Virus Babi Afrika
DPRD Minta Pemerintah Segera Antisipasi Penyakit ASF di NTT
Pemerintah Provinsi NTT harus segera mengatisipasi mewabahnya virus African Swine Fever (ASF)yang menyerang ratusan ternak babi di NTT.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi NTT harus segera mengatisipasi mewabahnya virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ratusan ternak babi hingga menyebabkan kematian di NTT.
Pasalnya, salah satu pertumbuhan ekonomi di NTT bersumber dari ternak babi.
Demikian disampaikan anggota DPRD NTT, Drs. Hugo Rehi Kalembu M. Si, kepada POS KUPANG.COM melalui telepon seluler, Sabtu 28 Januari 2023 malam.
Baca juga: Dinas Peternakan NTT Catat 256 Ekor Babi Terkena ASF
Menurut Hugo Rehi Kalembu, pemerintah tidak boleh menganggap wabah virus ASF itu penyakit biasa-biasa saja, harus ada langka antisipasi. Karena ini yang membuat ekonomi kita akan anjlok.
Saat ini sudah ratusan babi mati terserang virus ASF.
"Penyakit ini tidak bisa dibiarkan dan disembuhkan secara alamiah. Harus ada tindakan pembasmian oleh pemerintah. Berapapun dananya, karena ini menyangkut hajatan banyak orang. Ekonomi di NTT tumbuh salah satunya karena ternak babi, termasuk urusan budaya," kata Hugo Regi kalembu.
Politisi Golkar itu meminta pemerintah untuk segera melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, khusus kabupaten yang terserang virus ASF.
Walau diakui sudah ada upaya dari pemerintah saat ini seperti melakukan disinfektan, tetapi itu tidak permanen, tetapi tindakan itu biasa - biasa saja.
"Harus ada langka konkret, misalnya harus ada penelitian dan segera menutup jalur lalulintas hewan. Bila perlu kita di NTT membuat pabrik pakan sendiri untuk kebutuhan lokal," ujar Hugo yang juga sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD NTT.
Terkait anggaran, ia mengatakan bahwa DPRD siap mendukung jika pemerintah melakukan penelitian duluan.
Baca juga: 37 Ekor Babi di Kota Kupang Mati Akibat Virus ASF
"Buat penelitian dulu baru, anggaran bisa dimajukan," ujarnya.
Karena itu, ia berharap agar pemerintah bisa menggerakkan daya dan dana untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat yang bergantung pada peternakan Babi ini.
Setiap karantina yang ada disetiap perbatasan harus diperketat. (cr23)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS