Cuaca Ekstrem
Cuaca Ekstrem, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Tujuh Wilayah di NTT
Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang mengeluarkan peringatan dini dalam bahan publikasinya, Senin 2 Januari 2022.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tujuh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi terjadi Banjir Rob atau pesisir pada 3-4 Januari 2023.
Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang mengeluarkan peringatan dini dalam bahan publikasinya, Senin 2 Januari 2022.
Kepala Stasiun Syaeful Hadi menyebut Banjir Rob (pesisir) adalah peristiwa naiknya permukaan air laut ke daratan pesisir pantai yang disebabkan oleh air laut pasang atau curah hujan yang tinggi, kemudian menyebabkan daerah disekitarnya tergenang oleh air laut.
Tujuh wilayah yang dimaksud, menurut Syaeful diantaranya pesisir pulau Flores, pesisir pulau Alor, pesisir pulau Sumba, pesisir pulau Sabu hingga pulau Raijua, pesisir pulau Timor dan pesisir pulau Rote.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Angin Kencang Landa Kota Kumba Utara Manggarai Timur
Ia menerangkan, penyebab terjadinya banjir Rob yakni adanya fenomena Bulan Baru pada tanggal 23 Desember 2022 dan Perigee (Jarak terdekat bulan ke bumi) pada tanggal 24 Desember 2022 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
"Berdasarkan pantauan data prediksi pasang surut, tinggi gembang, kecepatan angin dan curah hujan yang tinggi maka dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Nusa Tenggara Timur berupa potensi banjir pesisir," tambah Syaeful.
Akibat dari ini, akan berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan.
Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Banjir Pesisir, serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Badai Angin Kencang Rusaki Rumah Janda Lansia di Ekasapta Flores Timur
Sebelumnya, Stasiun Maritim Tenau Kupang juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 6 meter di perairan NTT. Status itu berlaku hingga 3 Januari 2023, besok.
Pihaknya menginformasikan bahwa tinggi gelombang 4-6 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia Selatan Sumba - Sabu, Perairan Selatan Kupang - Rote dan Samudera Hindia Selatan Kupang - Rote.
Sementara itu, tinggi gelombang 2-4 meter berpeluang terjadi di perairan Utara Flores, selat Sumba bagian Barat, selat Sawu dan perairan Utara Kupang-Rote. Untuk tinggi gelombang 1-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian Selatan, selat Sumba bagian Timur, selat Flores-Lamakera, selat Alor - Pantar, selat Ombai dan selat Wetar.
"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," sebut kepala Stasiun Syaeful Hadi.
Dia mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. Sisi lain, Syaeful berpesan agar masyarakat ataupun operator kapal bisa melihat perkembangan cuaca melalui BMKG atau otoritas terkait. (Fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.