Breaking News

KKB Papua

Satgas Damai Cartenz Ungkap Kabar Terbaru: Yang Ancam Bunuh Pilot Susi Air Bukan Egianus Kogoya

Faizal Ramadhani Kepala Ops Damai Cartenz mengungkapkan kabar terbaru soal nasib pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru Philips Mark Merthens

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
BUKAN EGIANUS - Satgas Ops Damai Cartenz ungkap fakta terbaru. Bahwa yang ancam tembak pilot Susi Air bukan Egianus Kogoya dan kelompoknya, melainkan oleh kelompok lain yang dipimpin Jefry Pagawak. 

POS-KUPANG.COM - Faizal Ramadhani, Kepala Satgas Ops Damai Cartenz mengungkapkan kabar terbaru tentang nasib pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru, Philips Mark Merthens.

Faizal Ramadhani yang berpangkat Kombes Pol itu membeberkan fakta tersebut menyusul kabar mengejutkan tentang ancaman pembunuhan terhadap pilot Susi Air yang hingga kini masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua tersebut.

Dikatakannya, ancaman pembunuhan Philip Mark Marthens sebagaimana yang viral di jagat maya akhir-akhir ini hanyalah ancaman belaka.

Bahkan yang melontarkan ancaman tersebut bukan dari kelompok Egianus Kogoya sebagai sosok yang menyandera pilot berkebangsaan Australia tersebut.

Ultimatum pembunuhan itu, katanya, bukan dari kelompok Egianus Kogoya melainkan dari kelompok lain, yakni KKB Papua pimpinan Jefry Pagawak.

"Kelompok KKB di Papua ini ada banyak. Nah, di antara kelompok-kelompok itu yang melontarkan ancaman pembunuhan adalah kelompok lain. Bukan kelompok Egianus Kogoya," ujarnya.

Modusnya, adalah kelompok tersebut mengupload ultimatum ancaman pembunuhan itu atas nama kelompok lain, yakni kelompok NT dari Intan Jaya.

"Jadi yang mengapload ultimatum ancaman pembunuhan pilot Susi Air itu dari kelompok lain yang menggunakan akun atas nama NT dari Intan Jaya," ujar Faizal Ramadhani Senin 3 Juli 2023.

Dalam siaran persnya, Faizal Ramadhani mengatakan, bahwa saat ini ada beberapa kelompok KKB yang sedang mencari momentum dari kasus penyanderaan Pilot Susi Air melalui pemberitaan yang sesungguhnya secara kelompok sudah tidak dapat dipercaya lagi.

Jadi, lanjut dia, Jefry Pagawak memberikan ultimatum ancaman pembunuhan Pilot Susi Air saat ia sedang berada di Papua Nugini.

"Jefry Pagawak itu memberikan ultimatum saat tinggal di Papua Nugini (PNG). Selama ini Jefry Pagawak itu menjadi buronan polri dalam hal ini Satgas Ops Damai Cartenz," ujarnya.

"Yang bersangkutan ada dalam pantauan Polri, sehingga akan dilakukan tindakan penegakan hukum. Dan akun NT yang mengapload ultimatum tersebut adalah residivis, karena tahun lalu pernah ditangkap dan baru saja bebas beberapa bulan lalu," katanya.

Faizal Ramadhani juga menambahkan, bahwa dari hasil penyelidikan dipastikan bahwa saat ini kondisi Pilot Susi Air sehat. Ia berharap agar kondisi pilot itu terus terjaga.

“Sampai sekarang proses negosiasi diinisiasi oleh Kapolda Papua dan Pangdam bersama stacholder baik pihak gereja maupun Pemda Nduga terus berjalan namun masih dalam konteks masih berkembang," ujarnya.

Ia juga membeberkan tentang dengan penangkapan terhadap mata-mata KKB Pimpinan Egianus Kogoya di Kenyam-Kabupaten Nduga.

"Memang benar Ops Damai Cartenz telah mengamankan salah satu mata-mata dari KKB pimpinan Egianus Kogoya. Saat ini yang bersangkutan masih diperiksa," ujarnya.

Untuk diketahui, belakangan ini ultimatum tentang penembakan pilot Susi Air menjadi bahan pergunjingan publik di Tanah Air.

Banyak kalangan mencemaskan hal tersebut. Sebab pilot Susi Air itu adalah pria berkebangsaan Australia yang masuk ke Indonesia karena bekerja sebagai pilot Susi Air yang beroperasi di Papua.

Baca juga: Susi Air Khawatirkan Nasib Philips, Kini Sibuk Cari Tahu Informasi Pasca Diancam KKB Papua

Sejak adanya ancaman penembakan oleh KKB Papua paling lambat 1 Juli 2023, manajemen Susi Air pun panik. Mereka bahkan sangat mengkhawatirkan keselamatan nasib pia yang beristri warga Indonesia itu.

Kecemasan itu membelenggu manajemen Susi Air, karena batas akhir penembakan pilot tersebut, tetap ditetapkan pada 1 Juli 2023 daan saat ini hal tersebut sudah berlalu. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved