Breaking News

KKB Papua

Kontak Tembak KKB Papua–TNI Polri Cenderung Meningkat, Begini Kata Ahli Militer Made Tony Supriatma

Intensitas kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata dengan prajurit TNI Polri di Papua, terus meningkat dari waktu ke waktu. Begini faktanya.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
KONTAK TEMBAK – Akhir-akhir ini, intensitas kontak tembak senjata antara KKB Papua dengan TNI Polri terus meningkat di Tanah Papua. Padahal cukup banyak personel TNI Polri di daerah itu. 

POS-KUPANG.COM – Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua dengan prajurit TNI Polri, terus meningkat dari waktu ke waktu.

Bahkan saat ini, pasukan TNI Polri juga terus dikerahkan ke Tanah Papua. Jumlah personelnya sudah sangat banyak dan itu terjadi sejak tahun 2019.

Ironisnya, meski jumlah personel semakin banyak dari waktu ke waktu, tetapi keamanan di Papua malah sulit diatasi. KKB Papua.com malah semakin bebas bergerak dengan selalu memakan korban jiwa.

Sorotan tajam ini, dilontarkan Peneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatma pada Selasa 26 September 2023. Fakta itu dilansir Pos-Kupang.Com dari sebuah video yang kini viral di media sosial.

Dalam pernyataannya, Made Tony Supriatma membeberkan bahwa meski jumlah personel ke Papua terus bertambah, namun data tentang penerjunan aparat TNI ke Papua sulit sekali di peroleh.

Bahkan data-data yang dibeberkannya itu, umumnya  diperoleh bukan dari data internal TNI, melainkan dari sumber terpercaya lainnya.

Data dari institusi TNI mengenai jumlah personelnya di Papua, katanya, juga sangat sulit diperoleh. Alasan yang ia terima malah beragam.

Ada alibi yang menyebutkan, bahwa data itu tidak bisa diberikan karena merupakan rahasia negara. Oleh karena itu, data tersebut tidak bisa dibeberkan kepada publik, atau diberikan kepada pihak mana pun.

Berdasarkan keadaan itu, kata Made Tony Supriatma, maka ia pun berusaha mendapatkan data-data itu dari berbagai sumber, termasuk mendapatkannya dari tulisan-tulisan di media-media.

Dia juga menyebutkan bahwa selama ini, penambahan atau pengerahan pasukan dari luar ke Tanah Papua, tidak pernah transparan.

“Setiap kali saya meminta data, selalu saja dikatakan bahwa ini rahasia negara,” ujar Made Tony Supriatma membeberkan fakta tentang jumlah prajurit di Tanah Papua.

Mengenai jumlah riil prajurit TNI di daerah bergolak yang diperkirakan mencapai 11.000 hingga 12.000 orang, dia menyebutkan, bahwa dari data yang dimiliki dan berdasarkan kajian statistik, jumlah itu terhitung sejak tahun 2019.

BAKAR GUDANG – KKB Papua tak hanya membakar kios milik warga dan sejumlah bangunan sekolah milik pemerintah, tetapi juga membakar gudang beras milik Pemerintah Kabupaten Puncak. Peristiwa ini sekarang menjadi bahan pergunjingan publik.
BAKAR GUDANG – KKB Papua tak hanya membakar kios milik warga dan sejumlah bangunan sekolah milik pemerintah, tetapi juga membakar gudang beras milik Pemerintah Kabupaten Puncak. Peristiwa ini sekarang menjadi bahan pergunjingan publik. (POS-KUPANG.COM)

Dengan demikian, katanya, terjadi peningkatan yang sangat tajam. Hanya saja, kontak senjata yang terjadi antara KKB Papua dengan TNI Polri juga semakin tinggi.

Itu artinya situasi keamanan di Papua, sedang tidak membaik.  Yang terjadi justeru semakin memburuk padahal aparat keamanan yang dikerahkan ke Papua, terus bertambah dari waktu ke waktu.

Hal lain yang juga cukup ironis, katanya, yakni kelompok bersenjata di Papua itu jumlahnya tidak banyak. Keberadaannya pun tidak terorganisir dengan baik.

Sementara pada saat yang sama, aparat TNI dalam kesatuan masing-masing, berjumlah banyak, dan aparat TNI tersebut cukup baik mengamankan area tapal batas.

Ketatnya pengamanan di tapal batas negara, kata Made Tony Supriatma, berdampak terhadap sulitnya senjata api dari luar dibawa masuk bahkan tembus ke Papua.

Dengan demikian, kata Made Tony Supriatma, hampir seluruh senjata yang didapatkan kelompok-kelompok bersenjata di Papua, justeru berasal dari TNI sendiri.

“Ada personel TNI yang jual senjata ke KKB kemudian KKB menggunakan senjata itu untuk kembali menyerang TNI. Kejadian seperti ini banyak sekali,” beber Tony.

Saat ini, katanya, ada organisasi sosial kemasyarakatan yang sedang mengidentifikasi hal-hal seperti ini. Salah satunya di Kabupaten Intan Jaya.

Bahkan, katanya, sebuah karya jurnalistik pernah melakukan investigasi dan dalam laporannya terungkap fakta yang mengejutkan.

Dalam laporannya disebutkan bahwa di daerah itu, pos-pos militer banyak. Pos-pos yang dibangun di tepi jalan juga banyak. Keamanan juga senantiasa terjaga. Tapi jumlah aparat TNI di daerah itu, tidak pernah berkurang.

Hingga kini, lanjut dia, memang belum ada jawaban, apakah pengerahan prajurit ke Papua itu, dalam konteks operasi atau pengamanan semata.

Belum terungkap apakah ada evaluasi terhadap kebijakan TNI tersebut. Kebijakan tentang pengerahan prajurit yang jumlahnya  terus meningkat dari waktu ke waktu.

“Saya tidak pernah membaca hasil satu kajian, laporan, atau kertas kebijiakan yang menyebutkan bahwa pernah dilakukan evaluasi terhadap hal semacam ini.

“Jadi untuk sementara waktu, tidak pernah yang namanya ada evaluasi tentang hal itu,” ujar Made Tony Supriatna.

Bahkan, ungkapnya, pernah ia baca laporan Komisi I DPR RI tentang prajurit TNI di Papua. Hanya saja laporan tersebut, tidak menjawabi soal pasukan dan penempatan pasukan di daerah bergolak itu.

“Seorang anggota Komisi I DPR RI pernah menyampaikan bahwa institusi tersebut sangat menghormati keputusan TNI. Jadi seperti itu fakta tentang Papua,” ujarnya.

Untuk diketahui, sebelum diberitakan Peneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatma membeberkan kondisi terkini di Papua. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kondisi Papua saat ini tidak kondusif.

Baca juga: Kepung KKB Papua di Pegunungan Bintang, TNI Kerahkan 100 Personel Tangguh

Disebut tidak kondusif, lanjut dia, karena ada peningkatan kontak senjata sejak sejak 2019 sampai dengan saat ini. Kontak senjata itu terjadi antara kelompok bersenjata dengan TNI Polri.

Hal berikutnya, adalah akhir-akhir ini, kelompok bersenjata di Papua tidak mendapat senjata dari luar negeri. Dengan demikian, senjata yang digunakan KKB Papua diperoleh dari oknum TNI yang menjual senjata ke kelompok tersebut. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved