KKB Papua

KKB Papua - Yudo Margono Bicara Soal Penyanderaan Pilot Susi Air: Pelakunya Itu Kelompok Kecil Saja

Laksamana Yudo Margono Panglima TNI mengungkapkan fakta mengejutkan tentang penyanderaan pilot Susi Air yang dilakukan kelompok kecil warga bersenjata

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
KELOMPOK KECIL - Panglima TNI meminta kasus penyanderaan pilot Susi Air agar tidak dibesar-besarkan. Pelaku tindakan tersebut hanya sekelompok kecil saja. Dengan demikian, kasus ini merupakan tindak pidana yang diselesaikan dengan penegakkan hukum. 

POS-KUPANG.COM - Laksamana Yudo Margono, Panglima TNI mengungkapkan fakta mengejutkan tentang penyanderaan pilot Susi Air yang dilakukan sekelompok kriminalis bersenjata di wilayah Pegunungan Papua.

Penyanderaan itu, katanya, dilakukan oleh kelompok kecil saja. "Kalau di Jawa, ini kayak premanisme. Hanya menekan masyarakat untuk meminta uang, nanti setelah itu kembali lagi."

Laksamana Yudo Margono mengatakan itu untuk merespon penyanderaan pilot Susi Air oleh anggota KKB Papua yang dipimpin Panglima KODAP III Ndugama, Egianus Kogoya.

Dikatakannya, Kelompok Kriminal Bersenjata yang menyandera Philips Mark Merthens, pilot Susi Air, tidak bisa langsung diserang secara militer.

Saat ini, lanjut dia, TNI dan Polri terus berupaya membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut dengan cara-cara yang persuasif.

Baca juga: KKB Papua - Mahfud MD Ungkap Fakta: KKB Papua Sudah Dikepung Tapi Dibatalkan Demi Selandia Baru

Upaya yang dilakukan masih pada tataran penegakkan hukum. Jadi, tidak bisa kita langsung laksanakan operasi militer.

TNI Polri, lanjut dia, masih mengedepankan penegakan hukum, apalagi yang disandera adalah orang asing. Jadi kita tetap upayakan dengan cara-cara persuasif," ujarnya kepada wartawan di Denpasar, Bali, Rabu 22 Februari 2023.

Langkah persuasif itu, kata Panglima TNI, merupakan cara terbaik, karena saat ini situasi Papua dalam keadaan damai, masyarakat setempat pun jangan jadi korban.

DAHULUKAN NEGOSIASI - Ketua Komnas HAM PApua dan Papua Barat, Frits Ramandey meminta pemerintah mendahulukan negisoasi ketimbang militer untuk menyelesaikan masalah penyanderaan pilot Susi Air, Philips Mark Merthrtens dari tangan KKB Papua
DAHULUKAN NEGOSIASI - Ketua Komnas HAM PApua dan Papua Barat, Frits Ramandey meminta pemerintah mendahulukan negisoasi ketimbang militer untuk menyelesaikan masalah penyanderaan pilot Susi Air, Philips Mark Merthrtens dari tangan KKB Papua (POS-KUPANG.COM)

Untuk itu, lanjut Yudo, pihaknya meminta Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge bersama para tokoh agama dan adat setempat agar terus bernegosiasi dengan KKB agar pilot Susi Air segera dilepas.

"Kita tidak bisa menyelesaikan ini dengan cara militer yang langsung menyerang. Karena Papua dalam situasi damai dan masyarakatnya juga ada di situ," ujarnya.

Yudo juga memastikan, bahwa tidak akan ada penambahan pasukan di Papua gegara peristiwa penyanderaan pilot oleh Egianus Kogoya.

"kemarin itu kan pergantian pasukan dan tidak ada tambah pasukan. Pasukan yang ditugaskan itu BKO Polri dan juga ada pasukan organik yang sudah standby di Papua," ujarnya.

Ia juga meminta agar peristiwa penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB, tak perlu dibesar-besarkan.

Pasalnya, KKB nekat melakukan tindakan itu agar terlihat sebagai organisasi besar. Padahal cara-cara yang dilakukannya sebagai upaya menekan masyarakat agar mendapatkan uang.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved