Berita Sikka
Gelar Pencaruan dan Persembahyangan, Ada 4 Larangan Saat Lakukan Tapa Berata Penyepian
Pria yang berprofesi sebagai Kasdim 1603 Kabupaten Sikka ini menyebut empat larangan tersebut sudah menjadi tradisi setiap tahun yang wajib dijalani s
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Mangkung
POS-KUPANG.COM, MAUMERE- Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945, umat Hindu di Kabupaten Sikka menggelar upacara pencaruan dan persembahyangan ritual menyambut Nyepi di Pura Agung Waidoko, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Selasa 21 Maret 2023.
Pencaruan atau caru adalah kurban suci, adalah suatu upacara yadnya yang bertujuan untuk keharmonisan bhuwana agung (alam semesta) dan bhuwana alit (mahluk Hidup) agar menjadi baik, indah, lestari sebagai bagian dari upacara Butha Yadnya.
Baca juga: Parade Ogoh-Ogoh di NTT Jadi Bagian Penting Indonesia
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ida Bagus Wiriyawan, menjelaskan ada empat larangan yang harus dijalani seluruh umat Hindu dalam melaksanakan Tapa Berata Penyepian yaitu Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelanguan dan Amati Lalungan.
"Ada empat larangan dalam melaksanakan Tapa Berata Penyepian yang memiliki arti masing-masing yaitu Amati Geni artinya tidak menyalakan api, Amati Karya tidak bekerja secara fisik, Amati Lelanguan tidak melaksanakan atau mencari hiburan, serta Amati Lalungan tidak berpergian," ucap Ide Bagus Wiriyawan.
Pria yang berprofesi sebagai Kasdim 1603 Kabupaten Sikka ini menyebut empat larangan tersebut sudah menjadi tradisi setiap tahun yang wajib dijalani seluruh umat Hindu.
Baca juga: Jelang Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Kota Kupang Gelar Upacara Tawur Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh
"Setelah melakukan rangkaian upacara pencaruan dan persembahyangan, besok Rabu, 22 Maret 2023, pada pukul 06.00 pagi, umat Hindu akan melaksanakan puasa hingga pukul 06.00 pagi," jelasnya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, seluruh umat yang hadir saat melaksanakan pencaruan dan persembahyangan nampak begitu khusyuk dan tenang.
Masing-masing datang berdoa untuk mengucap syukur, tidak hanya diberikan secara fisik lewat sajen, tapi juga persembahan yang datangnya dari hati. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS