Breaking News

Merapi Erupsi

Gunung Merapi Erupsi: 9 Guguran Lava Meluncur ke Arah Kali Bebeng

Pada hari Selasa ini telah terjadi guguran lava di gunung yang terletak perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Editor: Agustinus Sape
TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGO
Sejumlah pengunjung di antaranya warga Prancis dan Yordania menyaksikan Gunung Merapi dari Gardu Pandang Kaliurang, Pakem, Sleman, Kamis (24/1/2024) siang. 

POS-KUPANG.COM, YOGYAKARTA - Erupsi Gunung Merapi masih terus berlangsung. Pada hari Selasa ini telah terjadi guguran lava di gunung yang terletak perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Menurut pengamatan BPPTKG , pada periode Selasa (30/1/2024), teramati 9 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter.

Terjadi pula 49 kali guguran dengan amplitudo : 3-35 mm, dan durasi : 21.84-163.68 detik.

Hybrid/Fase Banyak terjadi 3 kali, amplitudo : 3 mm, S-P : 0.4-0.5 detik, dan durasi : 5.4-7.5 detik.

Menurut pantauan Meteorologi, cuaca mendung, berawan, dan cerah.

Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 15-19 °C, kelembaban udara 70-98 persen, dan tekanan udara 768.8-918 mmHg.

Secara visual, gunung Merapi tampak jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II.

Asap kawah nihil.

Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca juga: BREAKING NEWS: PVMBG Turunkan Status Gunung Lewotobi Laki-laki ke Level Siaga

Menurut data pemantauan, suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi .

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi .

BPPTKG akan terus memantau aktivitas Gunung Merapi .

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Letusan kemarin

Letusan dahsyat terjadi di gunung tersebut kemarin sore.

Sekitar pukul 12.54 waktu setempat, terjadi longsoran panas besar yang disebut aliran piroklastik, turun dari kubah lava aktif di kawah puncak.

Aliran turbulen yang sangat berbahaya dan bergerak cepat ini terdiri dari campuran pecahan batuan panas dari kubah lava, gas vulkanik, dan udara sekitar.

Melewati jurang Kali Boyong di sisi selatan dan mencapai jarak biasa sekitar beberapa ratus meter dari puncak. Hal ini juga menghasilkan gumpalan abu abu-abu yang melimpah, yang disebut awan phoenix, yang terpisah dari aliran kolom dan abu.

Aliran piroklastik biasanya terbentuk ketika akumulasi massa lava di kawah puncak, yang dikenal sebagai kubah lava, menjadi terlalu besar dan mengalami keruntuhan gravitasi yang lebih kecil atau lebih besar, yang kemudian berubah menjadi longsoran salju yang cepat dan mematikan karena menghancurkan dan membakar segala sesuatu yang dilaluinya.

Status waspada tetap pada Level 3 sejak 5 November 2020.

Masyarakat diperingatkan untuk menjauh setidaknya 3 km dari puncak.

(Tribunjogja.com/volcanodiscovery.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved