Wisata NTT
Wisata NTT Pesona Pantai Koka di Kabupaten Sikka, Kabarnya Masih Ada Sisa Peningglan Perang Dunia II
Kabupaten Sikka secara letak geografis memiliki dua pantai yaitu Pantai Utara yang berbatasan degan Laut Flores dan Pantai Selatan yang berbatasan
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kabupaten Sikka secara letak geografis memiliki dua pantai yaitu Pantai Utara yang berbatasan degan Laut Flores dan Pantai Selatan yang berbatasan atau di tepian Laut Sawu
Dan, masing-masing pantai memberikan kontribusi spot indah bagi mereka yang menykai wisata Pantai
Dan, salah satu pantai indah di Selatan Kabupaten Sikka adalah Pantai Koka
Pantai yang sudah menjadi tujun wisata kebanggan Kabupayen Sikka ini sudah menjadi salah spot wisata NTT yan juga salah satu tujuan wsiata dlaam perjalanan wisata ke Pulau Flores
Keindahan pantai dengan karakteristik yang eksotik ini tak ditemukan dipantai lain atau bak lukisan mastro lukis
Pantai ini juga masih menyimpan misteris. Sebab banyak cerita mengenai Pantai Koa yang menjadi saksi bisa perang dunia II di Diwilayah itu yang disebutkan dengan masih ada juga sisa peninggalan perang di masa lalu
Baca juga: Persona Wairterang di Kabupaten Sikka, Nikmati Suasana Hutan dan Pantai Serfta Pancuran Sejuk
Dikutip dari parekrafntt.id, destinasi wisata Pantai Koka saat ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Sikka.
Destinasi ini semakin menjadi tersohor seiring berkembangnya destinasi super premium Labuanbajo. Pesatnya perkembangan Labuanbajo, turut memberikan andil pada dikenalnya destinasi lainnya di Pulau Flores termasuk Pantai Koka.
Destinasi ini terletak di Kecamatan Paga, Desa Wolowiro, berjarak kurang lebih 48 km dari Kota Maumere, berada pada ruas sumbu jalan negara, sehingga akses menuju detsinasi ini boleh dibilang sangat mudah.
Untuk mencapai lokasi destinasi pantai Koka dari pusat Kota Maumere dapat ditempuh dengan kendaran baik roda 4 maupun roda 2 dengan waktu tempuh sekitar 45 menit saja.
Baca juga: Pesona Bukit Tuamese, Bak Raja Ampat di Daratan Timor NTT
Perjalanan 45 menit normal ini tidak akan terasa sebab sepanjang perjalanan anda dapat menikmati berbagai spot wisata dengan tema yang beragam, mulai dari museum Blikon Blewut di Leda Lero, rumah tenun Lepo Lorun di Nita, Resort La Paga, Paga Beach dan kampung adat Mbengu di Maulo’o dan akhirnya Pantai Koka di Wolowiro, tentunya ini dapat dinikmati secara paripurna jika anda memiliki waktu yang cukup untuk menjelajahi semua spot wisata ini.
Destinasi wisata pantai koka berjarak sekitar 2 km dari sumbu jalan negara, dengan akses jalan masuk yang tidak terlalu bagus, pembayaran pas masuk yang harus dilakukan sebanyak 2 kali sebesar Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- adalah hal yang juga tentunya sangat menyesakan'
namun percayalah setelah anda memasuki lokasi pantai ini, perasanaan kesal, jenuh karena lamanya perjalanan, penat karena semua hal yang anda temui selama perjalanan seakan sirna. Batin dan jiwa anda akan dibuai
kemudian dibawah terbang menyaksikan hamparan pasir putih yang bersih, bening dan kemilau pantulan cahaya mentari yang menyapa dan mengelus permukaan air laut, berpadu resonansi nada nyanyian gelombang pantai selatan menerpa karang kemudian pecah dan berkejaran meraih bibir pantai.
Perjalanan wisata merajut pengalaman dan cengkrama bersama alam pantai koka adalah sebuah kontemplasi nyata dan paripurna dari kehidupan untuk memaknai pencipta.
Destinasi Wisata Pantai Koka, memberikan pengalaman yang melampaui ekspektasi dan imajinasi pengunjung, Indahnya Pantai Koka, semakin sempurna karena Pantai eksotis ini seakan dijaga dan dipagari, serta diapit oleh dua bukit kecil, yakni Bukit Rodja tepat berada di sisi barat pantai dan Bukit Ndate Sare di sebelah Timurnya.
Tepat di kaki Bukit Rodja pada dasar tebing yang terjal dengan ketinggian hampIr 5 meter terdapat sebuah goa batu dengan kedalaman gua sekitar 500 meter menuju dataran yang oleh penduduk setempat dinamakan Lia Wio, sementara pada kaki butit Ndate Sare terdapat bungker peninggalan Jepang pada Perang Dunia II, dengan kedalaman Bunker sekitar 50 Meter.
Baca juga: Syahrini Tetiba Pakai tas Bukan Hermes, Tapi Harga Tas Baru Istri Reino Barak Sampai Setengah Miliar
Kabarnya Di dempat ini masih terdapat tank dan persenjatan tua peninggalan tentara Jepang.
Oleh Warga setempat tempat ini dikeramatkan, karenanya akses untuk berkunjung ke Bukit Ndate Sare sangat dibatasi.
Menghabiskan waktu seharian di Pantai Koka sungguh sangat tidak menjenuhkan, berbagai aktifitas dapat dilakukan, mulai dari berendam diri di cekungan perairan dangkal yang tenang,menyelam menikmati terumbuh karang yang masih alami, dengan arus bawah air laut yang juga sangat pelan, dan sesewaktu pada bulan juli-september dapat juga berselancar ria menikmati gelombang tinggi sekitar 1,5 m, kemudian berjemur dan merasakan hangatnya mentari beralaskan pasir putih yang bersih.
Beraktifitas seharian tentunya menguras energi, jika pengunjung haus atau lapar, tidak perlu khawatir, ada penduduk lokal yang menjajakan kelapa muda segar, serta pangan lokal.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati malam demi meraih fajar di pagi hari, dilokasi ini juga sudah ada 4 unit home stay yang disewakan dengan harga yang relative terjangkau yakni Rp. 250.000/malam.
Jauh dari kebisingan, mendengarkan nyanyian binatang malam, sambil rebahan di tepi pantai pada dipan bambu yang disiapkan seadanya oleh masyarakat setempat dengan diterangi temaram bulan purnama, yang malu berpantul riak kilau permukaan laut, yang pasrah dipermainkan angin, serta deru gemuruh gelombang adalah sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan ditemui di gedung-gedung pencakar langit dengan pelayanan bintang lima sekalipun.
Ketika pagi merebak, kala tirai fajar tersibak, nampak merona ufuk timur, bangun dari peraduan malamnya sang mentari mengintip seolah datang dari balik dalamnya samudera, terlihat burung-burung pantai terbang rendah memangsa ikan-ikan yang bercengkrama di permukaan.
Baca juga: Wisata NTT , Pesina Pantau Tanjung Bastian di NTT, Mulai Dari Rekreasi Keluarga hingga Pacuan Kuda
Pantai Koka adah cerita tanpa episode, pantai koka menjadi telah menjadi rekaman pengalaman yang tersajiwartakan dalam berbagai tulisan. Telah banyak tulisan yang mengulas destinasi wisata ini.

Pantai Koka di mata wisatawan mendapatkan banyak asosiasi yang mempersonifikasikan destinasi menawan ini, deretan personifikasi yang sering diberikan kepada dewtinasi ini diantaranya The Dream Beach, The scattered pieces of heaven, The Blue Tapestry, dan masih banyak lagi julukan yang disematkan oleh wisatawan kepada destinasi ini, sesuai aktualisasi rajutan pengalaman mereka.
Pantai Koka antara harapan dan kebutuhan
Pantai Koka adalah sebuah magnet baru Pariwisata Kabupaten Sikka yang setiap hari dikunjungi oleh wisatawan, bahkan bukan saja wisatawan lokal, tetapi juga terdapat wisatawan mancanegara yang juga menghabiskan waktu beberapa hari di destinasi ini.
Pantai Koka adalah sebuah oase baru bagi dahaga geliat ekonomi masyaralat lokal. Kehadiran pengunjung yang terus berdatangan dan tak pernah sepi telah memancing bertumbuhnya ekonomi masyarakat lokal.
Kondisi ini seharusnya dimanfaatkan dan dikelola secara baik, budaya dalam bentuk atraksi harus meulai dihidupkan sebagai bagian dari suuguhan yang bukan saja dalam tatanan nilai kultural, tetapi juga memberikan dampak ekonomis, sikap dan perilaku masyarakat setempat harus juga mulai berubah dan ramah bukan saja terhadap pengunjung, tetapi juga pada kebutuhan pengunjung.
Baca juga: Batu Basusun dan Bukit Teletabis, Pesona Wisata Alam Lelogama yang Curi Perhatian
Pantai Koka hari-hari ini adalah Pantai Koka yang hadir semata-mata karena Pemberian Tuhan. Pola perilaku wisata yang tumbuh dari masyarakat setempat, belum sejalan dengan kebutuhan serta standard rasa pariwisata itu sendiri, selain itu Pantai Koka belum bersolek diri dari aspek amenitas, sarana dan prasarana seperti Toilet, Air Bersih, Lahan Parkir gerai Kuliner dan Cederamata belum terlihat mengisi kekokosongan ruang butuh wisatawan.
Pantai Koka membutuhkan sentuhan pembangunan dari Pemerintah, serta keihklasan untuk duduk bersama, bersepakat untuk tumbuh bersama dari masyarakat lokal.
Kerelaan untuk memberikan ruang bagi pemerintah melakukan beberapa intervensi yang dapat memenuhi standard kebutuhan wisatawan adalah sebuah kemutlakan, sambil juga dibuka ruang kreasi bagi masyarakat untuk mengeksplorasi semua potensi ekonominya agar bernilai efektif bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Pola Asah, Asih, Asuh dalam kemitraan harus ditumbuhkan, karena dengan pola yang partisipatif ini.
masyarakat akan merasa diikutkan, terlibat dan menikmati hasi pembangunan Koka, serta Pemerintah mendapat manfaat dari terdistribusinya kesejahteraan dan akses masyarakat kepada sumber-sumber kesejahteraan tersbut dapat terbuka.
Perbaikan jalan masuk, retribusi masuk yang satu harga dan sekali, ketersediaan air bersih, pemandu lokal, ketersediaan pangan lokal yang higenis dengan cita rasa lokal, sikap masyarakat yang ramah terhadap wisata dan wisatawan, akomodasi yang cukup, tempat parkir yang representative, adalah sebuah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan agar destinasi wisata Pantai Koka, benar-benar menjadi destinasi wisata yang ramah dan sesuai citarasa serta standar kebutuhan wisatawan.*
Artilel Lain Wisata NTT
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.