Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Kamis 8 Februari 2024, Bunuh Diri
Tetapi, Yudas sendirilah yang memilih menjalani hidup dalam dosa, melakukan kejahatan dan ia juga yang harus menanggung akibat.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Kamis 8 Februari 2024 Bunuh Diri, merujuk pada Kitab Kisah Para Rasul 15:25.
Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil, Ratapan dan Pengharapan yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Februari 2024.
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:
Materi Pendalaman Alkitab Tindakan bunuh diri selalu dikaitkan dengan kondisi mental yang kacau dan tidak terkontrol akibat beratnya beban hidup yang tidak sanggup ditanggung.
Suasana horor akibat tindakan bunuh diri seringkali meninggalkan tanda tanya, mengapa dan dimana tempatnya kelak? Yudas Iskariot mengambil keputusan mengakhiri hidup dengan cara menggantung dirinya sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Rabu 7 Februari 2024, Perkataan Keras Melembutkan HATI
Setelah ia mati tergantung, rupanya tali yang dipakainya terputus, tubuhnya jatuh ke tanah dan menimpa sesuatu yang menyebabkan perutnya hancur terburai.
Sungguh tragis kematian Yudas Iskariot. Rasul Petrus di dalam teks ini menyebut Yudas, “dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.”
Ia terlibat aktif dalam pelayanan bersama Yesus, tetapi ia juga yang memimpin banyak orang menangkap Yesus dan membawanya ke pengadilan untuk dihukum mati.
Tetapi kemudian hidupnya sendiri lah yang berakhir dalam kematian yang tidak wajar. Rasul Petrus menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada Yudas merupakan penggenapan firman Tuhan, baik cara hidupnya maupun cara matinya.
Selama hidup ia selalu melakukan kejahatan dengan diam-diam mengambil uang dari perbendaharaan para murid dan memakainya untuk kepentingan pribadi, membeli tanah.
Uang yang diperolehnya dari hasil kejahatan telah menjadi jerat bagi dirinya sendiri. Keputusan Yudas untuk mencuri, membeli tanah, menjual Yesus, dan berakhir dengan bunuh diri, mengajarkan bahwa penetapan Allah tentang Yudas adalah bagian dari pengetahuan Allah yang sejak semula mengetahui segala sesuatu yang akan dilakukan oleh Yudas.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Selasa 6 Februari 2024, Perkataan Dari Roh Kudus
Namun, bukan Allah yang menetapkan Yudas menjadi orang jahat. Sebaliknya, Yesus memilihnya menjadi salah satu dari dua belas murid yang diperlengkapi untuk pekerjaan yang baik. Juga bukan Allah yang menetapkan Yudas harus mati dengan cara bunuh diri.
Tetapi, Yudas sendirilah yang memilih menjalani hidup dalam dosa, melakukan kejahatan dan ia juga yang harus menanggung akibat.
Pilihan Yudas menjadi bukti bahwa nubuat firman Tuhan, sebagaimana dalam kitab Mazmur (69:28; 109:8), yang dikutip oleh rasul Patrus, tidak pernah keliru.
Tindakan Yudas menggenapi nubuat Pemazmur. Bunuh diri tetap terjadi walaupun Yudas akhirnya sadar bahwa Yesus tidak bersalah, lalu ia mengakui kesalahan, mengembalikan uang hasil menjual Yesus, dan menyesali perbuatannya.
Penyesalan Yudas nampak dalam sikap mempersalahkan diri sebagai penyebab kematian Yesus, yang sebenarnya tidak pantas mati.
Tetapi penyesalan Yudas bukanlah ekspresi duka hati yang membawa kepada pertobatan, melainkan duka hati yang membawa kepada kebinasaan, sebab tidak ada pertobatan.
Jika demikian halnya, dimanakah tempat Yudas? Ayat 25 menyebutkan “Yudas telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” Apa maksudnya? Tempat yang wajar baginya, tentu terkait erat dengan keputusannya memilih tempat menggantung diri yang membawanya kepada kebinasaan.
Tempat kebinasaan, tidak ada kehidupan lagi baginya. Dengan demikian, alasan apa pun yang dipakai untuk melakukan tindakan bunuh diri, merupakan perbuatan melawan kedaulatan Tuhan. Tetapi sekaligus menyatakan pilihan tempat yaitu berada di luar Tuhan.
Pilihan bunuh diri membawa Yudas terpisah dari para murid dan terpisah dari persekutuan dengan Yesus Kristus, baik waktu hidup maupun waktu mati.
Pilihan bunuh diri membawa Yudas ada di tempat yang juga dipilihnya, yaitu tempat dimana ada kematian kekal. Kisah kematian Yudas ini, kiranya menjadi cukup jelas bagi kita tentang tindakan bunuh diri.
Bunuh diri merupakan akibat dari ketidakmampuan hidup benar, ketidakmampuan mengakui dosa, ketidakmampuan bertobat, dan ketidakmampuan menyerahkan diri kepada Tuhan. Bunuh diri adalah jalan menuju kebinasaan, kematian kekal.
Sebab, jalan bunuh diri menegaskan dimana seseorang akan berada kelak, yaitu di luar Kristus. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.