Berita NTT
Maksimus Masan Kian Sebut Masalah Adalah Pintu Masuk Inovasi
Setahun kemudian Maksimus mengikuti seleksi CPNS dan ditempatkan di beberapa sekolah sebagai guru PNS sebelum ditempatkan di SMPN 1 Lewolema.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Maksimus Masan Kian, sosok guru dari pelosok Flores Timur ini baru saja mendapatkan penghargaan Pos Kupang Awards kategori Guru Kreatif dan Inovatif pada tanggal 11 Desember 2023 lalu.
Berangkat dari menjadi seorang tenaga honorer di SMK Bina Karya Larantuka, Maksimus kini menjadi pengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lewolema, Kabupaten Flores Timur.
Setahun kemudian Maksimus mengikuti seleksi CPNS dan ditempatkan di beberapa sekolah sebagai guru PNS sebelum ditempatkan di SMPN 1 Lewolema.
"Sampai tahun 2023 terhitung kurang lebih 13 tahun saya berkecimpung di dunia pendidikan," kata Maksimus dalam Pos Kupang Podcast, Jumat, 15/12/2023.
Dalam rentang waktu tersebut, Maksimus melihat berapa perbedaan yang terjadi dalam dunia pendidikan dari waktu ke waktu.
Baca juga: PGRI Flores Timur Berikan Award Kategori Komunikatif Kepada Penjabat Bupati Flotim Doris Rihi
"Kurang lebih 10 tahun ini kurikulum yang saya alami itu mulai dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) lalu kemudian muncul yang namanya kurikulum 2013 dan hari hari ini insan pendidikan sedang bergelut dengan yang namanya Kurikulum Merdeka," ujar alumnus Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ini.
Perbedaan lain, kata dia, sebelumnya, pembelajaran tidak terlalu banyak melibatkan keterampilan digital tetapi saat ini keterampilan digital wajib masuk dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut dia ini merupakan hal yang sangat signifikan sehingga guru harus bertransformasi, harus ada perubahan fundamental yang tumbuh dari dunia pendidikan itu sendiri.
Baca juga: Guru Honor SMPN 3 Tanjung Bunga Dapat Laptop dari PGRI Flores Timur
"Memang sumber daya manusia guru sendiri saat ini sedang didorong untuk harus bisa mengubah dari dalam diri sendiri, harus terampil untuk banyak hal untuk mendukungnya dalam mengajar," jelasnya.
Menghadapi tantangan di dunia pendidikan saat ini, Maksimus mengatakan, harus dilihat dalam kerangka pikiran yang positif.
"Berkaitan dengan karakter anak, saya sendiri di sekolah selain sebagai guru IPA, saya dengan teman - teman mengembangkan yang namanya komunitas literasi SMP Negeri 1 Lewolema. Apa yang kami lakukan disitu adalah pembelajaran - pembelajaran di luar kelas. Di bawah pohon, di pesisir pantai, di hutan bakau, di kebun masyarakat, di pemukiman warga," ungkap Maksimus.
Baca juga: Terima Pos Kupang Award 2023, Maksimus Masan Kian Angkat Topi
"Di pantai, anak - anak berimajinasi dan menulis karya sastra mereka tentang pantai misalnya. Kalau kita pembelajaran di dalam kelas, dia hanya mengandalkan contoh orang membuat puisi dari dalam buku. Tapi kalau di pantai dia lihat pantainya, dia cium bau pantainya, pasirnya, lautnya lalu kemudian itu menjadi satu kesatuan imajinasinya untuk menulis. Demikian juga misalnya di kebun. Kalau di kelas dia belajar apa itu hama, apa itu penyakit, bagaimana cara mengatasinua. Lalu siapa yang menjadi gurunya? Bukan saya lagi yang menjadi guru adalah petani yang disitu. Demikian juga di pemukiman warga," jelasnya.
Bersama anak - anak, mereka memungut sampah - sampah plastik lalu dibuatkan eco brick yang kemudian bisa digunakan untuk membuat pagar sekolah juga taman.
"Jadi bagaimana tantangan itu kita bisa ubah menjadi satu hal yang kemudian melahirkan inovasi sehingga anak - anak mempunyai aktivitas sore hari yang mungkin mengganggu orang tua atau orang tua sibuk karena anak - anak main game saja dia diberi ruang untuk punya kreativitas di luar jam sekolah dan bukan berlebihan tapi komunitas literasi SMP Negeri 1 Lewolema ini memang bagi saya membanggakan dan juga membanggakan sekolah," kata Maksimus.
Baca juga: Ketua PGRI Flores Timur Bangun Perpustakaan Pakai Uang Tunjangan Sertifikasi
Dia mengisahkan, awalnya hanya terdorong hanya untuk menarik calon siswa agar bersekolah di SMPN 1 Lewolema karena di sekitar daerah tersebut ada tiga SMP. Hal itu kemudian berhasil menarik banyak siswa.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.