Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Hanif Dhakiri: PKB Ibarat Perempuan Cantik, Mandiri, dan Sholehah
PKB berkoalisi dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Menurut Wakil Ketua Umum PKB Muhammad Hanif Dhakiri bahwa PKB adalah partai yang diibaratkan perempuan cantik, mandiri dan sholehah.
Karena itu pula, NasDem dan PKS mau menerima PKB yang mengusung Ketua Umum Gus Muhaimin di Pilpres 2024.
“Bahasa sederhananya PKB itu perempuan cantik, dewasa, mandiri. Yang dalam hukum agama Islam kira-kira boleh dibilang sudah wajib nikah,” ucap Hanif Dhakiri di Kantor Tribun Network, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Hanif Dhakiri mengatakan nikah itu dalam hukum Islam sebenarnya sunnah.
“Tapi karena PKB yang cantik, mandiri, sholehah jadi wajib. Kalau tidak segera bisa terjerus dalam hal-hal yang tidak benar,” imbuh manta Menteri Ketenagakerjaan itu.
Simak lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Hanif Dhakiri:
Kalau saya boleh tahu di dalam poltik ada take and give. Apakah itu unsur yang menyatukan PKB dan NasDem di dalam mencalonkan Pak Muhaimin Iskandar?
Itu lebih merupakan konsekuensi berikut yang pasti nanti akan diobrolin. Kalau bertemunya ini nggak mikirin itu. Bahasa sederhananya PKB itu perempuan cantik, dewasa, mandiri. Yang dalam hukum agama Islam kira-kira boleh dibilang sudah wajib nikah.
Nikah itu kan sebenarnya sunnah. Tapi karena PKB yang cantik, mandiri, sholehah jadi wajib. Kalau tidak segera bisa terjerus dalam hal-hal yang tidak benar.
Karena sudah wajib menikah, maka berikhtiar lah kita mencari pasangan toh. Pertemulah berbagai pihak, ada yang cuma mau pacaran nggaj nyambung. Ada yang cuma mau berteman kan nggak nyambung.
Kemudian ketemu NasDem dan Pak Anies ternyata punya keperluan yang sama. Mereka juga pengin nikah. Segala keperluannya nyambung. Yasudah bungkus. Nikah secara sirih dengan deklarasi.
Nanti nikah KUAnya pada saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Apakah dalam waktu dekat pasangan AMIN akan segera bergerak maju seperti Ganjar membentuk tim pemenangan?
Pastinya kita ini kan lebih clear sebenarnya, koalisinya sudah jelas. Capres dan cawapres sudah jelas. Timnya sudah punya nama Tim Nasional Pemenangan Anies Muhaimin kita singkat Timnas Amin.
Kan sudah ada tuh, artinya struktur dan orangnya yang belum dan ini masih berproses. Kita lagi merancam strukturnya kita sedang mengidentifikasi personelnya.
Tapi secara umum kita akan melibatkan semua komponen yang ada di dalam masyarakat dari sisi sektor, misalnya demokrasi dari sisi generasi milenial dan gen z. Kemudian kita perlu representasi dari organisasi sosial kemasyarakatan.
Banyak orang berpendapat Pak Jokowi masih mempunyai efek elektoral yang besar sedangkan beliau sama sekali tidak pernah mengendorse pasangan AMIN. Apakah ini berpengaruh?
Tentu saja berpengaruh karena didukung langsung walaupun soft atau apa pasti ada efeknya. Kendati begitu kita sudah punya infrastrukturnya dan ini berjalan di NasDem dan PKS.
Kalau kita lihat survei terkahir saya lihat surveinya Mas Denny JA sudah ada kesimpulan head to head antara AMIN dengan Prabowo dan Ganjar masih leading kok.
Mudah-mudahan dengan kerja politik ini bisa membuka jalan di masyarakat untuk bisa menerima pasangan AMIN sebagai pasangan masa depan yang bisa membuat Indonesia bergerak maju.
Bisa tidak dikatakan pasangan AMIN ini nggak terlalu melihat apapun endorse dari Presiden Jokowi?
Kita nggak berpandangan se-ekstrem itu juga. Maksudnya kita ini jalan saja. Kita sudah punya pasangan dan koalisi tinggal kita bekerja sebaik-baiknya dan sekeras mungkin.
Kalau sudah ada dukungan dari berbagai pihak siapapun itu. Tentu kita senang hati tapi kalau pun tidak yasudah namanya juga ini jalan kita harus tempuh.
Kalau begini kan rangernya Gusti Allah. Yasudah bismillah lah kita jalan. Mudah-mudahan bisa menyentuh hati masyarakat dan kita bisa menang di dalam pertarungan pilpres ini.
Belakangan ini muncul kesan ada yang sedang tidak baik-baik saja antara hubungan PBNU dengan PKB. Bagaimana pendapat Anda?
Pertama relasi PBNU dengab PKB memang unik dan dinamis. Masih ingat nggak waktu dulu PKB mengusung Megawati-Hasyim. PKB dulu juga mengusung Wiranto-Gus Solah dan waktu itu Gus Dur masih ada.
Artinya itu dinamika yang normal-normal saja. Kita percaya PBNU memikirkan sesuatu besar. PKB juga demikian hanya jalannya yang belum ketemu ya nggak ada soal.
Yang penting kita sama-sama bekerja wabilkhusus untuk warga NU. Secara umun untuk bangsa negara Indonesia. Soal relasi begitu teman-teman PKB nggak pernah nyerang.
Kalau pun ada keceplosan paling sekali dua kali. Tapi selalu kita tahan diri kok nggak melakukan itu. Kita sudah sama-sama tahu PBNU fokus ngurusin umat, masyarakat dan pesantren.
Politik biarlah PKB yang mengurusi. Memang dari awal PKB didirikan sebagai alat politiknya NU. Itu kesadaran awal PKB ya itu.
Dengan ada PKB sehingga NU bisa istiqomal ngurusin masalah keumatan, masalah pesantren, masjid dan musola itu. PKB yang urus politik kira-kira begitu.
Menurut Anda, perlu tidak ada rekonsiliasi antara Cak Imun dengan Gus Yahya Staquf supaya kondisinya menjadi adem?
Ya banyak juga yang menginginkan itu. Tapi menurut saya yasudah ini biar saja jalan dulu. Nggak tahu kalau nanti ada momentum, titik temu, atau tiba-tiba Tuhan ngasih kesadaran.
Politik PKB itu nggak pernah memusuhi orang. Bahkan kita ini kelompok yang menjaga loyalitas, coba dulu kita sama Pak SBY loyal dan setia. Sama Pak Jokowi 10 tahun juga loyal dan setia.
Kita setahun lebih sama Gerindra sampai kemudian memang waktunya sudah selesai. Ketika kita menganbil pilihan lain ya kita juga loyal dan setia. Apalagi kalau dikaitkan sama PBNU yasudah pastilah.
Wong kita ini didirikan oleh NU secara resmi. Kita ini anaknya PBNU pasti kita hormat dan PKB menjalankan peran di wilayah politik. Kalau PBNU tidak mau masuk ke wilayah politik ya memang itu sudah benar dan saya sangat setuju.
Di sisi lain perku tidak ada rekonsiliasi dengab keluarga KH Abdurahman Wahid atau Mbak Yenny Cs?
Ini sebenarnya isu yang lama sekali. Kita ini mungkin sudah tidak tertarik. Kayak diputer setiap lima tahun, saya juga nggak tahu yang memutar isu ini siapa.
Yang mengambik manfaat dari perputaran isu itu siapa. Kalau buat saya sederhananya saya percaya PKB diridhoi oleh Gus Dur.
Saya yakin PKB yang dipimpin Gus Muhaimin ini diridhoi Gus Dur buktinya adalah PKB naik terus menerus dari waktu ke waktu. Sudah saya nggak mau debat lagi soal itu.
Ketika PKB besar terus di bawah Gus Muhaimin dan saya bersyukur untuk itu. Kedua Gus Dur yang sudah tidak ada masih memberkahi banyak orang. Itu pahala yang mengalir untuk beliau luar biasa.
Kalau kita lihat makam-makam wali di sana banyak pedagang, banyak kader NU atau kader PKB yang minta doa Gus Dur. Hemat saya itu bagus menjadi pahala untuk Gus Dur. (tribun network/reynas abdila)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.