Stunting di Indonesia
Kepala BKKBN Sebut Tiga Faktor yang Bisa Menaikkan Angka Kasus Stunting
Tiga faktor itu adalah jarak kelahiran terlalu dekat, hamil terlalu tua atau terlalu muda dan hamil terlalu sering.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut tiga faktor yang bisa menaikkan angka kasus stunting.
Tiga faktor itu adalah jarak kelahiran terlalu dekat, hamil terlalu tua atau terlalu muda dan hamil terlalu sering.
Hal ini disampaikan Hasto dalam acara penghargaan Penggerak Cegah Stunting Tahun 2023 yang digelar oleh Tribun Network bekerja sama dengan BKKBN, di Studio 1 Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Senin 17 Juli 2023.
Hasto Wardoyo mengatakan jarak kelahiran anak yang terlalu dekat bisa meningkatkan potensi stunting.
“Karena jarak (kelahiran anak) terlalu dekat stunting itu tinggi,” kata Hasto.
Selain itu, Hasto mengatakan sebisa mungkin perempuan tidak hamil terlalu tua seperti ketika usia menginjak 35 tahun maupun hamil terlalu muda, serta tidak hamil terlalu sering apalagi dengan jarak yang dekat.
“Oleh karena itu jangan terlalu tua, jangan terlalu muda, jangan terlalu sering hamil,” ungkapnya.
Baca juga: Sambut HUT Ke-61, Bank NTT Cabang Kefamenanu Beri Bantuan Paket Makanan Bergizi Bagi Anak Stunting
Dalam acara ini diberikan juga penghargaan kepada sejumlah pihak yang berkontribusi pada penurunan angka stunting di Indonesia.
Para penerima penghargaan diantaranya Istri Panglima TNI Andika Perkasa, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati atau akrab disapa Hetty Andika Perkasa, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi serta Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau mbak Ita.
Selain itu, penghargaan Inspirator Penggerak Cegah Stunting diberikan kepada Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri atas kontribusinya menjadi inspirasi dalam pencegahan stunting.
Dalam acara ini turut hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, CEO Tribun Network Dahlan Dahi dan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra.
Peran penting perempuan
Perempuan berperan penting dalam penanganan tengkes atau stunting. Karena itu, kesiapan dan kematangan diri seorang perempuan dalam berumah tangga perlu diperhatikan untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan generasi terbaik ketika Indonesia memasuki masa bonus demografi.
Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengutarakan hal itu saat menerima penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Tribun Network.
Penghargaan ini tidak terlepas dari perhatian dan masukan Megawati agar menggerakkan kepala daerah serta para kader perempuan untuk bergotong royong mencegah stunting.
”Bonus demografi akan terjadi dalam 13 tahun (ke depan). Semua lini harus dibangkitkan dan diangkat. Bukan ekonomi saja, melainkan juga sosial kesehatan,” kata Megawati seusai menerima penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Senin 17 Juli 2023.
Sejauh ini pemerintah mengupayakan penurunan prevalensi tengkes dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 14 persen.
Target ini telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Penurunan prevalensi tengkes dengan memberikan perhatian kepada perempuan menjadi ikhtiar bersama karena berperan vital dalam mewujudkan ketahanan keluarga.
Megawati mengingatkan kepada kaum perempuan agar meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapan diri dalam kehidupan berumah tangga.
Hal ini perlu diperhatikan agar stunting yang merupakan gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun atau anak balita akibat kurang gizi kronis bisa dicegah.
Dalam jangka panjang, tengkes bisa memengaruhi kecerdasan dan tumbuh kembang anak serta memengaruhi kualitas generasi suatu bangsa.
Dia mengaku resah lantaran sebagian kaum hawa masih abai dengan pengetahuan kecukupan gizi bagi anak.
Megawati mencontohkan, ibunya, yakni Fatmawati, yang rutin memasak untuk anak-anaknya meski berstatus sebagai seorang ibu negara.
Hingga berusia lanjut, ibu negara pertama RI tersebut tetap memasak demi memastikan kecukupan gizi untuk anak dan cucunya.
Selain itu, dia mendorong keterlibatan semua pihak bergotong royong menaruh perhatian dalam penanganan stunting.
Megawati berpandangan, semua pihak harus bergerak dalam penanganan tengkes untuk menjamin generasi terbaik ketika memasuki bonus demografi dan usia emas tahun 2045.
”Semua boleh terlibat (penanganan stunting) karena ini untuk memastikan regenerasi yang akan datang,” ucap Megawati.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menambahkan, peranan perempuan sangat penting dalam penanganan stunting.
Di dalam keluarga, perempuan menjadi sosok yang akan memastikan kecukupan gizi bagi anaknya.
Dengan demikian, pengetahuan perempuan dalam kehidupan berkeluarga terus menjadi perhatian BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting.
Hasto menyebut, BKKBN menghadirkan 200.000 tim pendamping keluarga di fasilitas pelayanan kesehatan dasar untuk memberikan pendampingan dan edukasi tentang stunting.
Tim yang terdiri dari sukarelawan berbagai kalangan tersebut diharapkan bisa memberikan edukasi menyeluruh kepada semua pihak.
”Keluarga harus direncanakan dengan baik. Semuanya harus terencana secara simultan dan menyeluruh,” kata Hasto.
Imbauan serupa disampaikan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi. Emi bersama Istri Panglima TNI ke-21, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati atau akrab disapa Hetty Andika Perkasa, serta Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dianugerahi sebagai tokoh penggerak cegah stunting.
Menurut Emi, perhatian dalam pencegahan stunting perlu gerakan holistik, bukan fase kelahiran saja. Dia mengingatkan, penanganan dan edukasi stunting bahkan harus dilakukan sebelum perempuan memasuki usia pernikahan. Adapun kehadiran tim pendamping keluarga akan memastikan edukasi ini bisa berjalan dengan baik.
”Tim pendamping akan mendampingi keluarga, khususnya perempuan. Edukasi di keluarga soal pernikahan, edukasi saat usia kehamilan, hingga setelah melahirkan dan anak memasuki usia di bawah dua tahun dan balita,” ucapnya.
Pencegahan Sejak Calon Pengantin
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cempaka Putih Selvy Devita Anggeraini mengatakan pencegahan stunting atau tengkes sebaiknya dimulai dari calon pengantin (catin) karena mereka merupakan cikal bakal terbentuknya keluarga.
"Sebelum menikah, catin mempersiapkan kondisi kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan sehat," kata Selvy dalam seminar pencegahan stunting di Aula Kantor Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu 16 Juli 2023, sebagaimana dilansir Antara.
Dengan mempersiapkan kondisi kesehatan, diharapkan para catin dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan menciptakan keluarga sehat, sejahtera dan berkualitas.
Seminar diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama RSUD Cempaka Putih untuk mengedukasi para catin agar keluarganya tidak melahirkan anak yang stunting.
Seminar bertajuk "Sehat Generasi Berkualitas dan Bebas Stunting atau Tengkes" itu diikuti 100 peserta yang terdiri dari 25 pasang calon pengantin, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kecamatan dan kelurahan, kader PKK, serta para mitra dan peserta dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan.
Selain mengikuti seminar, para catin juga menjalani pemeriksaan kesehatan pranikah yang wajib dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan pasangan dan keturunan ke depannya.
Menurut Selvy, pemeriksaan kesehatan juga dapat mencegah kematian ibu dan bayi serta potensi penyakit menular seksual.
Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Pusat Ucu Jamilah menilai seminar ini mendukung program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengentaskan stunting.
Pengentasan stunting, kata Ucu, dilakukan tidak hanya dari balita, tetapi dari para catin yang menghasilkan generasi penerus bebas stunting, terutama dalam 1.000 hari pertama bayi yang dimulai dari masa kehamilan.
"Kegiatan ini sangat bagus. Ini pertama kalinya diadakan pendalaman materi bagi calon pengantin yang ingin menikah dan yang menjadi perhatian kita," katanya.
Dia berharap kegiatan seperti ini tidak hanya di Cempaka Putih saja, tapi juga dapat dilaksanakan di kecamatan lainnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnews.com/kompas.id/kompas.com
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.