Tips Sehat
Dokter Tail Thomson: Hipertensi Si Pembunuh Senyap
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sebagian besar penderitanya tidak memiliki keluhan.
POS-KUPANG.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih. Sampai saat ini, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan global karena terus meningkatnya angka penderita hipertensi dimana masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target.
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sebagian besar penderitanya tidak memiliki keluhan, namun bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, penyakit ginjal dan stroke.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penderita hipertensi sebanyak 25.8 persen dan meningkat menjadi 34,1 % pada Riskesdas tahun 2018, artinya 1 dari 3 orang di Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya.
Oleh karena itu, kita wajib mengukur tekanan darah secara rutin, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. Untuk deteksi dini dan pemantauan dapat dilakukan pengukuran tekanan darah di luar klinik bila fasilitas tersedia.
Syarat Pengukuran Tekanan Darah yaitu :
- Kondisi ruangan tenang dan nyaman, duduk santai selama 3-5 menit
- Sebelum pengukuran: hindari merokok, kafein, latihan selama 30 menit sebelumnya, dan sudah buang air kecil
- Petugas dan pasien tidak berbicara selama pengukuran tekanan darah
- Posisi lengan di atas meja dan sejajar dengan posisi jantung, duduk bersandar pada kursi dan kedua kaki lurus menginjak lantai
- Jika didapatkan tekanan darah tinggi maka pengukuran diulangi sebanyak 2x dengah selisih 3 menit dan diambil rata-ratanya
- Gunakan alat tensi yang valid dan sudah dikalibrasi
- Lengan atas pasien harus dilingkari manset tensimeter seluas 75-100 %
Penyebab
Penyebab hipertensi bisa multifaktorial karena interaksi faktor-faktor risiko atau penyebabnya tidak dapat diketahui.
Ada 2 jenis hipertensi yaitu Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder.
1. Hipertensi Primer adalah peningkatan tekanan darah yang belum bisa diketahui secara pasti penyebabnya. Tipe ini paling sering ditemukan.
2. Hipertensi Sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh berbagai kondisi dan penyakit lainnya seperti Penyakit ginjal, hipertiroid, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, Penggunaan obat (dekongestan, pil KB, NAPZA, atau kortikosteroid), kehamilan, obesitas, dan beberapa penyakit lainnya.
Faktor Risiko
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi :
- Usia lebih dari 55 tahun
- Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
- Obesitas, diabetes, penyakit ginjal
- Peningkatan kadar kolesterol dalam darah
- Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
- Merokok
- Sering minum alkohol
- Sering mengkonsumsi makanan tinggi garam
Gejala
Hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala atau tidak disadari sampai tekanan darah sudah terlalu tinggi dan sudah terjadi komplikasi.
Gejala yang ditimbulkan dapat berupa gejala ringan hingga berat seperti sakit kepala, pusing, leher tegang, nyeri dada, gangguan penglihatan, telinga berdenging, mimisan, gangguan irama jantung, kencing darah, dan lainnya.
Diagnosis
Dokter akan mengevaluasi pasien hipertensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola hidup, faktor risiko penyakit jantung, penyakit penyerta, penyebab kenaikan tekanan darah, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, serta menentukan ada tidaknya kerusakan target organ.
Selain anamnesis di atas, pasien dilakukan pemeriksaan tanda vital terutama tekanan darah. Penderita didiagnosa hipertensi bila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti tes fungsi ginjal, kolesterol darah, gula darah, elektrokardiogram, tes urine, pemeriksaan mata, dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai indikasi.
Pengobatan
Pengobatan hipertensi disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan penyebabnya.
Tujuan pengobatan adalah menurunkan tekanan darah sesuai target, mengontrol faktor risiko dan penyakit penyerta sesuai masing–masing kondisi.
Pengobatan hipertensi berupa modifikasi gaya hidup dan pemberian obat-obatan.
Modifikasi Gaya Hidup
- Perbanyak makan buah, sayur, ikan, makanan tinggi serat, protein nabati
- Hindari daging merah dan alkohol
- Batasi garam kurang dari 5 gram/hari (1 sendok teh rata)
- Capai indeks massa tubuh normal (Berat Badan/Tinggi badan= 18,5 – 25 Kg/m2), lingkar pinggang pria kurang dari 90 cm dan lingkar pinggang wanita kurang dari 80 cm.
- Aktivitas fisik/olahraga 4-7 kali/minggu, intensitas sedang, selama 30-60 menit,seperti berjalan, jogging, bersepeda, dan renang.
Obat-obatan
Obat anti hipertensi diberikan sesuai pertimbangan dokter, bisa terapi obat tunggal, atau kombinasi beberapa obat.
Bagi individu dengan tekanan darah 130-139/80-89 mmHg direkomendasikan untuk intervensi gaya hidup, dan penambahan terapi obat jika terbukti adanya penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung koroner.
Target penurunan tekanan darah tidak kurang dari 120/70 mmHg, termasuk bagi mereka yang berusia 65 tahun atau lebih (Sumber: Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia 2019).
Komplikasi
Hipertensi bila tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah, dan kerusakan pembuluh darah retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan.
Pencegahan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan menggalakkan jargon ‘CERDIK’ untuk mencegah terjadinya hipertensi.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola Stres. (artikel ini ditulis dr. Tail Thomson Nakamnanu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.