Berita Timor Tengah Selatan
CWS Gelar Pelatihan Advokasi Dasar dan Survei Persepsi Masyarakat Inovator Lokal di TTS
Kegiatan berkat kerja sama CWS dan YEU dalam Proyek CLIP - IDEAKSI: Inovasi Kemanusiaan yang Inklusif Tahun Proyek 2024
Penulis: Adrianus Dini | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Guna meningkatkan kepekaan inovator lokal, Church World Service (CWS) bekerjasama dengan YAKKUM Emergency Unit (YEU) menggelar Pelatihan Advokasi Dasar dan Survei Persepsi Masyarakat bagi Inovator Lokal di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang.
Kegiatan berkat kerja sama CWS dan YEU dalam Proyek CLIP - IDEAKSI: Inovasi Kemanusiaan yang Inklusif Tahun Proyek 2024 ini berlangsung selama 2 hari yaitu sejak Senin, 11 Maret 2024 hingga Selasa 12 Maret 2024 di Aula Hotel Timor Megah Kota Soe.
Welem Oktovianus Banik, Program Officer- CWS Indonesia Wilayah NTT menjelaskan, melalui dukungan Elrha, Start Network, dan ADRRN (Asian Disaster Reduction and Response Network) Tokyo Innovation Hub dan didanai oleh FCDO (Foreign, Commonwealth and Development Office) dan CWS Global, CWS dan YEU menginisiasi rangkaian IDEAKSI (Ide, Inovasi, Aksi, Inklusi) Indonesia Innovation Hub sebagai bagian dari proyek Community Led Innovation partnership CLIP atau Kemitraan untuk Inovasi yang Berbasis Kepemimpinan Masyarakat.
"CWS mengimplementasikan Proyek CLIP IDEAKSI sejak Juli 2023 di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Kupang serta bermitra dengan 5 komunitas lokal sebagai inovator," ungkapnya.
Dalam kurun waktu tersebut kata Welem, kelima Kelompok Inovator yang ada telah mengikuti serangkaian proses dan kegiatan, seperti konsultasi masyarakat, pelatihan design thinking and theory of change, pembuatan concept note dan proposal, seleksi inovator, workshop inovasi, survey lapangan, jurnalisme komunitas, mekanisme umpan balik dan keluhan, konsultasi perjanjian kerja sama, dan pendistribusian dana hibah.
"Keseluruhan dari proses ini bermanfaat bagi penguatan kapasitas kelembagaan dan anggota kelompok inovator, sehingga proyek CLIP IDEAKSI ini dapat berjalan dengan sukses," ujar pria berkacamata ini.
Dia menjelaskan, untuk memastikan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para inovator lokal tersebut memiliki manfaat dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya maka perlu dilakukan penilaian untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil dari inovasi tersebut.
"Berkaitan dengan itu maka para inovator lokal perlu belajar tentang apa penilaian dan persepsi masyarakat terhadap inovasi yang mereka lakukan di daerah atau wilayahnya masing-masing," imbuhnya.
Baca juga: Kodim 1622/Alor dan Pemda Alor Kolaborasi Atasi Krisis Air Bersih dan Stunting di Alor
Bersamaan dengan itu lanjut Welem, para Inovator Lokal ini perlu terus dibekali dengan sederetan pengetahuan dan kemampuan-kemampuan lainnya, seperti advokasi agar mereka dapat terus menyuarakan inovasi-inovasi lokal lainnya demi terjadinya perubahan-perubahan baik di lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
"Tujuan dilaksanakan kegiatan ini yaitu, untuk meningkatkan kemampuan dan kepekaan inovator lokal dalam melihat persoalan-persoalan yang ada di lingkungan mereka dan dapat menyurakannya kepada para pemangku kepentingan baik di tingkat lokal maupun nasional," jelasnya.
Selain itu kata dia, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kemampuan inovator lokal guna melakukan perubahan-perubahan sosial melalui inovasi-inovasi lokal yang dapat mencegah, mengurangi, dan mengatasi risiko-risiko bencana di daerahnya.
Disampaikan, output dari kegiatan ini untuk pengingkatan pengetahuan dan keterampilan para inovator dalam melakukan advokasi serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan para inovator dalam melakukan survey kepuasan masyarakat.
Sementara, Nikson Tenistuan, salah satu peserta kegiatan yang juga Ketua Kelompok IKM Glaomori METO Kabupaten Kupang mengapresiasi kegiatan ini.
Menurut Nikson, kegiatan ini membantu pihaknya untuk tetap eksis memperhatikan keberlanjutan kegiatan yang telah dimulai pihaknya.
Terkait kegiatan ni, lanjut Nikson, sebagai inovator lokal sudah melakukan inovasi masing-masing.
"Kebetulan kami berinovasi untuk pemanfaatan kelor, sebagai upaya untuk pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Kupang," jelasnya.
Dikatakannya, tujuan dari advokasi ini supaya pihak-pihak yang turut bekerjasama misalnya pemerintah pemangku kebijakan bisa terus berkolaborasi secara berkelanjutan dan mendapatkan dukungan.
Baca juga: Cegah Stunting, Dinas PMD Rote Ndao Dorong 20 Desa Kerja Sama dengan 1000 Days Fund
"Sehingga inovasi kami tidak hanya berlangsung satu atau dua tahun, tetapi terus berlanjut ke depan, supaya ada dampak positif dari pendampingan. Misalnya anak-anak yang kami dampingi bisa lebih sehat, demikian juga bermanfaat bagi ibu hamil dan ibu menyusui," bebernya.
Dia mengatakan, kegiatan hari ini sebagai bentuk penyegaran bagi pihaknya.
"Karena selama ini lngkah-langkah itu telah kami lakukan dan merupakan bagian dari advokasi. Advokasi tidak harus berarti ada kaitannya dengan hukum. Advokasi juga berarti diskusi yang baik, tanpa harus menunjukan sikap anarkis yang menimbulkan masalah baru," ujarnya.
Pantauan Pos Kupang, peserta kegiatan ini terdiri dari 2 orang utusan dari 5 kelompok inovator lokal dan para mentor sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan untuk kesuksesan pelaksanaan inovasi lokal.
Tampak Fasilitator dalam kegiatan ini terdiri dari fasilitator eksternal, Niky Diosdado Babys Pekerja LSM Lokal dan fasilitator internal, Staf CWS di antaranya: Vinsen Surma, Program Manager CWS wilayah NTT; Yoseph Leki - Assisten Finance CWS Indonesia Wilayah NTT dan Welem Oktovianus Banik, Program Officer- CWS Indonesia Wilayah NTT. (din)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Suasana-Pelatihan-Advokasi-Dasar-dan-Survei-Persepsi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.