Berita Kota Kupang
Maria Litelnoni-Johannes: Kalau Tuhan Yesus Tidak Bangkit Kita Tidak Ada di Sini
Dia berkata, keberadaan manusia kini karena serangkaian peristiwa lampau. Kebangkitan Yesus, menurut dia, memang diketahui sebab ada kesaksian.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Majelis Jemaat Horeb Perumnas Kota Kupang, Pdt Maria Litelnoni-Johannes menyebut perayaan Paskah ini sekaligus menegaskan kebangkitan Yesus Kristus.
Dalam khotbahnya, Minggu 9 April 2023 di gereja Horeb Perumnas, Pdt Maria mengatakan, kedatangan jemaat pada momentum ini semata ini merayakan kebangkitan Yesus. Peristiwa 2000 tahun lalu, baginya hingga kini terus dirayakan.
"Bapa ibu, kalau Tuhan Yesus tidak bangkit kita tidak ada di sini. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit, gedung gereja ini tidak ada, jemaat ini, persekutuan orang Kristen ini tidak ada," katanya.
Baca juga: Hari Raya Paskah Sebagai Makna Kebangkitan dan Keselamatan Bagi Orang Percaya
Ia menyebut rangakaian dari kematian hingga kebangkitan Yesus, bahkan hadirnya manusia sangat panjang.
Dia berkata, keberadaan manusia kini karena serangkaian peristiwa lampau. Kebangkitan Yesus, menurut dia, memang diketahui sebab ada kesaksian.
Saksi itu, kata dia, merupakan seorang perempuan. Ia menuturkan waktu itu kelompok perempuan kurang mendapat perhatian sama seperti laki-laki. Perempuan menjadi masyarakat golongan bahwa. Kesaksian perempuan saat itu seringkali tidak digunakan.
Tidak adanya perhatian pada perempuan ini, kemudian digunakan Yesus untuk menyampaikan kabar kebangkitan.
"Perempuan-perempuan itu seperti apa, mereka tidak punya harta, kedudukan tidak punya nama besar. Tapi perempuan punya minyak dan rempah. Minyak untuk menyirami jenasah dan rempah. Hanya minyak dan rempah. Mereka tidak bahwa senjata, bahkan mungkin tubuh dan pakaiannya bawang atau bumbu, tapi mereka datang menjadi saksi," ujarnya.
Berita kebangkitan itu juga kemudian dicatatkan dalam empat Injil. Dalam kalimatnya menyebutkan bahwa saat pagi menjelang fajar atau hari pertama pekan. Bagi orang Yahudi di zaman Yesus, tiap hari itu berganti tiap pukul 18.00. Berbeda dengan sekarang yang harus lewat pukul 00.00.
Ketika Yesus meninggal, waktu itu sudah menjelang sabat atau menjelang hari Sabtu. Di hari itu memang tidak diperbolehkan jenazah orang Yahudi tergantung. Karena saat itu hari Jumat dan menjelang Hari Sabat, maka jenasah harus segera diturunkan dari kayu salib.
Baca juga: Rayakan Paskah Ala Pengurus RT di Kupang, Beri Bantuan Pada Anak Penderita Stunting
"Pada hari sabat penuh berdiam diri di rumah. Tidak ada toko yang buka, tidak ada pasar tidak ada orang yang berkegiatan di luar, bahkan sampai sekarang ini kalau sabat di negara Israel. Sehingga apa yang perempuan bahwa itu lah yang mereka persiapkan dari rumah," katanya.
Dalam Injil Matius disampaikan, ketika Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur Yesus, Matius mengatakan, bahwa terjadilah gempa dan malaikat Tuhan turun dari langit menggulingkan batu itu. Penjaga-penjaga ketakutan karena ada gempa.
Ketika malaikat datang untuk mengabarkan tentang kelahiran juru selamat, lanjut dia, terucap kalimat untuk para penjaga agar tidak takut. Kelahiran hingga kebangkitan, perlu ditegaskan bahwa tidak perlu takut. Penjaga diminta untuk tidak takut dengan apapun.
Baca juga: Lakukan Kaderisasi, Panitia Paskah GMIT Kota Kupang Libatkan Generasi Muda
"Pergi dia sudah mendahului kamu ke Galilea. Dan mereka (perempuan) segera pergi dari kubur itu dengan taktik tapi dengan sukacita. Apakah orang-orang percaya kami perempuan yang kesaksiannya tidak didengar, mereka takut untuk apa yang ada didepan walaupun malaikat sudah menyampaikan jangan takut," ujarnya lagi.
Yesus kemudian bertemu dengan para orang itu. Juru selamat menyapa, menyampaikan salam. Yesus meminta agar perempuan itu menggambarkan hal ini ke semua orang dan menemuinya di Galilea. Tempat ini, punya alasan Yesus harus kesana.
Di Galilea lah, Yesus memanggil semua murid dan memulai misi pelayanan hingga perubahan hidup para murid, yang tadinya hanya orang sederhana. Hal ini tertuang dalam kitab Injil Matius ayat 4.
Baca juga: Paskah 2023, Prosesi Jalan Salib Pemuda Klasis Kota Kupang Wujud Kebersamaan Kasih
Situasi saat ini ketika berbagai kondisi, menurut dia, tampak banyak jemaat yang datang untuk menyaksikan dan merenungkan berbagai kisah Yesus. Pdt. Maria mengatakan, kendatipun hujan saat perayaan kali ini, namun semua jemaat sangat antusias.
"Karena kita tidak takut, kalau hujan yang kemarin tidak menghentikan jemaat Horeb untuk menyaksikan peristiwa yang dialami Tuhan Yesus 24 jam lebih sebelum kematian. Kita tidak takut datang pagi ini," katanya.
Dia menyebut, hari-hari selanjutnya mestinya tidak boleh ada ketakutan bagi umat manusia. Sebab, masa depan dan kehidupan ke depan, berada ditangan Yesus sang juru selamat, namun manusia harus menjadi pembawa kabar paskah dalam tiap kehidupan. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pdt-maria-litelnoni.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.