KLB Rabies
BREAKING NEWS: Rabies Renggut Nyawa Bocah 5 Tahun di Timor Tengah Selatan
Virus rabies merenggut nyawa Gina Angela Kbau (5) di Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS ), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada tanggal 31 Mei 2023 pukul 10.29 Wita, Tim dari Puskesmas Kualin melakukan kunjungan rumah kepada pasien dan ibu pasien serta menjelaskan tentang pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).
Selanjutnya pukul 14.48 Wita, petugas dari Puskesmas Kualin dan tim Dinas Kesehatan melakukan kunjungan rumah dan PE ulang ke pasien dan keluarga pasien.
Pada tanggal 3 Juni 2023 petugas melakukan permintaan VAR di Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan.
Tanggal 4 Juni 2023 pukul 10.30 Wita, petugas puskesmas melakukan konfirmasi kepada orangtua pasien melalui pesan WhatsApp tentang rencana pemberian VAR terhadap pasien, tetapi ibu pasien menginformasikan bahwa ayah pasien menolak untuk dilakukan vaksinasi terhadap pasien.
Pada tanggal 5 Juni 2023 pukul 19.21 Wita, Tim Puskesmas Kualin melakukan kunjungan rumah dan KIE Kembali terkait pemberian VAR terhadap pasien. Pada saat itu ayah dan ibu dari pasien menyetujui untuk dilakukan vaksinasi kepada pasien.
Pada tanggal 6 Juni 2023 pukul 15.00 Wita korban diantar oleh kedua orantuanya datang ke Puskesmas Kualin untuk divaksin.
Baca juga: Cegah Rabies Masuk Kota Kupang, Puluhan Anjing Disuntik Vaksin Antirabies
Sebelum divaksin korban diperiksa oleh dokter. Orangtua pasien juga diberikan penjelasan oleh dokter tentang penyakit rabies, keamanan penggunaan vaksin untuk anak-anak dan informasi terkait vaksin dosis berikut.
"Korban selesai divaksin sekitar pukul 15.21 Wita. Setelah itu petugas menyarankan untuk menunggu di puskesmas ± 1 jam untuk diobservasi. Karena tidak menunjukan gejala apapun korban dan orangtua pulang ke rumah sekitar pukul 16.20 Wita," tuturnya.
Pada tanggal 8 Juni 2023 pukul 19.05 Wita, ibu korban melalui pesan WhatsApp melakukan konsultasi dengan perawat tentang keadaan korban, dimana keadaan korban sejak 7 Juni 2023 mengalami demam, lemas dan nyeri kepala.
Ibu korban telah memberikan obat paracetamol kepada korban. Setelah itu perawat mengkonsulkan keadaan pasien ke dokter, dan menurut dokter itu adalah reaksi vaksin.
Perawat juga meminta kepada ibu korban untuk menginformasikan kondisi terbaru dari korban.
Pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 09.15 Wita, Kepala Puskesmas Kualin dan PJ Program Rabies mendapat info dari Kabid P2P dan staf P2P tentang laporan bahwa korban mulai menunjukan gejala khas rabies (takut air dan takut angin).
"Setelah mendapat informasi, petugas puskesmas segera menuju ke rumah korban untuk mengecek keadaan korban secara langsung," terangnya.
Baca juga: Cegah Virus Rabies di Malaka, Bupati Simon Nahak Minta Masyarakat Kandangkan Hewan Peliharaan
"Tim dari bidang P2P juga melakukan pantauan di wilayah puskesmas termasuk Kualin dengan tujuan akan memantau kondisi korban dan dari hasil pantauan lapangan menunjukkan bahwa anak masih dapat berkomunikasi," tambahnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter saat itu kondisi korban demam dengan suhu 38,5’C, takut air, takut udara, nyeri jika menelan dan nyeri pada tangan bekas patah, korban masih bisa diajak komunikasi dengan baik dan korban menjawab pertanyaan petugas bila ditanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.