Prakiraan Cuaca
NTT Waspada! BMKG Sebut Kekeringan di Depan Mata, Berikut Dampak yang akan Terjadi
Sudah dua bulan Wilayah NTT tak diguyur hujan, BMKG ingatkan NTT Waspada, kekeringan di depan mata, ini dampak yang akan terjadi
POS-KUPANG.COM - Ini Peringatan Serius Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur ( NTT ).
BMKG mengingatkan Warga NTT waspada terhadap kekeringan yang kini ada di depan mata.
Menurut BMKG, kekeringan di NTT terjadi karena sudah dua bulan Wilayah NTT tak diguyur hujan.
Dalam peringatannya, BMKG menyebut kekeringan meteorologis di NTT sudah berstatus waspada, siaga, hingga awas.
Baca juga: BMKG Sebut Empat Kecamatan di Kabupaten Kupang Status Siaga Bencana Kekeringan
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmatulloh Adji mengatakan ada enam kecamatan di empat kabupaten di NTT kini berstatus awas kekeringan karena selama 61 hari berturut-turut tidak turun hujan.
Enam kecamatan itu ialah Elar di Manggarai Timur, Rote Barat Laut di Rote Ndao, Mamboro dan Umbu Ratu Nggay di Sumba Tengah, serta Haharu dan Kahunga Eti di Sumba Timur.
"Beberapa wilayah di NTT mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari hingga lebih dari 60 hari, diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," jelas Rahmatulloh Adji, Kamis, 3 Agustus 2023.
Masih ada lagi 74 kecamatan di 20 kabupaten yang berstatus waspada kekeringan, dan 42 kecamatan di 15 kabupaten berstatus siaga kekeringan.
"Hari tanpa hujan di kecamatan yang berstatus waspada kekeringan sebanyak 21 hari dan daerah yang berstatus awas kekeringan 31 hari," ujarnya.
Baca juga: BMKG: Waspada, Sebaran Titik Panas Menyebar di Seluruh Wilayah NTT, Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
Menurut Prakiraan Cuaca BMKG, pada Dasarian I dan Dasarian II Agustus 2023, peluang hujan di kecamatan tersebut kurang dari 20 milimeter. Di wilayah tersebut, dampak kekeringan mulai terasa, terutama pada persawahan yang selama ini mengandalkan air hujan. Di Kelurahan Oepoi, Kota Kupang, hampir seluruh areal persawahan tidak diolah karena tidak ada air.
BMKG juga mengingkatkan kekeringan panjang berdampak terhadap pengurangan ketersediaan air tanah dan kelangkaan air bersih. Dampak lain, yakni meningkatkanya potensi kemudahan kebakaran lahan dan hutan.
Di tempat terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi menyebutkan beberapa wilayah di NTT sedang dilanda angin kencang berkecepatan 30-50 kilometer per jam, yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao.
Pada 5 Agustus, angin kencang juga menerjang Sabu Raijua, Alor, dan Rote Ndao.
"Waspada potensi angin kencang yang sifatnya kering yang berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan," kata Agung Sudiono Abadi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.