto diunggah di TPS yang salah, ketiga foto buram sehingga angka atau lokasi TPS-nya tidak terbaca," kata Elina.

Ia mengatakan, kesalahan teknis itu pun tidak bisa dianggap kecurangan karena tidak terjadi secara sistematis. Elina juga menyebut, kesalahan yang terjadi tak mempengaruhi hasil penghitungan suara secara keseluruhan. 

"(Kesalahan) yang sporadis atau acak dan tidak menguntungkan satu pihak saja. Dan bila dihitung, selisihnya tidak mengubah hasil juga," ucap dia. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved