Pilpres 2024
Ulama Ciamis Puji Anies Baswedan, Kandidat Capres Koalisi Perubahan Itu Disebut Pintarnya Luar Biasa
Ulama tersohor Kabupaten Ciamis, Abah Aos memuji Anies Baswedan, calon presiden yang akan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP.
POS-KUPANG.COM - Salah satu ulama tersohor di Kabupaten Ciamis, Abah Aos memuji Anies Baswedan, calon presiden yang akan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP.
Abah Aos menyebutkan, bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, pintar luar biasa. Ia pun menyebut Anies Baswedan sebagai Imam Mahdi saat manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani.
Sebelumnya diberitakan, Abah Aos mengibaratkan Anies Baswedan seperti Imam Mahdi saat manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani di Masjid Agung Cimahi Jawa Barat.
Beragam tanggapan pun disampaikan masyarakat atas video yang berisi sanjungan ke Anies Baswedan. Bahkan, para pendukung Anies sepakat dengan pernyataan Abah Aos.
Meski demikian, ada sebagian warga yang menilai video tersebut hoaks. Video itu diedit sedemikian rupa, sehingga seakan-akan Abah Aos mendukung Anies dalam Pilpres 2024.
Video viral Abah Aos itu direspon Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Sebagai pimpinan partai pendukung Anies dalam Pilpres 2024 itu, Jansen mengaku tidak mengerti soal Imam Mahdi, termasuk Anies yang digadang sebagai Imam Mahdi.
Menurutnya, syarat seorang menjadi pemimpin harus didasarkan kepada ide dan gagasan serta mengerti persoalan dalam menghadapi tantangan bangsa di masa depan.
"Yang aku tahu melalui pemilu, kita mau milih pemimpin bangsa ini," tulis Jansen lewat status twitternya @jansen_jsp pada Senin 7 Agustus 2023.
"Syaratnya menurutku dia harus punya ide-gagasan, pintar, ngerti persoalan yg akan dihadapi dan harus diselesaikan dibangsa kita yg sangat besar, komunal dan beragam ini dll," jelasnya.
Oleh karena itu, narasi-narasi tersebut diungkapkannya tidak perlu digaungkan untuk menguatkan tokoh-tokoh yang diusung.
"Utk itu jikapun harus menilai seseorang pantas tidak jadi pemimpin, kita pakai 'parameter dunia' sajalah, yg terukur, terlihat dan bisa dinilai. Tidak perlu pakai 'parameter langit' segala-lah dgn berbagai istilah dan julukan yg aneh-aneh," ungkap Jansen.
"Titisan dewalah, titisan inilah dll, Titisan imam inilah, imam itulah dll yg tidak bisa diverifikasi. Seperti tidak ada lagi saja yg bisa dijual dari kandidat yg kita dukung itu. Aku pribadi tidak setuju dan melarang hal-hal yg beginian," bebernya.
Lantas, Siapakah Abah Aos?
Abah Aos atau Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul lahir pada 4 Agustus 1944. Abah Aos adalah anak pertama dari pasangan Kh. Ibrahim (Mama Ibrahim –pen) dan Hj. Siti Muslihat.
Pada usia 13 tahun, beliau dikirim untuk belajar di pesantren Gegempalan yang pada saat itu di pimpin oleh Kh. Iskandar Zainal Arifin.
Dengan kegigihan beliau dalam belajar membuatnya dapat dengan cepat menguasai berbagai macam cabang ilmu agama.
Tak jarang beliau melewati santri senior karena kecepatan kemampuannya dalam menangkap curahan ilmu yang diberikan.
Baca juga: Anies Baswedan Tersenyum Soal Nama Khofifah, Kini Sodorkan 3 Kriteria Bila Jadi Cawapres
Hanya dalam waktu 8 tahun karakter keulamaan Abah Aos sudah terbentuk yang membuat Kh. Iskandar Zainal Arifin megirim Abah Aos muda untuk melanjutkan pendidikan pesantrennya ke pesantren Cintawana Tasikmalaya asuhan Kh. Isak Farid yang terkenal akan keluasan ilmunya.
Selepas pulang pesantren, Abah Aos menikah dengan Hj. Rosliani Hasnah.
Bersamaan dengan itu mendirikan Pesantren pada usia yang tergolong muda yakni 24 tahun yang diberi nama Pesantren Al-Ishlah yang kelak akan berubah nama menjadi Pesantren Sirnarasa. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.