Berita Kota Kupang
Sebagai Guru Wisesa, George Hadjoh Saksikan Upacara Ngaben Umat Hindu di Kota Kupang
Penjabat Wali Kota George Hadjoh didaulat sebagai Guru Wisesa selaku Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh didaulat sebagai Guru Wisesa selaku Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
George Hadjoh kemudian hadir dan menyaksikan upacara Ngaben (Ngelungah) massal, dan Nyapuh Karang, Minggu 7 Mei 2023 di areal Pekuburan (Setra) Hindu dan Krematorium Banjar Dharma Agung Kupang, Pura Prajapati, Kelurahan Nunbaun Sabu Kecamatan Alak.
Baca juga: Banjar Dharma Agung Kupang Siap Gelar Kremasi dan Ngaben Massal Bagi 32 Jenazah
Proses kremasi dilaksanakan di Gedung Krematorium sebanyak 47 tulang jenazah serta di lokasi Kremasi Api Suci sisi bawah Krematorium.
Ngelungah massal dan Nyapuh Karang mengkremasi sebanyak 54 tulang jenazah dan juga 3 tulang jenazah yang digali dari kuburan bayi sehingga total mencapai 57 sawa atau jenazah dikremasi dalam upacara Api Suci Kremasi, Ngelungah massal serta Nyapuh Karang.
Sebelum dilakukan upacara Kremasi (pembakaran) Api Suci, dilakukan persembahan bubur pirata oleh keluarga yang berduka, dilanjutkan dengan prosesi "Doa Pitra Puja" menggunakan dupa dan bunga (sekar) dipimpin Pinandita I Made Suparta.
Baca juga: Cegah Inflasi, Pemkot Kupang Ingatkan Warga Gunakan Urban Farming
Ngelungah massal diawali dengan doa-doa mantra oleh para pemuka agama Hindu, Ida Bhawati I Made Suaba Arianta, didampingi Pinandita Supardi, Pinandita I Wayan Suparta, Pinandita I Made Suparta, Pinandita Wayan Darmawa, Pinandita I Wayan Kintjed, sebelum api suci kremasi dinyalakan secara bersamaan.
Penyalaan api itu di dalam gedung krematorium dan juga disisi bawah gedung krematorium disaksikan oleh masing-masing keluarga dari 57 sawa (jenazah) yang dikremasi. Warga dari Lombok dan Bali yang ada di wilayah NTT ikut menyaksikan upacara itu.
Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh juga berkesempatan meninjau kondisi Pekuburan Hindu dan Pura Prajapati yang sementara dilakukan renovasi penataan, disela-sela pelaksanaan Kremasi Api Suci 57 tulang jenazah di upacara Ngelungah massal dan Nyapuh Karang.
George Hadjoh menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada umat Hindu Kota Kupang yang mengundangnya untuk ikut menyaksikan Upacara Ngaben. Menurutnya, Pemkot Kupang menyambut baik pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan di Kota Kupang, bahkan Pemerintah Kota Kupang memfasilitasi berbagai kegiatan keagamaan termasuk yang dilaksanakan umat Hindu.
Baca juga: Dinas Dikbud Kota Kupang Tambah Daya Server Tunjang US SMP
"Tiap tahun kami menganggarkan program kegiatan untuk mendukung kebebasan beribadah dan kerukunan umat beragama, khusus untuk umat Hindu setiap tahunnya seperti perayaan Nyepi dan Utsawa Dhatma Gita. Demikian juga agama lainnya, sebagai bentuk dukungan bagi kehidupan umat beragama dan apresiasi terhadap peran umat dalam menjaga toleransi di Kota Kupang," jelasnya.
Dikutip dari laman Hindukupang.com, upacara Ngelungah massal dan Nyapuh Karang bertujuan untuk membersihkan semua kuburan, makam hindu yang ada di sisi atas dari utama mandala Pura Prajapati.
Baca juga: Pemkot - BPOM Kupang Perkuat Kerja Sama Awasi Obat dan Makanan
Untuk itu, semuanya dibongkar dan bersih dari tulang jenazah, agar lahan yang sudah diratakan bisa difungsikan untuk penataan areal utama Mandala Pura Prajapati. Sedangkan pekuburan Hindu dipusatkan di sisi bagian bawah dari Gedung Krematorium, atau di Kanista Mandala.
Umat Hindu Kupang berharap agar penataan areal pekuburan Hindu di Kota Kupang ini juga mendapat perhatian dukungan moril dan materiil dari pemerintah.
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh Kunjungi Pabrik Pengolahan Sampah di Denpasar
Penjabat Wali Kota Kupang dan warga sangat antusias menyaksikan upacara Ngaben Massal tersebut. Ngaben bermakna filosofis untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta atau lima elemen dari tubuh fisik manusia yaitu api ke api, air ke air, tanah ke tanah, udara ke udara, dan ruang ke akasha.
Tulang hasil kremasi kemudian digiling sehingga menjadi halus kemudian dimasukkan kedalam batok kelapa kuning gading yang telah diolesi minyak kasturi dan diukir 10 aksara suci (Dasa Aksara).
Semua hasil kremasi pembakaran kemudian dibungkus kain putih, dan akan dilanjutkan upacara Mepepegat atau memutuskan ikatan, dengan dihanyutkan ke laut di Pantai Namosain pada hari yang sama setelah kremasi selesai. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS