Puncak Musim Hujan

Daftar Wilayah NTT yang Terdampak Bencana Hidrometeorologi pada Puncak Musim Hujan Pekan ini

Bencana tersebut disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Tambatan perahu Oti Oa Ramba Lengge di Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka ambruk diterjang gelombang tinggi, Senin 11 Maret 2024. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Bencana hidrometeorologi tengah mengintai wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pekan ini. 

Mengutip dari BMKG, bencana hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).

Bencana tersebut disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Rumah dan Sawah di Desa Nanga Mbaling Manggarai Timur Direndam Banjir

Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Provinsi Nusa Tenggara Timut ( BMKG NTT ) menyebut bahwa pekan ini merupakan puncak musim hujan untuk wilayah NTT

Prakiraan cuaca itu telah dirilis oleh BMKG NTT sejak beberapa waktu lalu. 

"Puncaknya mungkin dalam seminggu ini," kata kepala BMKG NTT Margiono, Minggu (10/3/2024). 

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Sti Nenot'ek menyebut wilayah NTT juga menjadi  daerah pertemuan angin (konvergensi). 

Pusaran angin masuk dalam sirkulasi siklonik itu terjadi di sebelah Barat Daya wilayah NTT. Konvergensi itu  membentuk daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin.

Selain itu, Sti Nenot'ek juga menyebut bahwa NTT berpotensi diguyur hujan lebat hingga ekstrem. Kondisi itu akan disertai dengan petir dan angin kencang.  

"Aktifnya gelombang Equatorial Rosby dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang-lebat hingga ekstrem yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat," ujarnya. 

Karena itu, BMKG NTT meminta warga waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

"Khusus untuk daerah topografi curam atau tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," jelasnya. 

 

Tiga sungai di Matim meluap

Akibat hujan dengan intensitas tinggi dalam dua hari terakhir menyebabkan tiga sungai di wilayah NTT meluap. Dua sungai terdapat di Manggarai Timur, satu lainnya di Kabupaten Malaka.

Luapan sungai itu menyebabkan banjir bandang yang merendam wailayah pertanian hingga perkampungan warga dan fasilitas publik. 

Pada Minggu 10 Maret 2024 sore, Sungai Wae Laing yang terletak di Kecamatan Lamba Leda Utara Kabupaten Manggarai Timur meluap setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu selama dua hari. 

Menurut Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman, banjir akibat luapan sungai tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 Wita.

Camat Agus menyebut, seluruh rumah penduduk sepanjang jalan Pantura Flores di Dampek Desa Satar Padut, ibu kota Kecamatan Lamba Leda Utara seluruhnya terendam banjir. Adapun jumlah yang terdampak mencapai 300 kepala keluarga (KK). 

Selain ratusan rumah warga, tempat usaha dan fasilitas publik pun terendam. Fasilitas yang terendam seperti Rumah Jabatan dan Kantor Camat dan Lamba Leda Utara, Puskesmas Dampek, Gereja Katolik Dampek, serta Kantor Polsek Dampek.

Tinggi air diperkirakan setinggi dada orang dewasa.

Selain di dataran Dampek, banjir juga merendam belasan rumah dan padi sawah serta tanaman jagung milik warga di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas akibat meluapnya Sungai Wae Melur dan kali mati Sosor Haju. 

Banjir tersebut merendam belasan rumah, padi sawah dan tanaman jagung di Nanga Mbaling sejak Minggu sore.

Warga Desa Nanga Mbaling, Yos Sudin menyebut ketinggian air lebih dari 1 meter. 

Yos mengatakan, belasan rumah warga terendam banjir. Sebagian isi rumah seperti kasur, pakaian dan bahan makanan masih bisa diselamatkan, namun bahan makanan seperti beras, padi dan lainya tidak dapat diselamatkan. 

Banjir itu juga merendam padi sawah milik petani setempat namun belum diketahui berapa luas sawah yang terendam. 

 

Sungai Benenai Meluap

Sungai Benenai di Kabupaten Malaka juga dilaporkan meluap pada Senin 11 Maret pukul 03.00 dini hari . 

Banjir akibat meluapnya sungai Benenai itu terjadi setelah hujan deras tanpa henti selama dua hari yang melanda wilayah itu.

Banjir luapan dari Sungai Benenai itu merendam rumah warga dan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Malaka Barat khususnya di Desa Sikun. 

Camat Malaka Barat, Remigius Bria, menyebut hujan tanpa henti tidak pernah terjadi sebelumnya. 

"Sesuai informasi yang saya peroleh, wilayah Desa Sikun dihantam banjir sekitar pukul 03.00 dini hari tadi. Oleh karenanya bisa dipastikan rumah dan lahan pertanian warga ikut terendam banjir tersebut," kata Remigius. 

Pihaknya kecamatan, kata dia, sedang meminta data-data kerusakan akibat banjir tersebut untuk dilaporkan kepada BPBD Kabupaten Malaka.

"Saat ini, saya masih menunggu laporan dari para kepala untuk memastikan berapa rumah dan lahan pertanian yang rusak akibat banjir tersebut," kata Remigius. 

Menurut BPBD Kabupaten Malaka, banjir akibat luapan sungai Benenai menyebabkan beberapa wilayah desa di Kecamatan Malaka Barat dan Malaka Tengah terdampak.

Wilayah tersebut terdiri dari Desa Sikun, Desa Fafoe, Desa Oan Mane, dan Desa Motaain di Kecamatan Malaka Barat dan Desa Naimana, Desa Fahiluka, serta  Desa Lawalu di Kecamatan Malaka Tengah.

"Sesuai pantauan kita, banjir merendam rumah dan lahan pertanian warga. Kita akan sampaikan data-data kerusakan apa saja yang terjadi di lokasi banjir tersebut," ucap Kepala BPBD Malaka, Stefanus Nahak Klau. 

Adapun Kepala Desa Motaain, Ambrosius Klau menyebut lahan pertanian seluas 70 hektar serta 2 hektar tambak milik warga di wilayahnya terendam. Sebanyak 981 warga yang terdiri dari 219 keluarga menjadi korban.

 

Tambatan perahu di Kabupaten Sikka ambruk

Dari Kabupaten Sikka dilaporkan, tambatan perahu Oti Oa Ramba Lengge di Desa Maluriwu, Kecamatan Palue juga ambruk akibat diterjang gelombang tinggi pada Senin 11 Maret 2024.

Camat Palue, Rudolfus Riba menyebut kapal motor tidak bisa berlabuh pasca tambatan perahu ambruk.

Dia mengatakan, tidak ada lagi tempat untuk kapal motor bersandar di lokasi itu karena lantai dermaga ini jebol. Sebagian tiang penyangganya patah. 

"Fatal sekali, kapal motor sudah tak ada tempat untuk sandar, tidak bisa sandar lagi,"ujarnya 

Dikatakannya, tambatan perahu Oti Oa Ramba Lengge merupakan akses satu-satunya untuk kapal motor di wilayah itu dari Maumere ke Pulau Palue begitupun sebaliknya.

Kata dia, hingga saat ini gelombang tinggi masih menerjang pulau Palue.

Ia pun menghimbau masyarakat yang hendak berlayar dari Kota Maumere menuju Pulau Palue dan sebaliknya  menunda keberangkatan.

 

Akses jalan lima desa di Flores Timur lumpuh sementara

Guyuran hujan deras dan angin kencang beberapa hari terakhir juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur.

Akibatnya, jalan penghubung lima desa di Kecamatan Tanjung Bunga tidak bisa digunakan akibat banjir yang melintasi badan jalan. Tak hanya itu, tanaman pertanian juga dilaporkan rusak tersapu banjir.

Warga Desa Aransina, Hendra Koten, mengatakan lima desa yaitu yang lumpuh akibat akses jalan terdampak banjir yakni Desa Lamanabi, Aransina, Latonliwo Satu dan Patisirawalang.

"Hujan deras membuat akses jalan putus. Banjir melintas dari bukit dan pegunungan ke badan jalan," ujarnya Senin, 11 Maret 2024, 

Ia mengatakan, aliran air deras dari bukit dan pegunungan juga membawa material batu dan tanah. Material itu terbawa air hingga ke badan jalan yang hingga kini debitnya sekira betis orang dewasa.

Meski demikian, sejumlah kendaraan roda dua nekat menerobos banjir. Beberapa dari mereka selamat, namun ada kendaraan mogok karena mesinnya terendam air.

Menurutnya, banjir telah menjadi langganan setiap musim penghujan, namun pemerintah setempat belum mencari solusi atas dampak banjir yang mengancam tanaman warga.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kalak BPBD Flores Timur, Ahmad Duli, mengatakan pihaknya sudah mendata wilayah terdampak banjir akibat hujan.

"Penanganannya segera dilakukan," katanya.

Dia menjelaskan, selain laporan kerusakan tanaman pertanian, BPBD juga menerima laporan putusnya akses jalan dan kerusakan rumah warga akibat angin kencang.

 

Penyeberangan Feri Labuan Bajo - Sape ditutup

Cuaca buruk juga menyebabkan penyebrangan dari Pelabuhan ASDP Labuan Bajo menuju Sape, NTB atau sebaliknya, ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Ombak besar dan hujan disertai angin kencang melanda perairan Labuan Bajo dan sekitarnya tiga hari terakhir ini. 

"Kapal feri sementara tidak beroperasi untuk lintasan Sape-Labuan Bajo mulai Sabtu kemarin," jelas General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Sape Reno Yulianto, Senin 11 Maret 2024.

Larangan berlayar juga berlaku untuk kapal wisata tujuan Pulau Komodo, dan Pulau Padar. 

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo hanya mengizinkan pelayaran ke Pulau Rinca. Larangan itu berlaku mulai hari ini hingga 16 Maret 2024.

Diketahui cuaca di Labuan Bajo hari ini terjadi angin kencang dan sesekali hujan deras. Prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan lebat hingga angin puting beliung berpotensi terjadi di NTT termasuk Labuan Bajo pada 8-14 Maret 2024. (fan/uka) 

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved