Lowongan Kerja

Cara Mendeteksi Lowongan Kerja Asli atau Palsu, Kenali Ciri-cirinya Sebelum Tertipu, cek posisi

Ini Cara Mendeteksi Lowongan Kerja Asli atau Palsu, kenali ciri-cirinya sebelum tertipu, cek posisi, cermati email dan laman perusahaan

Editor: Adiana Ahmad
net
Cara Deteksi Lowongan Kerja Palsu/ Lowongan Kerja - Cara mendeteksi Lowongan Kerja Asli atau Palsu, kenali ciri-cirinya sebelum tertipu 

POS-KUPANG.COM - Waspada modus penipuan berkedok Lowongan Kerja. Begini Cara Mendeteksi Lowongan Kerja Asli atau Lowongan Kerja Palsu.

Salah satu Cara Mendeteksi Lowongan Kerja Palsu yakni kenali ciri-cirinya dengan mengecek posisi yang ditawarkan serta terkesan gampang diterima dan memungut biaya pendaftaran.

Lowongan kerja yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kerap memberikan iming-iming kepada korbannya berupa posisi di perusahaan ternama.

Pelaku penipuan juga akan menyebarkan informasi lowongan pekerjaan namun meminta korbannya untuk mentransfer sejumlah uang agar mereka diterima bekerja.

Baca juga: Garuda Indonesia buka Lowongan Kerja untuk Posisi Management Development Program, Cek Syarat

Beberapa informasi yang diduga penipuan lowongan pekerjaan dibagikan warganet di Twitter, salah satunya melalui akun ini pada Senin (31/7/2023).

Di sisi lain, akun ini juga membagikan tangkapan layar pesan WhatsApp ketika ia diundang mengikuti wawancara kerja namun diharuskan membayar uang sebesar Rp 45.000.

Mengingat modus penipuan lowongan kerja semakin marak, pencari kerja harus berhati-hati dengan segala informasi yang mereka terima.

Lantas, bagaimana cara mengetahui lowongan kerja palsu?

Baca juga: Kabar Gembira bagi Fresh Graduate, PT Indofood Buka Lowongan Kerja Baru, Terbuka untuk Lulusan Baru

Cara mengetahui lowongan kerja yang palsu

Country Marketing Manager Indonesia, Sawitri, membeberkan beberapa cara supaya pencari kerja bisa mengenali lowongan kerja palsu.

1. Mengecek posisi

Sawitri menjelaskan, salah satu cara untuk mengidentifikasi keaslian lowongan kerja adalah mengecek posisi yang ditawarkan.

Ia mengatakan, lowongan kerja palsu biasanya mencantumkan kualifikasi yang terlalu umum.

"Seperti menerima kandidat dari semua jenjang pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan hanya keahlian dasar," ujar Sawitri dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Sabtu (5/8/2023).

"Padahal untuk posisi yang mereka tawarkan sebenarnya memerlukan keterampilan khusus," sambungnya.

Ia juga mengingatkan, pencari kerja sebaiknya berhati-hati dengan informasi lowongan kerja yang diterima apalagi jika iklannya menawarkan gaji besar namun tidak menyebutkan posisi yang sedang dibuka.

2. Cermati email dan laman perusahaan

Cara lain untuk mengidentifikasi keaslian lowongan kerja adalah mengecek email dan laman perusahaan.

Sawitri menyampaikan, perusahaan yang membuka lowongan kerja akan mencantumkan email resminya.

Perusahaan menyertakan email untuk menerima lamaran atau memanggil kandidat untuk wawancara.

" Alamat email perusahaan palsu biasanya domain gratis atau web based seperti Yahoo dan Gmail," jelas Sawitri.

Sawitri juga menerangkan, email perusahaan yang benar-benar membuka lowongan pekerjaan bisa diidentifikasi.

Simak contohnya berikut ini:

Resmi : namapenerima@namaperusahaan.com

Fiktif: nama.perusahaan@gmail.com atau namahrd@yahoo.com.

3. Langsung diterima kerja

Sawitri menyampaikan, kejanggalan lowongan kerja yang palsu bisa diketahui jika salah satu pihak langsung memanggil pencari kerja untuk bekerja tanpa mengikuti tes dan wawancara.

Padahal, kata Sawitri, idealnya proses rekrutmen membutuhkan waktu berkala dan kandidat harus melalui beberapa tahapan sebelum diterima bekerja.

"Selain itu, perusahaan akan memastikan kandidat memiliki skill dan memenuhi persyaratan rekrutmen," jelasnya.

"Perusahaan yang profesional tidak mungkin langsung menerima begitu saja," sambung Sawitri.

4. Cek sumber informasi lowongan pekerjaan

Sawitri meminta pencari kerja untuk memerhatikan penyampaian informasi pada iklan yang berisi lowongan pekerjaan.

Jika informasi yang tertera banyak typo, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, atau salah tanda baca, pencari kerja harus berhati-hati dengan hal ini.

Selain itu, hal lain yang perlu diwaspadai adalah informasi yang disampaikan tanpa memiliki poin yang jelas dan ejaan tidak sesuai EYD.

"Cobalah cari situs lowongan pekerjaan yang menyediakan informasi lowongan kerja yang mempunyai kredibilitas tinggi," saran Sawitri.

Ia juga mengatakan, setiap perusahaan yang mengiklankan lowongan pekerjaan diharuskan untuk mencantumkan detail menyeluruh.

Informasi tersebut meliputi profil perusahaan, jenis pekerjaan, gaji, lokasi, job desk, termasuk kualifikasi yang dibutuhkan.

5. Ada pungutan biaya

Sawitri menyampaikan, perusahaan fiktif akan meminta sejumlah uang untuk biaya transportasi atau registrasi.

Bila pencari kerja juga diarahkan untuk menggunakan agen travel atau hotel tertentu ketika melamar pekerjaan, pencari kerja sebaiknya waspada dengan hal ini.

"Berhati-hatilah karena ini adalah salah satu modus yang oknum-oknum sering pakai," imbuh Sawitri.

Ia mengingatkan supaya pencari kerja tidak memercayai pihak yang meminta sejumlah uang ketika rekrutmen.

Pencari kerja perlu memahami bahwa perekrut sudah pasti digaji oleh perusahaan sehingga mereka tidak mematok bayaran kepada kandidat.

"Jika mereka mengharuskan Anda untuk membayar biaya untuk mengirimkan resume atau melanjutkan ke tahap wawancara, kemungkinan besar itu penipuan," jelas Sawitri.

Selain meminta uang untuk proses rekrutmen, hal lain yang patut diwaspadai adalah permintaan untuk membayarkan sejumlah uang dengan alasan biaya pelatihan atau seminar.

6. Meminta data pribadi

Sawitri menyampaikan, perusahaan akan meminta data-data pribadi yang dibutuhkan untuk keperluan administrasi.

Namun, data tersebut baru diminta perusahaan bila kandidat sudah diterima bekerja, bukan ketika proses rekrutmen.

Bila kandidat ditawari lowongan pekerjaan dan langsung dimintau data pribadi, ada kemungkinan informasi ini palsu.

Adaapun, data pribadi yang sering diminta, meliputi:

Foto KTP

SIM

Kartu Keluarga

Fotokopi ijazah

Transkrip nilai

NPWP.

Sawitri menambahkan, pelaku penipuan biasanya juga meminta data lain secara detail, seperti foto depan dan belakangnya.

Padahal, foto seperti itu tidak terlalu diperlukan ketika pencari kerja baru di awal tahap rekrutmen.

"Hati-hati ketika hendak membagikan data-data tersebut, setidaknya sampai sudah melewati tahap interview," tutur Sawitri.

7. Cek informasi perusahaan

Cara lainnya untuk mengetahui lowongan pekerjaan asli atau palsu adalah mengecek informasi perusahaan.

Pastikan perusahaan yang namanya tertera pada lowongan kerja punya kredibilitas alamat dan nomor kontak.

Telusuri juga alamat resmi perusahaan. Jika alamat asli dan yang tertera pada iklan berbeda, ada kemungkinan ini adalah lowongan kerja palsu.

Pencari kerja juga bisa mengecek kontak perusahaan yang dilamar menggunakan aplikasi identifikasi nomor telepon, misalnya Get Contact.

Lewat aplikasi tersebut, pencari kerja bisa mengecek nomor perusahaan asli atau tidak.

Pencari kerja juga bisa memverifikasi nomor kontak tersebut dengan mengunjungi laman atau bertanya melalui media sosial perusahaan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved