Frans Aba Calon Gubernur NTT

Frans Aba Bertemu Uskup Larantuka, Membahas Cara Bangun dan Gerak Maju Pembangunan NTT

Bakal Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur , Frans Aba memanfaatkan kesempatan saat berkunjung ke Kabupaten Flores Timir

|
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Dok
USKUP -- Calon Gubernur NTT , Frans Aba bertemu Uskup Larantuka . Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr di istana Keuskupan Larantuka 

POS KUPANG.COM -- Bakal Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur , Frans Aba memanfaatkan kesempatan saat berkunjung ke Kabupaten Flores Timur

Sosok yang sudah mendeklarasikan menjadi Calon Gubernur NTT itu bertemu Uskup Larantuka . Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr di istana Keuskupan Larantuka , Flores Timur belum lama ini

Dia Frans Aba yang kini menjadi dosen Pasca Sarjana di Universitas Atmajaya Jakarta itu mendengar banyak masukan dari Mgr . Fransiskus Kopong Kung, Pr

Keduanya banyak membahas mengenai mekanisme pembangunan untuk gerak maju NTT dan menekan angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan ini

Pertemuan itu setelah Frans Aba hadir ke wilayah Adonara sebagai donatur yang menyumbangkan salib besar untuk kapela di wilayah Paroki Baniona, lalu berziarah ke makam Almarhum Frans Lebu Raya, Frans Aba kemudian diterima secara hangat di Keuskupan Larantuka.

Baca juga: Frans Aba Disambut Ibu-ibu di Adonara Hingga Diajak Makan Siang , Calon Gubernu Dorong Investasi

Pada kesempatan berharga tersebut, Frans memohon restu sekaligus memberi laporan dan ucapan terima kasih kepada Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr terkait ziarah salibnya di Stasi Ariona.

Lebih daripada itu, dua tokoh dengan nama pelindung spiritual yang sama ini berkesempatan membangun dialog serta berdiskusi seputar pengalaman iman umat hingga terkait persoalan moral, sosial, budaya dan tak lupa gejolak-gejolak politik yang ada.

Pada kesempatan itu Frans Aba menyatakan bahwa Uskup Larantuka merupakan salah satu tokoh dan pemimpin umat di NTT yang inklusif, yang menolak dengan tegas pengaruh buruk primordialisme dalam bentuk apa pun.

Baca juga: Frans Aba Didampingi Keluarga Muslim di Flores Timur Mengantar Salib ke kapela Stasi Ariona, Adonara

"Terkadang sistem kekerabatan, sistem kesukuan itu positif-negatif mempengaruhi gerak pembangunan. Ketika kita di sana mengembangkan dan mengintensifkan pembangunan tapi ada problem agraria yang berkaitan dengan kesibukan, misalnya.

Akhirnya tujuan kita baik tapi nanti tidak bisa berjalan. Maka ada karakteristik setempat yang mesti dikenal, diidentifikasi dan dicari pemimpinnya. Ini perlu ada keberanian dan sikap siap rugi untuk rakyat.... Maka Pak Frans harus (terus) bangun dialog dan beri juga pencerahan..." ungkap Mgr Fransiskus Kopong Kung, Pr

Akan hal ini, menurut Frans Aba yang juga lulusan S1 dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu , apa yang disampaikan oleh Bapak Uskup adalah benar-benar mencerminkan kedewasaan dan sikap kebapakan visioner dari seorang pemuka Agama.

Beliau tidak secara ekslusif menyinggung atau mengutamakan kepentingan umat Katolik atau orang-orang Larantuka saja, tetapi justru beliau begitu kritis mengharapkan agar siapapun yang memimpin NTT ini mesti terlepas dari sekat-sekat kesukuan maupun suku.

Baca juga: Calon Gubernur Frans Aba Sambangi Panti Asuhan Adimister Duli Ona, Ini Empati, Suka Cita & Cinta FA

Beliau ingin agar locus dan focus dari pembangunan di NTT adalah masyarakat itu sendiri, semuanya, tanpa problem kedok apapun. Hal ini tentu saja sejalan dengan prinsip dasar Frans Aba sendiri.

"Yang disampaikan oleh Yang Mulia Uskup Larantuka adalah bagaimana seharusnya orang-orang menerjemahkan arti kata “Katolik” dan mempertegas keberadaan Gereja di dunia sebagaimana yang dimuat dalam Katekismus Gereja Katolik. Bahwa Katolik itu artinya “merangkul semua orang”, maksudnya “seluruhnya” atau _“lengkap”,_terlepas dari kedok agama, suku, pendidikan dan lain sebagainya. Dan saya kira itulah kesadaran fundamental yang saya prioritaskan sejak dulu dan sampai seterusnya, yakni terlibat aktif di ruang publik sambil tetap memperhatikan duka dan kecemasan, serta kegembiraan dan harapan semua masyarakat." Ungkap Frans Aba

Lebih lanjut dalam dialog tersebut Frans Aba juga mengkisahkan bagaimana keterlibatannya dulu ketika menjadi mahasiswa di Malaysia yang turut berperan penting dalam mengadvokasi korban-korban human trafficking di Malaysia. Salah satunya adalah bagaimana Frans Aba mengadvokasi kasus Nirmala Bonat.

"Terus terang saja, saya orang yang lihat langsung dan membantu secara langsung korban-korban perdagangan manusia adal NTT yang ada di Malaysia yang. Waktu itu saya berperan besar dalam membantu Pak Paul Liyanto." tegas Frans.*

Artikel lain terkait Frans Aba

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved