Banjir Brasil
Banjir Brasil, Korban Tewas Akibat Tanah Longsor Meningkat Jadi 57 Orang
Korban tewas akibat hujan lebat yang menghancurkan wilayah pesisir negara bagian Sao Paulo tenggara Brasil mencapai 57 orang pada Jumat 24 Februari
POS-KUPANG.COM - Korban tewas akibat hujan lebat yang menghancurkan wilayah pesisir negara bagian Sao Paulo tenggara Brasil mencapai 57 orang pada Jumat 24 Februari 2023 waktu setempat, menurut angka resmi.
Hujan deras telah menyebabkan tanah longsor dan banjir di kota-kota pesisir negara bagian terkaya Brasil sejak akhir pekan lalu. Kota Sao Sebastiao menanggung beban korban jiwa, dengan 56 kematian yang dilaporkan.
Pemerintah negara bagian Sao Paulo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hujan diperkirakan akan turun lebih banyak pada Jumat sementara upaya pencarian dan penyelamatan berlanjut dengan puluhan orang masih hilang. Lebih dari 4.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, tambahnya.

Pemerintah daerah juga mengimbau wisatawan untuk tidak bepergian ke kota-kota di wilayah tersebut untuk menghindari rumah sakit, jalan, dan pasokan air dan makanan yang kelebihan muatan.
Ia menambahkan sedang melakukan langkah-langkah pengendalian untuk menghindari biaya yang tidak wajar dalam makanan, air, bahan bakar dan pasokan lainnya di pantai.
Pada hari Kamis, sebuah kapal Angkatan Laut Brasil tiba di Sao Sebastiao untuk membantu menyelamatkan para korban.
Kapal akan berfungsi sebagai rumah sakit lapangan darurat, dan dilengkapi dengan helikopter dan kendaraan pendarat, serta tempat tidur rumah sakit.
Baca juga: Banjir Brasil: 48 Orang Tewas, Belasan Hilang Tertimbun Tanah Longsor di Sao Paulo
Menteri Pembangunan Regional Waldez Goes mengatakan pada hari Jumat Presiden Luiz Inacio Lula da Silva telah memerintahkan dia untuk menjaga dialog dengan pejabat lokal dan memastikan layanan diberikan kepada penduduk yang terkena dampak.
Pemerintah juga akan bekerja untuk "memulihkan dan membangun kembali kota", tambah Goes.
Diperkirakan 9,5 juta dari 215 juta penduduk Brasil tinggal di daerah dengan risiko tinggi banjir atau tanah longsor -- terutama di lingkungan favela yang miskin.
Negara Amerika Selatan itu telah dilanda serangkaian bencana cuaca mematikan dalam beberapa tahun terakhir, yang menurut para ahli kemungkinan besar diperparah oleh perubahan iklim.
(aawsat.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS