Berita Sumba Timur

Panen Tomat di Kambera, Bupati Sumba Timur Apresiasi Petani Milenial Tunas Baru

Inisiatif pemuda yang disebut petani milenial yang tergabung dalam kelompok tani Tunas Baru ini sudah terlaksana beberapa tahun yang lalu.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/FERDY NAGA
Suasana Panen oleh bupati Sumba Timur Khristofel Praing di lahan kelompok tani milenial Tunas Baru kabupaten Sumba Timur 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga

POS-KUPANG.COM, SUMBA TIMUR - Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing mengapresiasi petani milenial Tunas Baru saat menghadiri panen simbolis tomat gustavi S1 dan penanam dewata 76 F1, yang diselenggarakan di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Minggu 26 Februari 2023.

Inisiatif pemuda yang disebut petani milenial yang tergabung dalam kelompok tani Tunas Baru ini sudah terlaksana beberapa tahun yang lalu.

"Rupanya dengan berkelompok, lebih mudah dikoordinir, lebih mudah untuk membagi pengetahuan dan lebih mudah saling memotivasi satu dengan yang lain," ujar Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing.

Kegiatan panen simbolis ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Sumba Timur, Nico Pandarangga Dandim 1601 Kabupaten Sumba Timur.

Baca juga: Polres Sumba Timur Razia 8 Kendaraan Pemerintah Daerah Tak Gunakan Plat Nomor 

Sekitar 7000 pohon tomat yang ditanam oleh kelompok tani milenial Tunas Baru di lahan seluas satu setengah hektar.

Dengan adanya inovasi dari para petani, Bupati Khristofel Praing mengatakan selain mendapatkan nilai ekonomi, para petani milenial ini aka disibukkan dengan kegiatan bertani yang membuat mereka menyalurkan tenaga dan pikiran.

Ia mengatakan tomat yang di tanam di lahan ini sekitar 7000 pohon satu pohon, jika perawatan intensif itu 3 sampai 4 kilo, tetapi kalau standar saja dua kilo, kalau dua kilo berarti 7000 di kali dua kilo berarti 14 ribu kilo, 14 ribu kilogram dikali dengan 15 ribu rupiah berarti sekitar 21 satu juta.

"Kita juga melihat tadi ketika sementara memanen tomat langsung juga ditanam lombok pada lahan yang bersamaan, sehingga pasca panen dalam waktu yang tidak terlalu lama panen lombok lagi," tuturnya.

"Kita berharap masyarakat harus menyadari, sebenarnya petani itu adalah profesi yang menjanjikan dan kita berharap bukan hanya disini saja tetapi juga diseluruh Sumba Timur," harap Khristofel.

Baca juga: Warga Kambajawa Sumba Timur Ditemukan Tewas Gantung Diri

Nico Pandarangga menyebut perlu adanya gerakan petani milenial untuk ketahanan pangan.

"Artinya bukan hanya dengan kesulitan-kesulitan saja tetapi juga dengan ini merupakan inovasi-inovasi baru untuk bagaimana meningkatkan ketahanan dan ekonomi dari petani," imbuhnya.

Menurutnya dalam mengahadapi hama belalang secara global, membuat kondisi dalam rawan pangan secara global dan kekeringan iklim yang tidak menentu seperti ini, petani memang harus berinovasi untuk menghasilkan komoditi yang bernilai jual tinggi.

Ia mengatakan Ini  harus menjadi contoh kepada milenial, kenapa milenial karena milenial mempunyai semangat muda untuk mempengaruhi milenial yang lain.

"Ini juga merupakan perintah bupati dan wakil bupati, bagaimana kita bisa semakin sinergis kalau hanya pemerintah sendiri, artinya kita harus melibatkan pengusaha dan masyarakat tentunya pemerintah harus hadir memberikan bibit serta pengetahuan kepada petani," jelasnya. (Cr21)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved