Pilpres 2024

Petinggi Gerindra Bicara Soal Hak Angket: Itu akan Sulit Terwujud

Petinggi Partai Gerindra, Habiborukhman angkat bicara terkait gaduhnya wacana hak angket yang terus disuarakan oleh yang kurang beruntung saat Pilpres

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
SULIT TERWUJUD – Habiborukhman, Petinggi Partai Gerindra secara blak-blakan bicara tentang hak angket yang kemungkinan sulit terwujud karena mayoritas anggota DPR RI telah berasumsi pemilu sudah berakhir apa pun hasilnya. 

POS-KUPANG.COM – Petinggi Partai Gerindra, Habiborukhman angkat bicara terkait gaduhnya wacana hak angket yang terus disuarakan oleh pihak yang kurang beruntung dalam Pilpres 2024 baru-baru ini.

Secara blak-blakan Habiborukhman mengatakan, bahwa hak angket itu agak sulit terwujud. Karena saat ini mayoritas anggota DPR RI telah menerima bahwa Pemilu 2024 telah berakhir dan apa pun hasilnya harus dihormati.

Saat ini, katanya, mayoritas anggota dewan tidak mendorong sepenuhnya pengajuan hak angket tersebut. Soalnya sebagian besar anggota Dewan itu menganggap pemilu telah berakhir dan apapun hasilnya harus dihormati.

"Kalau proses pemilu sepertinya semangat teman-teman menghormati, sebagian besar teman-teman, 'ya sudahlah untuk pemilu sudah ada pemenangnya', kurang lebih begitu," kata Habiburokhman, sebagaimana dikutip Pos-Kupang.Com dari WartakotaLive.com, Kamis 7 Maret 2024.

Habiburokhman menilai, di sisa delapan bulan masa jabatan anggota DPR tersebut lebih baik digunakan untuk fokus menyelesaikan rancangan undang-undang yang menumpuk.

Selain itu waktu tersebut lebih digunakan untuk memaksimalkan fungsi pengawasan DPR, termasuk yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2024.

"Jadi bisa saja enggak perlu hak angket tetapi dibahas di raker-raker bidang pengawasan, Komisi II misalnya rapat dengan KPU ( Komisi Pemilihan Umum ) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu)."

"Kami rapat dengan aparat penegak hukum, tetap saja kan aspirasi masyarakat soal dugaan-dugaan kecurangan bisa disampaikan," terang Habiburokhman.

Waketum Gerindra ini pun mengaku belum melihat ada anggota DPR yang berkeliling menawarkan rencana hak angket agar didukung oleh anggota Dewan lainnya.

"Itu saya enggak lihat. Kalau dulu saya lihat ada teman, kawan, sahabat, saya tahulah ada yang keliling bawa ini ke mana-mana minta tanda tangan, sekarang saya tidak melihat," ungkap Habiburokhman.

Karena menurut Habiburokhman, anggota dewan kini masih sibuk dengan pengawalan proses rekapitulasi suara di daerah pemilihan masing-masing.

Tak Kunjung Bergulir

Hingga saat ini belum ada satupun partai di DPR yang menggulirkan secara resmi Hak Angket di DPR. Padahal calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengusulkan penggunaan hak tersebut sejak 19 Februari 2024 lalu untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Sejumlah Anggota DPR juga telah mewacanakan mengusung hak angket dalam berbagai kesempatan termasuk saat rapat paripurna DPR pada Selasa 5 Maret  2024 lalu, terdapat tiga fraksi yang menginterupsi untuk menyuarakan hak angket yakni PDIP, PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hak angket bisa digulirkan jika diusulkan paling sedikit 25 anggota DPR dan lebih dari satu fraksi.

Pengusulan hak angket harus disertai dokumen yang memuat soal materi kebijakan atau pelaksanaan undang-undang yang akan diselidiki serta alasan penyelidikan.

Lalu apa kendala partai politik saat ini?

PDIP Siapkan Naskah Akademis

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyebut pihaknya sedang fokus konsolidasi menyiapkan naskah akademik hak angket.

Namun Djarot tidak membeberkan kapan tepatnya hak angket akan digulirkan secara resmi.

Dia juga menekankan bahwa pihaknya mengeksplorasi semua opsi untuk mengevaluasi Pemilu 2024.

"Saya ingin klarifikasi bahwa memang betul yang meminta menggunakan hak angket pertama kali itu adalah Mas Ganjar Pranowo."

"Tapi inget, Mas Ganjar juga menyampaikan, kalau memang rasanya sulut menggunakan hak angket, bisa juga interpelasi, atau bisa juga rapat dengar pendapat dengan eksekutif,” kata Djarot dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu 6 Maret 2024.

Djarot menegaskan semua upaya yang bisa dilakukan perlu ditempuh agar ada upaya perbaikan dari kekurangan pemilu saat ini.

Hak angket disebutnya juga dapat menghapus kecurigaan atau tuduhan seputar kecurangan pemilu.

Dalam menyiapkan naskah akademik, Djarot pun menyebut butuh komunikasi dengan para pihak yang mendukung hak angket.

Begini Sikap PKB

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengaku, pihaknya menunggu PDIP sebagai “saudara tua” untuk menggulirkan hak angket.

Daniel menyebut parpol pengusung Anies-Muhaimin telah sepakat menggulirkan hak angket.

Parpol pengusung Anies-Muhaimin diketahui telah menggelar pertemuan di tingkat sekjen dan mengumumkan keputusan tersebut pada 22 Februari lalu.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah mengatakan hingga saat ini tak ada instruksi dari Cak Imin yang juga Ketua Umum PKB untuk mengajukan hak angket guna menyelidiki dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.

Baca juga: Hasil Sementara Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Tak Bisa Saingi Anies-Muhaimin

Menurut dia, Cak Imin paham bahwa pengajuan hak angket merupakan hak setiap anggota parlemen.

"Tidak ada arahan (dari Cak Imin) karena beliau percaya kita tahu apa fungsi kita," kata Luluk di gedung DPR, Jakarta, Rabu 6 Maret 2024.

Dia menilai Cak Imin tak pernah melarang anggotanya berbicara ihwal hak angket.

"Selama ini saya tidak pernah dilarang untuk bicara apa pun, sepanjang tidak ada larangan sih," ujarnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved