Semana Santa Larantuka
Semana Santa Larantuka, Prosesi Jumat Agung Bersama Bunda Maria Mengikuti Jalan Salib Yesus
Prosesi Jumat Agung malam hari di Larantuka Flores Timur diawali dengan penjemputan Patung Tuan Ma dan Patung Tuan Ana di kapela masing-masing.
POS-KUPANG.COM - Setelah Prosesi Laut, yang selesai dengan penempatan patung Yesus di Armida Tuan Meninu, Prosesi Jumat Agung malam hari di Larantuka Flores Timur diawali dengan penjemputan Patung Bunda Maria di Kapela Tuan Ma dan Patung Tuhan Yesus di Kapela Tuan Ana. Kemudian keduanya diarak masuk ke dalam Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka.
Tepat pukul 15.00 WITA, diadakan misa peringatan wafat Yesus Kristus di Katedral Reinha Rosari Larantuka. Seperti biasa, kisah sengsara Yesus (Passio) dinyanyikan diikuti upacara penyembahan Salib suci (cium salib) untuk menghormati Yesus Kristus yang wafat di salib.
Selesai misa, umat melakukan ziarah ke makam keluarga, kerabat, dan para imam (para misionaris) yang telah meninggal.
Ziarah ke makam ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Larantuka. Umat mulai dengan membakar lilin di makam keluarganya masing-masing, kemudian berdoa untuk arwah sanak saudara yang telah meninggal dan yang masih hidup, setelah itu dilanjutkan dengan menabur bunga (rampe).
Ziarah ke makam ini bagi masyarakat Larantuka sendiri memiliki maknanya tersendiri, yaitu menyampaikan syukur atas anugerah Allah yang Maha Pengasih dan syukur akan kehadirannya di dunia.
Kesadaran ini memunculkan, pertama, perasaan sesal dan tobat atas kesalahan yang pernah diperbuat; kedua, niat dan tekad untuk memperbaiki hidup dalam pikiran, perkataan, serta perbuatan; ketiga, niat untuk mempererat hubungan dengan Allah; keempat, memperbaiki kehidupan ke depan sebelum kematian datang menjemput.
Baca juga: Semana Santa Larantuka, Serunya Prosesi Laut Anta Tuan Melalui Selat Gonzalu
Setelah selesai ziarah ke makam, umat kembali ke gereja Katedral Reinha Rosari untuk mengadakan ibadah lamentasi.
Ibadah lamentasi ini diisi dengan nyanyian ratapan yang menggambarkan kesedihan dan kedukaan Bunda Maria dan para pengikut Yesus.
Ibadah ini ditandai dengan munculnya 4 orang Lakademu, mengingatkan kita akan sosok Nikodemus, yang menurunkan jenazah Yesus dari atas salib lalu membawanya ke makam.
Tidak ada yang mengetahui siapa saja yang menjadi Lakademu (rahasia). Mereka yang menjadi Lakademu tidak dipaksa atau ditunjuk oleh siapa pun, tetapi mereka yang memang memiliki niat yang tulus dan yang memiliki permesa (nazar).
Baca juga: Semana Santa Larantuka, Hari Kamis Putih Kesempatan Mulai Cium Tuan Ma dan Tuan Ana
Sebelum memasuki gereja, para Lakademu ini mengadakan Jalan Kure ke setiap armida untuk memastikan semuanya sudah betul-betul siap untuk melaksanakan prosesi.
Setelah selesai, para Lakademu ini kembali ke gereja dan masuk melalui pintu gerbang.
Sebelum dimulai, sudah ada urutan-urutan selama prosesi berlangsung, yaitu Panji Confreria (serdati); Salib yang dipasang kain duka (berwarna hitam), diapit oleh 2 serai (lilin besar); Genda Do (gendang), dengan segala ornamen kesengsaraan; Serikat Confreria; Ana Muji (penyanyi), Biarawan/biarawati;
para pejabat yang beragama Katolik; imam pembawa Salib dan Misdinar (ajuda); Tumba Tuan Ana, yang dibawa oleh 4 orang Irmao (anggota penuh) Confreria; para permesa Tuan Ana; Tumba Tuan Ma; Presidenti atau Prokador Confreria bersama Raja atau salah seorang keturunannya; Para promesa Tuan Ma; umat dari berbagai kalangan.

Selama prosesi Semana Santa pada Jumat Agung (pada malam hari), ada juga ornament-ornament dan benda-benda yang dibawa.