Pilpres 2024

Budiman Sudjatmiko Ungkap Fakta Mengejutkan: Saya Diminta Jadi Menteri Tapi Harus Seizin Ibu Negara

Sejak Kamis 24 Agustus 2023, Budiman Sudjatmiko dipecat dari PDIP. Surat pemecatannya ditandatangani langsung Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
DIMINTA JADI MENTERI – Budiman Sudjatmiko diminta jadi menteri oleh Presiden Jokowi tapi harus seizin ibu negara. Syarat itulah yang membuat Budiman tak mau melakukannya. Sebab baginya, jabatan apa pun yang ia emban bukan diperoleh dengan cara meminta. 

POS-KUPANG.COM – Sejak Kamis 24 Agustus 2023, Budiman Sudjatmiko telah dipecat dari PDIP. Surat pemecatannya ditandatangani langsung Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Pemecatan dilakukan setelah Budiman Sudjatmiko secara terang-terangan mendeklarasikan gerakan untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai Kandidat Presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Gerakan itu diberi nama Prabowo Budiman Bersatu atau disingkat Prabu.

Hanya berselang sehari pasca deklarasi, PDIP langsung mengambil tindakan tegas dengan memecat yang bersangkutan dari Partai Banteng Moncong Putih.

Atas sikap tegas PDIP tersebut, Budiman Sudjatmiko menyatakan menerima. Ia tidak melakukan perlawanan dengan pindah ke Partai Gerindra atau partai lain, atau juga menyerang balik partai yang dipimpin langsung oleh putri Bung Karno itu.

Namun ketika diundang dalam acara Kontroversi di Metro TV, Kamis 24 Agustus 2023 malam, Budiman Sudjatmiko, malah membeberkan sejumlah hal yang selama ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui publik.

Ia menyebutkan fakta tentang tawaran jabatan menteri kepadanya di Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Jokowi hingga dorongan Hasto Kristiyanto agar dirinya bisa menjadi menteri bila Ganjar Pranowo terpilih menjadi menggantikan Presiden Jokowi.

Awalnya, ungkap Budiman, Presiden Jokowi menawarinya secara langsung jabatan menteri saat akan melakukan reshuffle kabinet. Akan tetapi ia disuruh oleh Jokowi agar meminta izin dulu ke ibu negara Iriana, agar direstui dan bisa mendapat jabatan menteri.

Budiman menuturkan apa adanya tentang semua hal yang dialaminya, selama bergelut di partai politik yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut.

"Tahun 2015, saya pernah dipanggil Pak Joko Widodo ke Istana. Waktu itu Pak Jokowi bilang, ini mau ada reshuffle," ungkap Budiman Sudjatmiko pada acara acara Kontroversi di Metro TV tersebut.

Saat itu, kenang Budiman, Presiden Jokowi  sudah menyampaikan ke Ibu Negara tentang itu, namun belum ada kepastian. "Saya sudah bilang ke ibu, tapi belum ada kehendak. Oh ya apa Mas Budiman minta izin ke Ibu dulu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi.

Mendengar cerita tersebut, Zilvia Iskandar yang memandu acara tersebut langsung mengejar Budiman dengan pertanyaan seperti ini, "Mas Budiman yang disuruh minta izin?," tanya Zilvia Iskandar.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Dibilang Sakit Hati, Pernah Minta Jatah Menteri Tapi Ditolak Sekjen PDIP

Budiman pun mengiyakan namun hal tersebut tidak ia lakukan.

"Waduh Pak, saya ini nggak biasa minta-minta jabatan Pak," ujar Budiman menirukan jawabannya ke Jokowi ketika itu.

Saat menjabat anggota DPR dari PDIP, katanya, hal tersebut bukan hasil meminta jabatan tapi mendapat penugasan dari PDIP.

"Waktu saya dulu di DPR, mencalonkan diri jadi anggota DPR, saya tidak minta. Saya mendapat penugasan. Waktu itu dipanggil Mas Pramono Anung sebagai Sekjen PDIP untuk nyaleg,' kata Budiman.

"Jadi kalau saya minta-minta, rasanya saya nggak biasa," ujar Budiman.

Lalu beberapa waktu kemudian, Budiman mengaku kembali dipanggil ke rumah Jokowi di Sumber, Solo, menjelang reshuffle kabinet lagi.

Kala itu kata Budiman, Jokowi menyampaikan belum ada lampu hijau dari Iriana terkait jabatan menteri untuk dirinya.

"Saya sudah sempat sampaikan tapi belum ada Greenlight dari ibu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi saat itu.

"Gak apa-apa Pak, saya gak jadi menteri aja, saya pakai istilah ini 'nggak pateken' Kalau bahasa Jawanya bilang gitu ya. Artinya ketika Pak Jokowi menganjurkan minta izin ke Ibu saya tidak lakukan itu dan saya tolak," kata Budiman.

Terkait janji jabatan menteri dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menurut Budiman berawal saat para kepala desa berdiskusi dengan Hasto di kantor pribadinya.

"Kepala desa mengatakan pada saya, 'Mas aku tadi ngobrol-ngobrol dengan Pak Hasto, Pak Hasto bilang ya udah nanti kita akan dorong Mas Budiman menjadi menteri desa, dari kata-kata pak hasto ya. Bahkan waktu itu saya tidak minta, justru Pak Hasto yang berbicara sama teman-teman kepala desa," ujar Budiman.

Terkait isu dirinya meminta jabatan menteri sebagai syarat mendukung Ganjar Pranowo, Budiman mengklarifikasinya.

"Kedua, soal tadi kalau Pak Ganjar jadi presiden, saya minta menteri gitu ya. Saya katakan, bahkan itu tawaran dari Pak Hasto," kata Budiman.

"Nantilah kalau Ganjar menang, mungkin kamu bisa jadi, malah yang menarik persis kalimatnya, nanti bisa jadi Wamenlu, wakil menteri luar negeri. Itu kalimatnya Pak Hasto sendiri," kata Budiman.

Tawaran itu kata Budiman diucapkan Hasto setelah ia bertemu Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Selasa 18 Juli 2023 malam.

"Pada waktu saya diajak ngopi-ngopi, setelah saya dari Kertanegara kita ngobrol, klarifikasi santai. Gak ada tegang, biasa saja sebagai teman," kata Budiman.

Saat itu kata Budiman, Hasto mengatakan hampir tidak mungkin menyatukan Prabowo dengan Ganjar.

Namun katanya Hasto berjanji akan memperjuangkan Budiman masuk dalam kabinet jika Ganjar menang dan menjadi presiden.

"Kalau Ganjar menang, ya nantilah kita perjuangkan kamu jadi di kabinet. Kamu mungkin juga ngerti internasional politik, mungkin minimal setidaknya kamu bisa jadi Wamenlu. Ada kalimat Wamenlu," ujar Budiman menirukan ucapan Hasto kepadanya.

Budiman lalu menceritakan sebelum Presiden Jokowi memilih menteri dan melantik kabinet pertama kali di 2014.

"Cerita lebih jauh lagi, pada hari pertama Pak Jokowi melantik Kabinet di 2014,saya dipanggil Pak Pratikno (Mensesneg di kabinet Jokowi).  Pak Pratikno bilang gini, mas, kita kan baru bentuk Kementerian Desa nih. Sebenarnya Kementerian itu dibuat salah satunya untuk Mas Budiman yang ada di situ," kata Budiman menirukan ucapan Pratikno.

Namun saat itu Budiman mengatakan ke Pratikno bahwa tidak apa-apa jika dirinya tidak jadi menteri.

Budiman mengakui bahwa pernah berbicara ke Hasto bahwa Kementerian Desa atau kementerian yang berhubungan dengan rakyat banyak, seperti Kementerian Sosial harus dipegang oleh kader PDIP.

Bahkan kata Budiman, pada 2022, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku sudah bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan berencana menempatkan Budiman Sudjatmiko sebagai Wakil Kepala BRIN.

"Bahkan Pak Hasto malah menarik. Saya pernah ketemu Ibu Mega di rumah beliau. Sebelum Ibu Mega keluar menemui Saya, Pak Hasto menemui saya dulu," ujar Budiman.

Saat itu katanya Hasto mengaku sudah bicara ke Megawati dan akan menjadikan Budiman Sudjatmiko sebagai Wakil Kepala BRIN.

"Aku sudah bicara sama ibu. Kamu nanti jadi Wakil Kepala BRIN," kata Budiman menirukan ucapan Hasto pada 2022 lalu tersebut.

Budiman mengakui pernah sekali meminta jabatan Menteri Desa tapi tidak berkali-kali.

Baca juga: Gibran Tak Sepaham, Budiman Sudjatmiko Sebut PSI Sebagai Rumah Sendiri, Begini Katanya

"Kalau minta, saya pernah ngomong. Kalau suatu saat ada reshuffle, kita harus pegang kementerian-kementrian kerakyatan. Aku di desa. Tetapi saya tidak pernah mengatakan itu berkali-kali. Jadi saya sekali, tapi udah lama sekali," kata Budiman.

Menurut Budiman itu terjadi sekitar dua tahun lalu.

"Namun setelah itu kan ditawarin posisi lain," katanya.

Sudah Terima Surat Pemecatan

Budiman Sudjatmiko mengaku menerima surat pemecatan sebagai kader PDIP saat dalam perjalanan menuju Metro TV untuk menjadi bintang tamu acara Kontroversi, Kamis 24 Agustus 2023 malam.

Atas pemecatan itu, Budiman mengakui menerima keputusan PDIP dan tidak akan melawan atau melakukan banding.

"Saya menerima," kata Budiman kepada wartawan, Kamis 24 Agustus 2023.

Dalam surat pemecatan yang ditandatangani oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, salah satu poin menyatakan memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Budiman Sudjatmiko.

"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Sdr. Budiman Sudjatmiko, M.A. M.Phil. dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," bunyi salah satu poin surat tersebut.

Budiman sebelumnya menyebutkan kemungkinan dirinya bakal 'melajang' beberapa waktu jika PDIP akhirnya resmi memecat dirinya.

Kemungkinan pemecatan sebagai buntut deklarasi dukungan dirinya bersama relawan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Padahal PDIP sudah memiliki bakal calon presiden sendiri yakni Ganjar Pranowo.

Menurut Budiman, dirinya pasti akan bersedih hati, jika dipecat.

Baca juga: Di Acara PSI, Gibran Tanya ke Budiman Sudjatmiko: Enggak Jadi Dipecat, Mas?

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," kata Budiman, Rabu 23 Agustus 2023.

Budiman juga tak menutup kemungkinan bakal kembali mendaftarkan diri ke PDIP, setelah dipecat.

Sebab, Budiman mengaku memiliki kedekatan emosional dengan PDIP.

Bahkan, ia mengaku sudah mengampanyekan PDI sejak kelas 6 SD.

"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, dan saya bisa daftar lagi ke PDIP," kata Budiman.

Baca juga: Pasca Budiman Sudjatmiko Dipecat, Kini Karsayuda Pilih Mundur dari PDIP, Kesaksiannya Bikin Haru

Terang-Terangan Dukung Prabowo

Sebelum dipecat PDIP, Budiman Sudjatmiko terang-terangan mendukung Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2024.

Budiman mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat 18 Agustus 2023.

Prabowo yang menjadi bakal calon presiden dari koalisi gemuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) hadir dalam deklarasi itu.

Prabowo bahkan ikut serta meresmikan relawan Prabu.

Para relawan yang datang juga kompak menggunakan kaos warna putih bergambar Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko.

Mereka juga tampak bersemangat dan histeris menyambut kedatangan Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko ke acara deklarasi tersebut.

Setelah melakukan sambutan, Budiman Sujatmiko dan Prabowo Subianto melakukan tanda tangan bersama sebagai simbol diresmikannya relawan Prabu di Kota Semarang.

Ketua Umum Prabu, Arivindo mengatakan, Budiman Sujatmiko akan terus mendampingi Prabowo Subianto hingga di Istana.

Menurutnya, Budiman Sujatmiko merupakan tokoh penting di Indonesia.

"Kami berterimakasih karena Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko telah memasrahkan kami deklarasi acara ini," jelasnya saat sambutan di lokasi deklarasi, Jumat 18 Agustus 2023.

Dia menjelaskan, dengan adanya dua nama tokoh tersebut hanya dalam satu minggu, banyak relawan yang ingin ikut acara deklarasi di Kota Semarang. 

"Kurun waktu satu minggu ada 100 ribu relawan yang ingin ikut," kata dia.

Di lokasi yang sama, Budiman Sujatmiko menceritakan jika dirinya memang pernah berada di poros yang berbeda dengan Prabowo Subianto.

"Di 25 tahun Pak Prabowo menjalani tugas negara. Dulu terpaksa kita berada di kubu yang berbeda," ujarnya.

Namun, setelah membaca sebuah buku Paradoks Indonesia yang ditulis Prabowo Subianto pandangannya berubah.

Menurutnya, Prabowo Subianto mempunyai semangat sama dengan para aktivis.

"Setelah 25 tahun membaca Paradoks Indonesia yang ditulis Pak Prabowo semangatnya sama dengan aktivis yang memperjuangkan Indonesia," paparnya.

Baca juga: AKHIRNYA Budiman Sudjatmiko Dipecat dari PDIP, Kini Terancam Dilengserkan Lagi dari DPR RI

Untuk itu, dia berani mengambil resiko untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi presiden.

Namun, terdapat beberapa hal yang dia titipkan jika Ketua Umum Partai Gerindra itu sukses menjadi presiden.

"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," kata dia. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved