Pilpres 2024
Surya Paloh Galau, Bukan Soal Calon Presiden Anies Baswedan Tapi Gegara Kabinet Jokowi
Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem kini sedang dirundung 'kegalauan'. 'Kegundahan' Surya Paloh itu bukan soal calon presiden Anies Baswedan.
POS-KUPANG.COM - Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem kini sedang dirundung 'kegalauan'. 'Kegundahan' Surya Paloh itu bukan soal calon presiden Anies Baswedan tetapi gegara Kabinet Jokowi.
Fakta tentang 'kegelisahan' Surya Paloh itu diungkapkan Lembaga Survei Indonesia atau LSI Denny JA.
Disebutkan bahwa kondisi psikologis tersebut bukan hanya dialami oleh Surya Paloh, tetapi juga ketua-ketua umum partai yang lain, seperti Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri dan Airlangga Hartarto.
Partai politik yang dimaksud, adalah partai politik yang kini menjadi king maker untuk Pemilihan Umum pada tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Surya Paloh Tak Akan Iri Gegara Ucapan Jokowi kepada Prabowo Subianto Soal Jatah Presiden 2024
King maker tersebut, masing-masing Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Selain itu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.

Menurut LSI Denny JA, keempat king maker ini masing-masing memiliki dilema dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang.
Surya Paloh, misalnya, memiliki dilema apakah Partai NasDem keluar dari Kabinet Indonesia Maju untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) atau tidak.
"Jadi, Surya Paloh dilema, apakah NasDem tetap di pemerintahan (Kabinet Jokowi) atau keluar dari pemerintahan agar secara tegas mengusung Anies Baswedan," tulis LSI Denny JA dikutip, Rabu 21 Desember 2022.
Sementara, Megawati Soekarnoputi juga galau untuk menentukan calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Prabowo Subianto.
Baca juga: Andika Perkasa Dapat Tempat Spesial di Partai NasDem, Willy Aditya: Usai Tahun Baru Kami Silaturahmi
Apakah memilih Puan Maharani untuk mendampingi Prabowo Subiato, ataukah Ganjar Pranowo.
Bu Mega justeru juga semakin dilema, apakah meninggalkan Prabowo Subianto kemudian mengusung kader PDIP untuk maju sebagai calon presiden.
"Dilema Megawati itu adalah dua hal tersebut. Mengajukan calon wakil presiden ke Prabowo atau meninggalkan Prabowo kemudian mengajukan kader sendiri untuk calon presiden," tulis LSI Denny JA
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto juga mengalami situasi serupa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia itu, tulis LSI Denny JA, juga dilema, apakah maju sebagai calon presiden meski elektabilitas rendah ataukah memilih figur lain.
"Dilema Airlangga Hartarto misalnya adalah maju sebagai capres (tapi elektabilitas belum tinggi) atau fokus menjadi cawapres bagi capres yang paling potensial menang," ucap LSI Denny JA.
Sedangkan Prabowo Subianto, ungkap LSI Denny JA, juga galau untuk mencari cawapres di luar mitra koalisinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Dilema Prabowo misalnya adalah kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh harus Cak Imin cawapresnya," ungkap LSI Denny JA.
Hasil survei LSI Denny JA tentang posisi dilema para king maker Pilpres 2024 itu dilakukan pada edisi 10 hingga 19 Oktober 2022 lalu.
Baca juga: Prabowo Subianto-Puan Maharani Bakal Berduet, Wacana Koalisi PDIP-Gerindra Semakin Menguat
Survei tersebut menggunakan riset kualitatif. Survei nasional ini menggunakan 1200 responden yang tersebar pada 34 Provinsi di Indonesia.
Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen.
Sementara riset kualitatif Desember 2022 dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS