Pilpres 2024

Muhaimin Iskandar Terancam dari Peluang Cawapres, Ini Sebab Musebabnya

Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB atau biasa disapa Cak Imin, kini  terancam dari peluang untuk diusung sebagai bakal calon presiden dampingi Prabowo.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
TERANCAM - Muhaimin Iskandar kini dalam posisi terancam dari peluang yang diincar selama ini, yakni sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianti. Hal ini terjadi setalah Partai Golkar dan PAN memutuskan bergabung dengan Koalisi KIR untuk mengusung Prabowo Subianto jadi kandidat presiden pada Pilpres 2024 mendatang. 

POS-KUPANG.COM - Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa ) atau biasa disapa Cak Imin, kini  terancam dari peluang untuk diusung sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang.

Kondisi ini terjadi setelah dua partai besar, yakni Golkar dan PAN ( Partai Amanat Nasional ) memutuskan untuk merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau Koalisi KIR yang selama ini hanya beranggotakan Partai Gerindra dan PKB.

Dengan bergabungnya Golkar dan PAN, maka Koalisi KIR kini semakin kokoh. Pasalnya ada empat partai politik yang bergabung dalam wadah tersebut, yakni Gerindra, PKB, Golkar dan PAN.

Bila sebelumnya, Golkar dan PAN bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu, maka saat ini Koalisi Indonesia Bersatu telah melebur dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang nantinya akan mengusung Prabowo Subianto jadi kandidat presiden.

Dengan hadirnya Golkar dan PAN inilah menjadikan posisi Muhaimin Iskandar semakin terancam. Sebab Golkar yang sudah menyatu dengan PAN, tentu mengincar posisi cawapres yang hingga kini belum ditentukan oleh Prabowo Subianto.

Namun skenario lainnya, adalah Prabowo Subianto berkemungkinan tidak meminang calon wakil presiden dari kalangan partai politik, baik dari PKB, Golkar maupun Partai Amanat Nasional.

Bila demikian adanya, maka peluang Erick Thohir semakin besar menjadi pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang. Apalagi sosok Menteri BUMN ini dinilai sangat layak mengemban tugas sebagai cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang.

Jikalau opsi ini yang terjadi, maka benar jika saat ini posisi Ketua Umum PKB itu semakin terancam. Karena jabatan yang diincarnya selama ini justeru jatuh ke tangan figur yang bukan berasal dari kader partai politik.

Untuk diketahui, Partai Gerindra berkoalisi dengan PKB agar bisa mendapatkan tiket untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Saat ini parpol yang berkoalisi dengan Gerindra justeru bertambah.

Bergabungnya PKB sudah cukup bagi mantan Danjen Kopassus itu untuk mendapat tiket bakal calon presiden. Cak Imin pun optimistis bakal menjadi bakal calon presiden KKIR versi lama sebelum Golkar dan PAN bergabung.

Tidak aneh PKB berani mengancam Prabowo ketika Menteri Pertahanan itu dekat dengan sosok yang masuk dalam radar bakal calon wakil presiden di antaranya Gibran Rakabuming Raka dan Erick Thohir.

Merespon hal itu, Muhaimin kemudian bermanuver melakukan pertemuan dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.

Saat itu Prabowo sempat keder dan minta Cak Imin jangan "main" terlalu jauh. 

Dengan bergabungnya PAN dan Partai Golkar, Cak Imin tidak leluasa lagi menekan Prabowo.

Kini, tanpa PKB pun Prabowo bisa mendapat tiket menuju kontestasi Pilpres 2024.

Di sisi lain, Muhaimin Iskandar babak belur digebukin oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan putri Gus Dur Zannuba Ariffah Cafsoh atau dikenal sebagai Yenni Wahid.

Seperti diketahui, Cak Imin selalu menyebut PKB adalah partai warisan Gus Dur.

Dia juga menyebut partainya adalah partai warga NU atau kaum nahdliyin. Gus Yahya menegaskan PBNU tidak berpolitik praktis. Tidak
boleh ada partai yang mengklaim mereka adalah partai resmi NU atau partai yang didukung oleh NU.

PBNU bahkan menegaskan, Cak Imin bukanlah Panglima Santri.

Sementara itu Yenny Wahid menegaskan Gus Durian, sebutan bagi pengikut Gus Dur, tidak akan memberikan dukungan kepada
Prabowo jika Cak Imin terpilih sebagai bakal calon wakil presiden.

Hal ini terkait luka lama Yenny Wahid yang belum sembuh. Sejarah mencatat, kepemimpinan Gus Dur di PKB ditumpangkan
oleh kubu Cak Imin melalui Kongres Ancol pada Mei 2008. "Gus Dur saja dikhianati, apalagi rakyat dan Prabowo," kata
Yenny Wahid yang baru saja bertemu dengan Ganjar Pranowo di Ganjuran.

Baca juga: Baliho Jokowi Pilih Ganjar Pranowo Sebagai Penerus Muncul di Labuan Bajo

Golkar Pasti Ajukan Airlangga Hartarto

Bergabungnya PAN dan Golkar sedikit banyak pasti akan memengaruhi peluang Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden.

Pasalnya Golkar dipastikan akan menyodorkan nama sang Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Sebagai catatan, Golkar adalah pemenang ketiga Pemilu 2019 di bawah PDIP dan Gerindra. Artinya "saham" Golkar di KKIR saat ini lebih besar dibanding PKB.

PAN, meski perolehan suaranya hampir 11-12 dengan PKB mengusung Menteri BUMN Erick Thohir untuk ditawarkan kepada Prabowo.

"Kalau ada saudara baru tuh deg-degan," kata Muhaimin sebelum penandatanganan kerja sama politik antara empat partai politik PKB, Gerindra, PAN dan Golkar di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu 13 Agustus 2023.

Namun Muhaimin juga mengaku bahagia dengan bertambahnya rekan koalisi karena hal tersebut bakal menambah kekuatan koalisi.

"Mudah-mudahan kebahagiaan bercampur deg-degan ini terus sampai akhir," ujar dia.

Ia mengucapkan selamat datang kepada Golkar dan PAN serta menyebut Prabowo memiliki keikhlasan dan pengabdian yang panjang.

"Bergabung bersama Pak Prabowo insya Allah mulia dunia dan akhirat," kata Muhaimin.

Dalam jumpa pers hari ini, para ketua umum partai politik tersebut mengatakan, bakal cawapres Prabowo akan ditentukan
bersama-sama.

Muhaimin Masih Berharap

Meski demikian Cak Imin masih berharap dipinang Prabowo. Dia mengatakan memang tidak ada syarat bagi parpol yang bergabung ke dalam KKIR, namun ia berharap posisi Cawapres jatuh kepada dirinya.

"Setahu saya belum ada pengajuan cawapres dari manapun. Tidak ada pengajuan (syarat) apapun," kata Cak Imin Minggu 13 Agustus 2023.

"Saya cuma ditanya temen-temen Gerindra, setuju gak (PAN dan Golkar gabung). Ya setuju asal wapresnya saya," ungkapnya.

Pernyataan berbeda justru disampaikan oleh Prabowo Subianto. Kata Prabowo Subianto belum ada kesepakatan nama Cawapres.

Menurut Ketum Gerindra itu nama Cawapres akan dibahas bersama oleh empat Ketum parpol koalisi.

"Pembicaraan tentang Cawapres kita sudah sepakat bahwa kita akan terus berdiskusi musyawarah untuk mencari calon yang
terbaik yang bisa diterima oleh keempat partai ini," kata Prabowo Subianto.

Senada dengan Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan nama Cawapres belum ditetapkan.

Kata Airlangga Hartarto nama Cawapres baru akan diumumkan setelah ada kesepakatan dari empat Ketum Parpol.

"Terkait dengan tadi sudah disampaikan Pak Prabowo bahwa hal lain akan dibicarakan bersama-sama berempat," ujar Airlangga Hartarto.

Sementara itu Ketum PAN Zulkifli Hasan memastikan Presiden Jokowi tidak Cawe-cawe atau ikut campur dengan langkah politik PAN yang kini mendukung Prabowo Subianto.

Baca juga: PDIP NTT Sebut Dukungan PAN - Golkar ke Prabowo Subianto, Pertarungan Lama 

Kata Zulkifli Hasan keputusan PAN dan juga Golkar adalah murni keputusan dari masing-masing internal parpol.

"Saya satu saja, dalam memutuskan memperjuangkan pak Prabowo apakah ada persetujuan dari Presiden Jokowi? Dari Presiden
Jokowi tidak ada arahan. Ini putusan kami bersama. Tidak ada ada arahan dari Presiden Jokowi," ujar Zulkifli Hasan (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved