KKB Papua
KKB Papua Diduga Bayar Sniper Asing, Gunakan Senjata Lebih Canggih dari Milik TNI Polri
Hingga saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua terus melancarkan aksinya. Kalau bukan menyerang TNI Polri, maka menyerang warga sipil lainnya.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM - Hingga saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua terus melancarkan aksinya. Kalau bukan menyerang prajurit TNI Polri, maka Kelompok Separatis Teroris itu dipastikan menyerang warga sipil lainnya.
Tindakan brutal itu yang membuat masyarakat sangat resah, gelisah bahkan takut. Apalagi tindakannya tak kenal kompromi, sangat kejam dan tak pernah mengenal ampun.
Aksi-aksinya juga sulit ditebak, sehingga sampai sekarang prajurit TNI Polri yang bertugas di Tanah Papua, demikian sulit melakukan antisipasi terhadap arah datangnya serangan.
Pola gerilya yang dilakukan KKB Papua umumnya terjadi di wilayah pedalaman. Ruang pergerakannya pun hanya pada beberapa kabupaten yang letaknya di pegunungan.
Lantaran medan yang berat dengan cuaca yang ekstrim, sehingga menyulitkan prajurit TNI menjalankan tugas menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Apalagi terbetik kabar kalau KKB Papua miliki tentara bayaran.
Yang mengejutkan, adalah tentara bayaran tersebut merupakan sniper kelas dunia. Tembakannya tak pernah meleset, apalagi
senjata yang digunakannya lebih canggih dari senjata milik TNI Polri.
Mungkin karena kondisi itulah sehingga tak berlebihan kalau KKB Papua sepertinya cenderung besar kepala. Karena yang
memback up perjuangannya adalah pihak yang malang melintang di dunia pertempuran.
Benarkah dugaan ini? Walahualam. Karena hingga saat ini pemerintah Indonesia melalui Menko Polhukam, Mahfud MD berulang kali menekankan agar persoalan di Papua tak boleh diintervensi negara mana pun termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB.
Jika merunuti penyataan Menko Polhukam, maka rasanya tak mungkin KKB Papua memiliki sniper asing dengan bayaran tinggi. Apalagi semua pintu tapal tapal batas dijaga dengan sangat ketat oleh prajurit TNI.
Namun yang jadi masalah, adalah hingga saat ini KKB Papua kerap melakukan eksekusi terhadap prajurit TNI Polri dari jarak jauh. Eksekusinya juga umumnya mengenai sasaran.
Bila demikian, maka hanya ada tiga kemungkinan, yakni pertama, senjata yang digunakan demikian canggih. Kedua, peralatan teropong yang digunakannya pun demikian canggih. Dan ketiga, orang yang menggunakan senjata dan teropong, bukan sembarang orang.
Baca juga: Berniat Serang Pos TNI Polri, Anggota KKB Papua Malah Tamat Sebelum Beraksi, Kisahnya Menegangkan
Dari video yang viral di media sosial menyebutkan, bahwa beberapa prajurit TNI Polri tewas merenggang nyawa hanya karena diserang KKB Papua baik dari jarak dekat maupun jarak jauh.
Bila serangan dari jarak dekat, maka umumnya hal itu bisa dicegah, bisa ditangkis. Bahkan pelaku penyerangan pun bisa diberikan tindakan tegas terukur.
Akan tetapi, bila serangan itu dilakukan dari jarak jauh, maka itu hal yang sulit dihindari. Karena secara tiba-tiba prajurit sudah terkena tembakan atau juga terkena rekoset peluru.
Lantaran peristiwa semacam itu pernah terjadi, sehingga diduga kuat jikalau pelaku penembakan memiliki skill yang mumpuni, senjata yang super canggih dan peralatan teropong yang juga sama canggihnya.
Lantas, apakah prajurit TNI Polri gemetar karena itu? Apakah prajurit TNI Polri tak mampu mengimbangi kehebatan sniper bayaran tersebut? Apakah TNI Polri juga mampu menemukan oknum yang diduga sebagai sniper hebat milik KKB Papua?
Dari video yang viral di jagat maya, terungkap kabar bahwa prajurit TNI Polri tak gentar sedikit pun menghadapi semua itu. Prajurit kebanggaan NKRI itu tak mundur sejengkal pun dari tapak ia berdiri.
Bahkan dari posisi sebelumnya ia ditembak, prajurit TNI tersebut kembali mendatangi lokasi yang sama, tatkala dirinya terancam oleh tembakan sang sniper dari puncak bukit nun jauh di sana.
Hari itu, prajurit tersebut tak datang sendirian. Ia datang bersama beberapa prajurit lain ke tempat itu. Setelah berpencar beberapa saat, tak lama kemudian ia pun menemukan lokasi saat ia ditembak sniper KKB Papua.
Dalam benaknya, prajurit ini yakin kalau sniper bersangkutan masih ada di tempat yang sama. Ia yakin kalau sniper bayaran KKB Papua tersebut, belum beranjak dari tempat persembunyiannya.
Dan, benar saja. Setelah patung prajurit itu dipasang untuk memancing keluar sang sniper, waktu yang ditunggu-tunggu pun datang juga.
Bahwa patung itu bukan sembarang patung. Patung itu dibuat persis prajurit TNI yang sedang membidik senjata api kepada musuh. Senjata itu bukan senjata api rakitan, atau juga bukan senjata mainan. Itu benar senjata M-16.
Makanya, untuk memancing keluar sang sniper, senjata M-16 pun sengaja ditembakan. Arahnya jelas ke lokasi dimana sniper KKB Papua itu bersembunyi.
Mulanya tembakan itu tak direspon. Tembakan kedua pun demikian. Namun sebagai prajurit terlatih, ia tak menyerah pada keadaan. Ia terus membidikkan senjata sambil memelototi keadaan di sekitar.
Dan, dugaan itu benar adanya. Saat suasana mulai lengang, tiba-tiba desingan peluru mengenai boneka prajurit yang dipasang tak jauh dari posisi ia bersembunyi.
Bunyi ledakan itu sempat mengagetkan. Karena helm anti peluru yang dipasang pada boneka prajurit, terpental cukup jauh.
Namun dari tembakan itu, sniper TNI pun menjadi tahu posisi sniper bayaran KKB itu berada. Makanya hanya dalam hitungan detik, tembakan balasan pun langsung menghantam sniper KKB Papua.
Aksi antarsniper itu kini jadi buah bibir publik. Bahkan sniper milik TNI itu pun disanjung-sanjung, karena keberanian dan ketepatannya saat menembak, membuat kekuatan KKB melemah seketika.
Baca juga: Diberondong KKB Papua, Anggota Paskibara Lari Berhamburan, Untung Tanpa Korban Jiwa
Sniper bayaran KKB yang mulanya diagung-agungkan, kini telah dikirim ke alam baka. Sniper yang dulunya dipuja-puji kini semua tinggal kenangan.
Kita berharap kematian sniper andalan KKB Papua, bisa memulihkan situasi keamanan di Tanah Papua. Kematian sniper bayaran itu menjadi titik awal untuk merenda kedamaian di Bumi Cenderawasih. (kro/*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.