Cerpen

Cerpen - Perempuan Seribu Malam

Lidia bangun perlahan dan ketuk pintu Heri berkali-kali. Heri bangun buka pintu dan bertanya mengapa. Dengan tubuh gemetar Lidia langsung peluk Heri

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM
Ilustrasi cerpen berjudul Perempuan Seribu Malam karya Aster Bili Bora. 

Cerpen : Aster Bili Bora

POS-KUPANG.COM - Tidak semua perempuan mampu lajang sampai tua. Pada waktu dan usia tertentu ada yang kalah membendung birahi bercintanya. Salah satunya Lidia (57 tahun) dengan perawakan mulia dan berprofesi guru terjebak perkosa anak paman sendiri.

Lidia sebenarnya bukanlah perempuan yang hilang pasaran. Sekurang-kurangnya sudah tiga perjaka tangguh yang singgah di hatinya, namun semuanya gagal karena Lidia selalu saja menggunakan model cinta terang. Coba model cintanya cinta buta, maka bisa jadi cucunya sudah segudang.

 

Suatu malam Lidia mengalami desakan berhalusinasi. Tidak biasa begitu. Mungkin tanda-tanda puber lanjutan. Ia kembali mengingat satu demi satu laki-laki yang pernah mencintainya. Ia masuk kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Di atas ranjang ia membuka album dan mengamati satu per satu foto mantan-mantannya. Lidia cium, peluk, dan tidur bergantian dengan semua mantan dalam bayang-bayang selembar foto.

Menyedihkan! Mau bagaimana lagi, segalanya telah berlalu begitu saja.

“Stefanus..! Stefanus kapan engkau kembali padaku?”

Hal yang tak akan mungkin terjadi. Stefanus di sana sudah dapat perempuan cantik, sudah hidup mewah, dan bahkan sudah ada cucu. Gila amat Stefanus balik belakang lalu kawin dengan Lidia. Siapa suruh tempo dulu cinta terang? Coba cinta buta, maka gilalah kalau sekarang harus cium dan tidur dengan bayang-bayang yang indah mempesona.

Lidia pindah pada lelaki yang kedua. Gantengnya minta ampun. Ia peluk dan cium lama-lama. Sesekali ia jilat bibir dan leher. Mantannya mati raga, tidak melakukan pembalasan yang lebih panas. Lidia penasaran, birahinya mencapai titik klimaks. Ia buang foto dan berteriak.

“Anton..! Anton..! Engkau di mana? Engkau begitu tega!”

Anton dari mana lagi yang bakal datang memeluk Lidia malam-malam begitu. Anton yang dulu selalu bilang sayang, tetapi tidak pernah dibalas dengan kata sayang oleh Lidia, kini sudah kepunyaan Mery, anak pengusaha kaya. Ketika pindah dan nikah, Mery diberi kado satu unit mobil nol kilo oleh orang tuanya.

Dalam posisinya sudah mapan, apa rela Anton kembali di titik nol bersama Lidia? Hal yang juga tidak akan mungkin terjadi. Gila amat pula Anton memadu cinta dengan Lidia, perempuan monopause yang tidak memberi keturunan. Siapa suruh cinta terang? Siapa suruh cari laki dengan multi kriteria? Sendiri rasa!

Lidia banting diri dan peluk bantal sejadinya. Menyesal! Menyesal! Semoga mereka tidak vonis aku sebagai perempuan abnormal. Ia gigit ujung bantal sekeras-kerasnya ketika membayangkan dirinya difitnah tidak pandai bercinta. Fitnah lebih tajam dari sebatang pisau, keluhnya.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved