Kuliner NTT
Kuliner NTT, Info Harga Kacang Tanah Sabu, Wartawan Pos Kupang Nyaris Tewas Kena Nai di Pulau Sabu
Kuliner NTT, Info Harga Kacang Tanah Sabu, Wartawan Pos Kupang Nyaris Tewas Kena Nai di Pulau Sabu
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM - Sahabat kuliner ntt yang berbahagia, kali ini di serial tulisan sahabat kuliner ntt beta mau tayangkan info harga kacang tanah asal Pulau Sabu Raijua.
Ciri khas dari kacang tanah asal Pulau Sabu Raijua yakni, posturnya agak kici atau agak kecil. Tapi sangat legit dan paleng nikmati.
Kacang asal Pulau Sabu Raijua jika dibandingkan dengan kacang asal Pulau Jawa yang posturnya agak besar, maka kacang asal Pulau Sabu Raijua jaoh lebih enak dan lebe manis.
Orang Kupang bilang kici kici tapi menggigit, kacang besar kalah naaa..., apalai kalo nona manis asal Sabu Raijua yang manis manis... sapa mo lawan ohhh.
Sebelum beta infokan harga kacang tanah asal Pulau Sabu Raijua, beta mau kisahkan atau bercerita tentang pengalaman saat masih bertugas di lapangan, jadi seorangv jurnalis/wartawan sejati.
Saat beta masih bertugas sebagai seorang pewarta atau wartawan di wilayah tugas Kabupaten Kupang usai beta di pindahkan dari Kabupaten Belu taon 1997.
Jadi, usai beta dipindahkan ke Mabes Harian Pos Kupang karena sakit saat bertugas di wilayah tugas di Kabupaten Belu, beta lalu dipindahkan ke wilayah tugas di Kabupaten Kupang.
Saat itu yang jadi Redaktur Pelaksana Harian Umum Pos Kupang om Hans Ch Louk, SH (almarhum) dengan Pemred sekaligis Pimpinan Umum (PU) Pos Kupang, Om Damyan Godho (alm).
Beta pung redaktur daerah yakni om Benny Dasman (alm). dan yang Redaktur Olahraga, om Dion DB Putra.
Beta bertugas di Kabupaten Kupang semasa kepemimpinan Bupati Kupang Kolonel (Kav) Paul Lawa Rihi (alm) dengan Wakil Bupati, Drs. Ruben Funay (almarhum) dan Sekda Kabupaten Kupang Barnabas nDjurumana, SH (almarhum).
Satu catatan liputan yang masih beta ingat dan terkenangdalam otak dan berakar dalam sanubari sampai saat ini kalo bicara soal kacang Pulau Sabu Raijua maka langsung teringat waktu kitong pi buat kegiatan Taman Hiburan Rakyat (THR) di Kota Seba, di jantung Pulau Sabu Raijua, salah satu Pulau Terluar.
Waktu kitong pi Pulau Sabu Sabu Raijua untuk bikin THR dan Pasar Rakyat dipimpin langsung almarhum Bupati Kolonel Paul Lawa Rihi
Dan saat itu, di Sabu cum ada 1 hotel, yani Hotel di Biu di Sabu Timur.
Beta ju masih ingat sejumlah wartawan yang ngepos tetap di wilayah tugas kabupaten Kupang, diantaranya, almarhum Peter Rumlaklak (reporter RRI Kupang), almarhum Adhie Malehere (wartawan Koran Suara Pembaharuan/Sinar Harapan), almarhum Lulu Manoe (Wartawan Antara), Clemes Sawu (alm)
Juga wartawan Harian Umum Jawa Pos, almarhum Jusak Riwu Rohi. almarhum Drs. Peter Amalo (Kepala RRI Kupang) dan wartawan Harian Umum Bali Post yang mana semua teman beta ini ju samua su meninggal dunia.
Beta masih ingat, untuk perjalanan dari Seba ke Biu sangat singkat atau sangat dekat deng waktu tempu sekitar 30 menit sa...
Pasalnya, Pulau Sabu sangat kici dan secara umum untuk mengitari Pulau Sabu membutuhkan waktu sonde sampe 2 jam
Itu dulu sekitar taon taon 1999. Kitong berangkat dari Kupang naek kapal Feri menuju ke Dermaga di Seba.
Waktu itu beta ingat, kitong jalan satu rombongan fulll ato penuh kapal deng oto dan barang bawaan untuk kegiatan THR
Beta ikut deng oto Kapala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kupang, om Drs. Marthen Kalle.
dKitong naek dia pung oto Toyota Kijang Grand yang penuh deng barang untuk ditayang di Stand Statistik Kabupaten Kupang di lokasi THR.
Beta abis urus administrasi untuk biaya perjalanan ke Pulau Sabu di Kabag Umum/Humas/Protokol,Drs. Masya Djonu, lalu beta siapkan ransel isi pakaian untuk perjalanan 1 minggu.
Pasalnya, THR berlangsung selama 1 minggu jadi bawa pakaian agak banyak.
Beta ingat, waktu beta sampai, beta nginap di rumah seorang penduduk/rumah warga di sekitar Seba.
Betamasih ingat waktu di Seba, beta masih sempat jalan jalan keliling Pulau Sabu yang cum membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam saja sudah kembali lai ke Seba.
Beta sempat pi liat salah satu sumber air Kristal (gua kristal) di lintasan jalan dari arah Sabu Timur - memutar Pulau Sabu menuju ke Seba.
Dan bet dengar lokasi ini su jadi sumber air untuk warga di Kabupaten Sabu yang su berkembang cukup pesat.
Waktu itu, jalan masih dari tanah dan belum ada aspal. Kalo dari Seba (Sabu Barat) ke Biu di Sabu Timur sudah ada aspal tapi banyak rusak.
Lintasan ini beta hitung waktu itu beta naik sepeda motor Honda Win cuma butuh dari Seba keBiu cum butuh waktu sekitar 26 menit su sampe di Dermaga Pelabuhan Laut Biu, di Sabu Timur. Ini wilayah paleng ujung
Pelabuhan Laut Biu salah satu pelabuhan super megah di Kabupaten Kupang setelah Pelabuhan Tenau-Kupang.
Pasalnya, Pelabuhan Laut Biu dibangun dengan dana hibah Pemerintah Jepang taon 1996 dengan panjang ratusan meter.
Jadi kitong cum dapat gratis pelabuhan dari pemerintah Jepang, tapi kitong cum siapkan administrasi sa untuk tanda tangan dan serahterima Pelabuhan Biu jika rampung.
Dan waktu beta ke Biu, Pelabuhannya sudah rampung dan Pelabuhan bantuan Pemerintah Jepang ini sangat megah.
Beta ju sempat nginap satu malam di Hotel di Biu milik Om Bole Kale (alm). Dan tamu VIP seperti Bupati juga Nginap di Hotel di dekat Pelabuhan Biu ini.
Dan beta mau kisahkan ada kejadian aneh tapi nyata yang beta alami saat liputan THR di Seba, beta saat mau pulang Kupang kena 'Na'i Ular.
Na'i ini membuat perut beta melilit di atas Kapal Feri, dan benar benar sangat sakit. Beta kira saat itu beta su mati/tewas.
Pasalnya, mau bernafas sa susahsekali, ini perut tauputar seperti ada ular dalam perut
Dan saat itu, om Marthen Kalle (Kepala BPS Kabuaten Kupang) lalu minta salah satu keluarganya datang ke atas kapal Feri.
Orang ini lalu sumbur deng ludah mama siri ke perut beta yang taputar dan hanya sekejap perut langsung sembuh.
Beta pung parut taputar selama di atas kapala Feri berjam jam. Beta kira ajal su mo datang jemput beta di atas kapal.
Dan ada satu kejadian lain lagi, saat mau pulang Kupang kapal Feri Sonde bisa jalan berangkat karena dermaga ambruk akibat sling/tali kapal Feri putus lalu menghantam bibir dermaga Pelabuhan.
Akibatnya, motor dan mobil sonde bisa naek ke atas kapal. Dan membutuhkan waktu yang cukup lama
Kapten putusakan segera berangkat dan nanti trip berikutb= baru angkut lai ini oto dong yang sonde sempat naek pi atas kapal.
Juga untuk memperbaiki bibir dermaga dan sling kapal Feri yang putus. Kejadian ini masih melekat dalam beta pung ingatan
Ini pengalaman yang beta ingat saat menulis tentang kacang sabu nan gurih.
Dan ini harga kacang legit Pulau Sabu yang beta beli di Pasar Oeba, Rp 30.000/Kg. (Ferry Ndoen).
Baca juga: Kuliner NTT, Bawang Beri Harum Makanan, Info Harga Bawang Rote Dijual di Pasar Oeba, Kota Kupang
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.