Ramadan 2023

Hukum Membaca Doa Arwah Ruwahan Jelang Ramadhan Menurut Syariat Islam, Simak Penjelasan Buya Yahya

Hukum Membaca Doa Arwah atau Ruwahan Jelang Ramadhan Menurut Syariat Islam, Simak Penjelasan Buya Yahya

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
Instagram
Hukum Baca Doa Arwah Jelang Ramadhan/ Buya Yahya - Hukum Membaca Doa Arwah atau Ruwahan jelang Ramadhan, simak Penjalasan Buya Yahya 

POS-KUPANG.COMRuwahan atau membaca Doa Arwah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan menjadi tradisi atau kebiasaan dari sebagian masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana Hukum Membaca Doa Arwah jelang Ramadhan menurut Syariat Islam? Begini Penjelasan Buya Yahya.

Menurut Penjelasan Buya YahyaHukum Membaca Doa Arwah atau Ruwahan bagi orang sudah meninggal saat memasuki bulan suci Ramadhan dibolehkan.

Asalkan dengan niat untuk mendoakan arwah atau roh orang yang sudah meninggal dunia dan mereka adalah golongan orang-orang beriman. 

Seperti dilansir dari Youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan, berkumpul dan bersilaturahmi antar sesama dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia itu sah. 

Baca juga: Jelang Ramadan 2023, Ini Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 1444 H Versi Muhammadiyah

 

Youtube Al-Bahjah TV.

"Kalau yang dimaksud ruh itu adalah orang-orang yang meninggal dunia daripada orang-orang beriman yang mendahului kita, kemudian kita mendoakan mereka, kapan saja kita boleh mendoakan," jelas Buya Yahya.

Apalagi Tradisi Ruwahan atau Membaca Doa Arwah jelang bulan Ramadhan, kata Buya Yahya, diisi dengan doa-doa untuk mendoakan para ahli iman yang telah mendahului kita itu sah, bahkan dianjurkan.

Perlu dipahami, bahwa yang dimaksud arwah yang didoakan dalam tradisi Ruwahan adalah roh para ahli iman yang telah mendahului bukan roh-roh yang tidak jelas.

Namun apabila ada kesalahan dalam mendoakan roh-roh yang tidak jelas saat melaksanakan tradisi ruwahan, Buya Yahya menyarankan untuk dihilangkan saja.

Baca juga: Deretan Twibbon Ramadan 2023 dan Twibbon Idul Fitri 2023, Update Foto Profil Dengan Twibbon

Alasannya, karena dzohirnya tradisi Ruwahan ini adalah baik dengan mengumpulkan orang untuk saling mendoakan dan membagi-bagi makanan.

“Tapi saya masih ingat dulu waktu dikampung itu yang konon ada orang yang berkumpul di perempatan lalu dukun kombat-kambit, membacakan mantra, lalu ada orang - orang soleh yang menganggap ini satu kesempatan untuk membuat mereka dari tidak benar menjadi yang benar,” kisah Buya Yahya.

Buya Yahya kembali menegaskan, tradisi Ruwahan jelang Ramadhan yang diperbolehkan dalam Islam dan sesuai Syariat Islam adalah apabila memenuhi syarat-syarat tersebut.

Dikatakan Buya Yahya, selagi perkumpulan tersebut masi bisa diarahkan, sesuai dengan syareatnya lanjutkan karna itu adalah tradisi yang baik, seprti membagi makanan, siapa yang menyalahkan seseorang berbagi makanan.

"Bahkan justru dianjurkan kalau kita menjelang bulan Ramadhan, kita harus menjalin hubungan yang baik saling meminta maaf, antar sanak sadara," tambah Buya Yahya.

"Mendoakan saudara kita teman kita yang sudah meninggal, itu adalah hal baik dan juga dianjurkan, bahkan bakti kita kepada mereka yang sudah mendahului kita, adalah mendoakan," demikian Penjelasan Buya Yahya. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved