Berita Sumba Timur
Unkriswina Sumba Bentuk Tim Tanggap Bencana dan Perubahan Iklim
Tanggap perubahan iklim dan bencana, Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba membentuk tim tanggap bencana dan perubahan iklim.
Laporan Wartawan POS-KUPANG COM Ferdinand Edo Putra Naga
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Tanggap perubahan iklim dan bencana, Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba membentuk tim tanggap bencana dan perubahan iklim.
Menurut Rektor Unkriswina Sumba, Dr. Maklon Killa, SE.M Si tim ini di bentuk guna merespon masalah- masalah yang berhubungan dengan perubahan iklim juga tanggap bencana alam.
Didampingi Ketua LPPM, Firat Maiyasa dan Ketua Tim Tanggap Bencana dan Perubahan Iklim Unkriswina Sumba, Elfis Umbu Katongu Retang, Maklon Killa mengatakan, sejak tahun lalu dan beberapa tahun belakangan ini, diketahui bahwa di Pulau Sumba dihadapkan dengan berbagai bencana.
Baca juga: Tim Prodi Hukum Sabet Juara Debat Ilmiah Mahasiswa Unkriswina Sumba 2022
"Tidak hanya bencana alam, tetapi juga kita dihadapkan dengan bencana belalang serta penyakit lainya termasuk penyakit ASF yang belum selesai," kata Maklon Killa.
Menurutnya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang ada di Sumba, tidak serta merta menutup mata terhadap kondisi yang dialami oleh masyarakat.
"Secara kelembagaan kami telah melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kapasitas kami sebagai lembaga pendidikan," ujarnya saat memberikan informasi kepada pers Jumat 27 Januari 2023.
Ia mengatakan bahwa ketika terjadi bencana alam pada tahun 2021, yakni bencana Badai Seroja, Unkriswina telah membentuk tim satgas bencana yang kemudian merespon secara cepat terhadap bencana tersebut.
Baca juga: Dorong Mahasiswa Lebih Kritis dan Solutif, Prodi Hukum Unkriswina Sumba Gelar Debat Ilmiah Mahasiswa
"Kita juga bekerja sama dengan berbagai mitra untuk membantu meringankan korban atau bencana, sehingga di tahun 2021 cukup banyak mitra yang bekerja sama untuk memberikan bantuan,"imbuh Maklon Killa.
Ia juga mengatakan hal tersebut sama seperti saat wabah Covid, berkaca dari kondisi-kondisi yang dialami bahwa bisa terjadi kondisi krisis pangan secara global.
Menurutnya musim ini sepertinya terjadi perubahan iklim yang cukup ekstrem, dengan adanya curah hujan yang tidak menentu di bulan Oktober, bahkan bulan September itu hujan deras, lalu Desember itu tidak hujan, sehingga menjadi dampak bagi petani.
Ia menambahkan, adanya serangan hama belalang yang dirasakan hingga saat ini, sebenarnya Unwina telah melakukan berbagai cara , berbagai respon terhadap hasil ini, baik itu respon secara akademik atau secara pelayanan pengabdian kepada masyarakat.
"Kami sengaja membentuk sebuah tim yang kami sebut sebagai tim tanggap bencana dan perubahan iklim, yang diketuai oleh pak Elfis Umbu," ujar Maklon
Lebih lanjut dikatakan, Tim Tanggap Bencana dan Perubahan Iklim Unkriswina Sumba dibentuk guna melakukan kordinasi-kordinasi yang akan mempermudah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama untuk penanggulangan antisipasi potensi-potensi bencana kelaparan potensi krisis pangan secara global maupun didaerah Sumba.